41.

8.2K 1.2K 378
                                    

Darcy Capella Styles berdiri di depan pintu apartment Peter.

Dia tidak berani mengetuk pintu,

Dia takut kehadirannya tidak diinginkan oleh Peter,

Tapi dia juga ingin bertemu Peter dan meminta maaf padanya.

Ketika Darcy bangun dari tidurnya, ia mengingat kembali pertengkaran mereka berdua. Pertengkaran yang muncul karena Darcy dan Peter sama-sama marah. Karena adanya api cemburu yang dirasakan oleh Darcy ketika melihat Peter dan Tricia bermesraan.

Pagi ini, Darcy mulai memikirkan kembali tindakannya. Ia sadar bahwa kemarin ia bertindak dengan sangat tidak rasional. Ia menuduh Peter yang macam-macam, ia terbakar amarah, dan ia juga sudah bersikap egois.

Bagaimana bisa dia melarang Peter untuk pindah ke Australia, padahal dia jelas tau bahwa Peter sangat merindukan orangtua nya?

Darcy sadar bahwa dia sudah sangat egois. Dia melarang Peter untuk berkumpul dengan keluarganya lagi, padahal dia tau bahwa Peter sangat ingin diterima keluarga nya.

Darcy menarik napas dalam dan mengetuk pintu.

Tak lama, pintu pun terbuka. Namun betapa kecewanya Darcy ketika melihat sosok Tyler di depannya, bukan Peter.

"Darcy? Ayo masuk." Ajak Tyler. Darcy mengangguk dan memasuki tempat yang sudah ia anggap sebagai rumah keduanya itu.

"Peter ada?" Tanya Darcy.

Tyler mengerutkan keningnya. "Kau tidak tau? Peter kan sudah berangkat pagi-pagi buta. Dia mau pergi ke Australia."

Jantung Darcy seolah berhenti berdetak ketika ia mendengar ucapan Tyler.

"Benarkah?"

Tyler menganguk. "Aku kira kau yang mengantar dia ke bandara! Dia pergi jam lima pagi tadi.. aku sendiri juga tidak bisa mengantar dia ke bandara karena aku ada kelas jam tujuh pagi tadi." Ucapnya.

Darcy tak kuasa menahan tangisnya, membuat Tyler merasa bersalah.

"Hey, hey.. Kenapa kau menangis? Ada apa?" Ucap Tyler. Darcy tidak menyahut dan terus menangis. Tyler pun akhirnya memeluk Darcy, membiarkan Darcy menangis di pelukannya.

Tyler menyanyangi Darcy,  ia menganggap Darcy sebagai adiknya sendiri, dan ia akan ikut sedih jika melihat adiknya sedih.

"Kami putus." Isakk Darcy.

Tyler diam dan hanya mengusap rambut Darcy pelan.

"Ini semua salahku." Isak Darcy lagi.

Mendengarnya, Tyler langsung melepaskan pelukan Darcy dan menatapnya lembut.

"Pssh. Jangan bilang begitu. Aku yakin kau tidak salah apa-apa." Ucapnya. Darcy menggelengkan kepala, bagaimanapun gadis ini memang keras kepala.

"Aku serius, Ty. Ini semua salahku. Aku bodoh sekali.. Aku terbakar api cemburu.. Aku egois." Tyler tersenyum sedih ketika mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Memangnya apa masalah kalian sehingga kalian bisa putus?"

Tangisan Darcy kembali pecah, dengan sedikit terbata-bata, ia menceritakan isi perdebatan kemarin kepada Tyler. Tyler pun mendengarkan cerita Darcy dengan seksama, sesekali ia mengusap punggung Darcy, menunjukkan support untuk gadis itu.

"Darcy, kau sama sekali tidak salah." Ucap Tyler ketika Darcy selesai cerita. "Jika aku menjadi kau, aku juga pasti akan sangat marah jika kekasihku bermesraan dengan orang lain. Kau sama sekali tidak salah, D. Jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri." Ucapnya.

Little Fairy: Wherever You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang