Aiden Smith
"Darcyyy.... aku jauh-jauh datang dari Chicago untukmu tapi inikah caramu membalas perjuanganku? Kau malah mengacuhkan aku dan mengerjakan tugasmu.." ucapanku yang merengek dan mencari perhatian Darcy hanya disambut oleh dengusan darinya.
"Kalau begitu kemasi barangmu dan kembali ke Chicago." ucapnya tanpa menghentikan diri untuk mengetik entah apa itu di laptop nya.
"Tidak bisa. aku sudah memutuskan untuk bolos kuliah dua hari." Jawabku. Darcy mendengus. "Berarti aku harus bersama kau selama dua hari? Duh Tuhan cobaan macam apa ini.."
Ucapan nya membuatku tertawa geli. "Oh ayolah,kau tidak perlu berpura-pura tidak menyukai kehadiranku disini. Aku tau kok,jauh dalam hatimu kau sangat senang dan sangat bersyukur karena aku ada disini menemanimu." ucapku dengan nada genit dan mengedipkan sebelah mataku untuknya.
Darcy,untuk sejenak,mengalihkan tatapan nya dari laptop dan menatapku dengan wajah datar.
"Tadinya aku sangat bersyukur karena ada kau disini. Tapi kemudian,kau membuka mulut besarmu itu dan aku rasa syukur ku itu hilang seketika,tergantikan perasaan ingin menendang bokongmu dari apartment ku dan dari Boston." ucapan nya membuat tawaku meledak.
"Aww,apakah aku mengganggumu?" Tanyaku dengan suara dan wajah yang kubuat polos.
"Banget." gumamnya.
"Baiklah aku janji aku akan diam dan membiarkanmu mengerjakan tugas mu itu." ucapku lagi. Darcy menatapku tak percaya.
"Sungguh?" Ucapnya,aku mengangguk dan menahan tawa melihat ekspresi nya yang terlihat senang itu.
Cuman Darcy yang bisa mengerjakan tugas dengan hati senang dan tanpa mengeluh...
"Thanks god! Akhirnya kau mengabulkan doaku!" Ucapnya seakan ia sedang bicara pada Tuhan. Aku hanya memutar mata dan mengamati Darcy yang melanjutkan pekerjaan nya dengan hati yang senang.
Gadis ini...
Tatapanku berganti kearah tangan kanan Darcy yang terkelupas itu. Seketika itu juga,darahku menjadi panas rasanya.
Gadis ini terluka,
Dan di fitnah,
Tapi Luke,kekasihnya itu malah lebih percaya pada orang asing daripada percaya pada Darcy.
Aku mengeluarkan ponselku,dan diam-diam---agar Darcy tidak menyadarinya--- aku memotret tangan kanan nya.
Jika Darcy tidak melakukan sesuatu untuk membersihkan namanya,maka aku lah yang akan melakukan nya. Aku yang akan maju dan menendang bokong Luke.
Setelah aku memotret tangan Darcy secara diam-diam,aku pun langsung mengirim hasil jepretan ku itu ke Luke.
To: Luke
Bagaimana rasanya saat kau tidak mempercayai kekasihmu sendiri dan ternyata kekasihmu itu seratus persen benar? Bagaimana rasanya melihat dia terluka karena perbuatan FANS mu yang selalu ada untuk mendukungmu?
Aku menuliskan itu setelah foto terkirim.
Kemudian,aku mematikan ponselku. Aku tidak mau bertengkar dengan Luke jika ada Darcy disini.
Aku kembali mengamati Darcy yang masih asyik mengetik tugas nya dan tidak menyadari perbuatanku tadi.
Maafkan aku,Darcy.
Aku tau kau tidak mau aku ikut campur dan membantumu menghadapi masalah mu ini.
Tapi aku tidak bisa diam saja dan melihatmu terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fairy: Wherever You Are
Fiksi Penggemar"Every night I almost call you just to say it always will be you,wherever you are,Darcy." Darcy Capella Styles,17 tahun,mahasiswi baru Harvard University. Luke Robert Horan,18 tahun,rockstar. Mereka sedang menjalani mimpi mereka masing-masing. Lal...