Musuh dihadapan Khun tak menunjukkan reaksi apapun. Khun juga tak merasa ada pergerakan yang mencurigakan. Melihat itu, Khun terus mendekat sampai jarak yang ia rasa sudah cukup.
"Apa kau heran bagaimana aku bisa menemukan mu semudah itu? Sebenarnya ini sederhana. Tapi aku harus menahanmu dulu sebelum itu, karna tak ada jaminan kalau kau tak akan kabur."
Special Skill : Quadruple Blockage!!"
Dalam sekejap empat buah lighthouse biru milik Khun sudah mengelilingi tubuh lawan. Itu adalah teknik khusus yang digunakan oleh Light Bearer. Teknik itu biasa Khun gunakan untuk membatasi gerakan musuh.
"Serangan memang hanya bisa dilakukan jika Battle dimulai. Tapi menahan mu disini bahkan sebelum battle itu tidak melanggar peraturan. Karena itulah Light house ku masih bisa bekerja."
Khun memandangi lawannya dari ujung kepala hingga ujung kaki, "Kau itu Raja bukan?"
Orang dihadapannya itu tetap diam tanpa berkeinginan untuk menjawab. Khun pun masih tak bisa menangkap perubahan ekspresi atau gestur tubuhnya. "Kalau begitu biar aku yang menjelaskannya."
"Aku punya beberapa poin utama yang membuatku menarik kesimpulan kalau kau itu seorang Raja. Pertama, rekanku dua orang berhasil mengalahkan Ksatria kalian yang tengah berkeliaran seorang diri. Kedua, dua orang rekanku yang lain yang bergelar Menteri dan Ksatria berhasil kalian kalahkan dalam pertarungan dua lawan dua. Karena mereka kalah, komunikasi dengan mereka akan otomatis terputus dan aku tak tau pasti siapa yang mengalahkan mereka. Tapi aku menduganya kalau itu paling tidak adalah pasangan Menteri-Menteri atau sesama Menteri-Ksatria karena mereka hanya bisa dikalahkan oleh pemilik gelar yg setingkat atau lebih tinggi. Itu yang paling memungkinkan. Yang ketiga, aku barusan mendapat kabar kalau rekan ku yang sedang berkeliaran seorang diri telah mengalahkan salah satu Prajurit kalian dan satu orang yang pergi bersama Prajurit kalian itu memisah kan diri.
"Kalau begitu yang tersisa kemungkinan hanya Raja, Menteri/Ksatria dan Prajurit. Entah apa pun yang terjadi, kalian pasti tidak akan membiarkan Raja kalian seorang diri tanpa penjagaan. Dengan kata lain aku hanya perlu mencari musuh yang berpasangan maka aku akan dapat menemukan Raja di tim kalian.
"Dilihat dari jangka waktu kita bertemu, aku yakin kalian berdua bukan pasangan yang mengalahkan dua orang rekan ku, sehingga pasangan itu bisa dikeluarkan dari kecurigaan ini dan Raja pasti ada di antara kalian. Untuk menjaga Raja, paling tidak diperlukan pasangan yang kuat, artinya itu mungkin Menteri atau Ksatria. Sedangkan Prajurit terakhir kalian saat ini adalah yang sedang berkeliaran sendiri setelah memisahkan diri karena pasangannya di kalahkan oleh rekan ku barusan. Memang ada kemungkinan lain, tapi alternatif ini memiliki peluang lebih tinggi. Kalian sepertinya belum terlihat battle samasekali, yang kalau menurut ku itu karena Raja harus mengulur waktu sampai ia berhasil ditemukan lawan dan harus menghindari lawan sebisa mungkin.
"Yah, saat ini aku memang sedang bertaruh. Kemungkinan pertamanya adalah kau Rajanya dan pasangan mu tadi adalah Menteri/Ksatria. Kemungkinan kedua adalah pasanganmu itu Rajanya. Kalau kau Raja, maka aku akan mengalahkan mu dan kemenangan akan menjadi milik kami. Namun jika bukan kau pun tak jadi masalah. Aku sudah mengabari Prajurit yang satu lagi untuk menemukan Raja yang saat ini sedang bersama pasangan ku tadi jika dalam battle nanti aku yang kalah. Akhirnya tim kami tetap akan menang. Sempurna bukan? Kalau begitu haruskah aku mengalahkan mu sekarang, wahai Raja?"
Khun lalu menonaktifkan lighthouse nya, "Battle Start!"
Khun segera melakukan serangan dengan menjatuhkan tubuh lawan lalu mengunci pergerakannya dengan menekan bagian perut dan dada agar lawan tetap berbaring di lantai. Selanjutnya ia mengarahkan pisau di tangan kanannya kearah leher lawan.
"Dia ringan sekali," pikir Khun setelah dengan mudahnya menjatuhkan tubuh lawan. Ia tak merasakan adanya perlawanan dari musuhnya. Mungkin karena orang itu tahu kalau pertarungan tanpa memperdulikan gelar tidak berlaku untuk Raja dan Prajurit. Jadi semuanya hanya akan sia-sia.
'Gelar akan segera diungkap.
Tim Aguero.
Khun Aguero Agnis.
Gelar, Prajurit...
"Selesailah sudah," Pikir Khun.
'Tim Tiga
E.G
Gelar, Menteri...'
"EH?"
BLAAMM!!!!
"Arrgghhhh..."
***
"Uhhh, kepalaku masih terasa sakit," Boro memegangi kepalanya yang telah terpasang perban. "Bagaimana ini Sachi, ini di luar strategi kita. Apakah kita bisa menang? Aku sedikit bersyukur sih masih hidup walau baru saja dikalahkan."
"Aku juga mengkhawatirkannya. Saat ini Khun pasti telah menyadari apa yang terjadi dan semoga saja dia bisa mengatasinya. Akupun tak menyangka yang mengalahkan kita itu adalah gelar 'itu'."
"Harusnya ada cara lain agar kita bisa menang. Namun tim lawan pasti juga punya strategi nya sendiri. Apa kita sudah jatuh dalam permainan mereka? Kurasa aku akan gila."
Sachi bertopang dagu, "Itu baru bisa diketahui saat permainan ini berakhir. Dan kita bisa melihat, siapa yang sebenarnya menguasai permainan ini."
Keduanya lalu terdiam larut pada pikirannya masing-masing. Yang dapat mereka harapkan saat ini adalah sebuah keberuntungan agar tim mereka bisa menang. Walaupun mereka dapat melakukan ujian ulang beberapa waktu lagi, tapi itu dirasa tidak cukup efisien. Melewati ujian dengan cepat itu jauh lebih baik.
-TO BE CONTINUED-
8 April 2019
By Chaerun Nessa
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tower of God Fanfic] : Tower Flower
Fanfiction"Apa yang kau inginkan? Uang dan kekayaan? Kehormatan dan kebanggaan? Kekuasaan dan kekuatan? Balas dendam? Atau sesuatu yang melampaui itu? Apapun yang kau ingin kan, semuanya ada di sini." - Tower of God "Lebih kuat dari sebuah senjata. Lebih inda...