40.

6.9K 1.2K 298
                                    

"It's been a long time, moron."

Luke Robert Horan tersenyum kecil ketika mendengar ucapan gadis yang ia puja itu,

Luke merindukan suara ini,

Luke merindukan gadis ini.

Hari ini, entah kenapa perasaan rindu Luke pada Darcy semakin memuncak. Rasanya, Luke tiba-tiba ingin sekali mendengar suara Darcy lagi.

Jadi, dia bertekad dan memberanikan diri untuk menelepon gadis pujaan nya itu.

Tapi betapa khawatir nya ia ketika mendengar suara Darcy yang serak, menandakan bahwa ia baru saja menangis.

"Kenapa kau menangis?"

Darcy, yang masih berbaring di ranjang nya menghapus air mata dan memasang wajah berani nya walaupun Luke tidak bisa melihat dirinya sekarang.

Darcy tidak mau Luke tau bahwa ia saat ini menangis.

Darcy tidak mau Luke berpikir bahwa ia tetap lah seorang gadis cengeng yang menangis karena cinta.

Darcy harus menunjukkan bahwa saat ini ia bahagia.

"Aku? Menangis? Pffft yang benar saja." Ucapnya. "Aku hanya sedang flu." Tambah Darcy lagi.

Luke menggelengkan kepalanya, ia tidak percaya pada ucapan Darcy, namun dia tidak akan memperpanjang masalah. Lagipula, Luke sadar bahwa dia baru saja datang kembali ke kehidupan Darcy. Sangat tidak pantas jika dia tiba-tiba memaksa Darcy untuk jujur padanya.

Dan juga...
Luke tau bahwa butuh waktu yang sangat panjang untuk membuat Darcy kembali percaya padanya.

"Oh, pantas saja suara mu terdengar seperti sapi sekarat." Ucap Luke.

Darcy mendengus, tapi ia tidak sanggup menahan senyuman kecil yang menghiasi wajahnya.

Betapa rindunya ia pada suara dan candaan Luke yang terkadang tidak lucu ini.

"Kau sendiri bagaimana? Bagaimana kabarmu? Kenapa tidak pernah meneleponku?" Tanyanya balik.

"It's only take you... One year to call me." Tambah Darcy.

Luke tersenyum. "Still sassy, i see?"

"Still dumb, i see?" Darcy scoffed.

Luke tidak tahan lagi,

ia tertawa,

Ia tidak pernah merasa sesenang ini sebelumnya.

Hanya bicara dengan Darcy pun dapat membuatnya senang.

"Man... I miss you." Ucap Luke tanpa sadar.

Hening.

Luke merasa bahwa ia salah bicara karena Darcy tidak menjawab ucapannya.

"Aku juga merindukanmu, bocah pirang idiot."

Perasaan khawatir Luke pun hilang, ia tersenyum mendengar ucapan Darcy.

"Aku dengar dari Grace, kau sekarang laku sekali ya? Banyak perempuan yang mengantri."

Lagi-lagi Luke dibuat tertawa oleh ucapan Darcy. "Tentu saja. Aku ini kan Mr. Rockstar." Canda Luke. "Bagaimana kabar Peter?" Luke pun mrmberanikan diri untuk menanyakan hal itu.

Darcy berusaha menahan airmata nya ketika mendengar nama Peter disebut.

Darcy berdehem sebentar. "Dia baik-baik saja." Ucapnya. "Dia baru saja pulang."

Perasaan kecewa itu pun muncul lagi. Luke merasa kecewa karena ternyata hubungan Darcy dan Peter masih baik-baik saja.

"Ya ampun! Aku jahat sekali jika aku mempunyai keinginan agar mereka berpisah." Ucap Luke dalam hati.

"Sampaikan salamku untuknya." Ucap Luke. Darcy tidam berkata apa-apa dan hanya tertawa, membuat Luke sedikit bingung.

"Kapan kau mengunjungi ku?" Tanya Darcy, mengubah topik pembicaraan.

Luke tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu. "Dua minggu lagi aku akan ke New York. Nanti aku mampir ke Cambridge sebentar, ok?"

"Apakah tiga baboon yang lain akan ikut?

Luke tertawa renyah. "Tentu saja! Kami ke New York untuk shooting music video baru."

"Huuu sombong sekali.." Ejek Darcy, tapi jauh dalam hatinya ia merasa sangat bangga pada teman-temannya itu.

"Kenapa? Iri ya? Apa kau mau muncul di music video kami? Jadi figuran yang tugasnya cuma lewat-lewat saja, lumayan dapat duit." Goda Luke.

Darcy tertawa dan membalas ledekan Luke.

Mereka pun saling ejek, saling goda, saling bertukar canda tawa,

Dan malam itu,

Kesedihan Darcy pun sedikit berkurang,

Berkat kembalinya sahabat terbaik yang pernah ia punya.

*****

Little Fairy: Wherever You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang