"Take care, babe. I love you so much." Luke bergumam di lekuk leherku, membuatku merinding geli. Apalagi saat ini dia memelukku dengan erat nya.
"Kau juga jaga dirimu baik-baik, Luke." Balasku.
Saat ini, kami berdua berada di bandara. Aku akan kembali ke Cambridge, dan kemudian langsung kuliah.
Pagi ini, aku dan Luke berpisah lagi setelah menghabiskan waktu semalam kemarin bersama.
Kami akan berpisah, tapi aku belum siap berpisah dari Luke.
Aku masih ingin berada di sampingnya, di peluknya.
"Aku pasti akan sangat merindukanmu.... Apalagi sebentar lagi kau pasti akan semakin sibuk. Tour mu sudah mulai kan?" Ucapku pelan. Luke melepaskan pelukan nya dan menangkup pipiku.
"Aku juga pasti akan rindu padamu, Darcy." Ucapnya. "Aku mungkin akan sibuk, Tapi aku janji, aku akan selalu mencari waktu untuk menelepon mu dan memberimu kabar." Ucapnya meyakinkan aku.
Aku tersenyum dan mengangguk menyetujui ucapan Luke. "I love you, Luke."
Luke tersenyum dan mencium bibirku. "I love you, Darcy bear."
*****
Ketika aku sudah mendarat di Cambridge, aku langsung memesan taksi dan meminta supir taksi untuk mengantarku menuju kampus. Dan setelah menempuh perjalanan, akhirnya aku tiba di Harvard. Untungnya aku datang tepat waktu, malah masih ada sisa waktu lima menit sebelum kelas dimulai. Tanpa menunggu lama, aku langsung berlari menuju kelas ku hari ini.
"Hello Stiles!" Sapaku pada Peter yang duduk di tempatnya. Peter melirikku, mengangkat sebelah alisnya, dan kemudian memasang earphone ke telinganya tanpa menjawab sapaan ku.
"What the hell?" Aku hanya bisa bergumam pada diriku sendiri ketika melihat tindakan Peter barusan.
"Stiles, aku mengajakmu bicara, tau." Ucapku lagi. Dia tetap diam dan mengalihkan wajah nya dariku.
"Dude, kenapa kau mendiamkan ku?" Ucapku lagi, kali ini aku menarik earphone Peter dari telinganya. Tindakanku itu membuat Peter kembali menatapku, tapi aku bisa melihat ekspresi nya yang terlihat kesal.
Aku terhenyak melihatnya.
Jarang sekali Peter terlihat kesal seperti ini..
"Bukankah kau selama ini menyuruhku diam? Menyuruhku berhenti mengganggu mu? Kini aku akan menuruti kemauanmu. Aku akan diam dan tidak mengganggu mu lagi." Ucapnya galak sembari merebut kembali earphone nya.
Aku diam dan tak bisa berkata-kata lagi melihatnya.
Kurasa Peter benar-benar marah padaku.
*****
3 hari kemudian...
"Sudahlah Darcy, biarkan saja dulu. Nanti juga dia akan kembali seperti dulu." Aku menggelengkan kepala ku keras-keras, tidak nenyetujui ucapan Zoe.
"Aku rasa kali ini dia benar-benar marah padaku, Zoe. Dia mendiamkan aku selama tiga hari ini! Tiga hari! Tapi masalahnya, aku tidak tau kenapa dia bisa semarah ini.." Jawabku frustasi. Zoe menatapku dengan wajah super datar, membuatku merengutkan keningku bingung. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanyaku.
Zoe tak menjawab, dia hanya menggelengkan kepalanya. "Darcy, Darcy.. Apa yang harus aku lakukan agar bisa membuatmu menjadi gadis yang peka?" Ucapan nya membuatku berpikir keras.
Kira-kira, kenapa Zoe berkata seperti itu?
Hmm.....
Oh shit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Fairy: Wherever You Are
Fanfiction"Every night I almost call you just to say it always will be you,wherever you are,Darcy." Darcy Capella Styles,17 tahun,mahasiswi baru Harvard University. Luke Robert Horan,18 tahun,rockstar. Mereka sedang menjalani mimpi mereka masing-masing. Lal...