[II] Bloody Sacred Vase : Ch.12

740 131 11
                                    

Eileen mengelap peluh yang berjatuhan di pelipisnya. Semilir angin menerpa wajahnya membawa sedikit rasa sejuk di hari yang terik ini. Pandangannya menatap ke sebuah daratan mulai terlihat diujung sana. Kapal yang mereka tumpangi siap merapat ke dermaga terdekat dalam beberapa menit. Di sana, mereka akan mencari pecahan terakhir dari wadah bunga menara.

"Wah! Kailnya bergerak!"

Gadis itu mengalihkan pandangan di mana teman-temannya sedang menikmati waktu luang mereka. Endorsi sedang asyik berjemur dengan pakaian renangnya, sedangkan yang lain tengah memancing berharap akan mendapatkan tangkapan bagus di tengah laut yang luas ini. Lain halnya dengan Khun, lelaki itu sibuk mengotak-atik lighthouse mengumpulkan beragam informasi dari pulau tempat tujuan mereka.

"Sepertinya kita sudah harus turun," ucap Bam.

"Hwaryun bilang, kali ini kita tak akan mudah mendapatkan nya. Jadi kita harus sangat berhati-hati. Tempat ini berbahaya." timpal Khun

Sesampainya di daratan, mereka segera memasuki pulau tersebut. Pulau itu dikenal dengan nama Regous Island, sebuah pulau tak berpenghuni yang sangat jarang didatangi manusia. Begitu sampai di pulau ini, mereka sudah harus menyusuri hutan belantara. Mereka harus bisa mempertahankan langkah mereka untuk tetap berjalan ke arah Utara. Kalau tidak mereka akan tersasar dan tak akan pernah bisa keluar dari hutan itu.

Setelah mereka cukup lama berjalan, terihat sebuah bangun besar yang sangat terbengkalai. Bentuknya mirip seperti reruntuhan kuil kuno. Walaupun masih berdiri tegak, bangunan tersebut tak terlihat begitu kokoh. Rasanya jika mereka mengacau sedikit saja, tempat itu akan segera runtuh. Bangunan itu adalah tempat tujuan mereka di mana pecahan wadah bunga menara mungkin berada.

"Siapkan senjata dan pertahanan kalian," ucap Eileen begitu mereka sampai di pintu masuk.

"Ada apa, Nona Eileen. Apa ada begitu banyak jebakan di tempat ini?"

Eileen menggeleng menjawab pertanyaan Bam, "Bukan jebakan, melainkan sekelompok manusia. Bisa jadi mereka itu saingan atau musuh kita. Mulai sekarang kita harus bergerak lebih tenang."

"Instingmu tajam seperti biasanya, Eileen," puji Endorsi.

"Sebenarnya saat masih di Kapal tadi, dari kejauhan aku melihat ada kapal lain yg berpapasan dengan kita. Kalau dilihat dari arahnya, aku yakin kapal itu juga baru saja membawa orang ke pulau ini. Samar-samar aku juga melihat jejak yang mereka tinggalkan dan itu masih terlihat sangat baru," ucap gadis itu memberi penjelasan.

Bam dan lainnya terlihat mampu menerima ucapan gadis itu. Bagi mereka, mengatasi beberapa orang bukanlah hal yang sulit. Padahal sebenarnya ada beberapa poin yang tidak Eileen jelaskan. Salah satunya adalah orang-orang yang lebih dulu sampai ke tempat ini seperti nya tahu akan ada orang lain yang juga datang kesini. Jejak yang Eileen temukan terlihat baru walaupun sepertinya telah orang-orang itu coba hilangkan. Sarang laba-laba yang menutupi pintu masuk juga terlihat hanya sedikit rusak. Tandanya orang-orang itu sangat berhati-hati ketika memasuki tempat ini. Mereka seolah-olah mencoba menyamarkan kehadiran mereka.

Tentu saja itu adalah hal yang aneh. Jika orang-orang itu kebetulan berada di sini, mereka pasti tak perlu repot-repot menyembunyikan diri. Toh mereka tak tahu kalau tim Khun akan datang. Tapi sebaliknya, orang-orang ini sungguh berhati-hati. Itu artinya mereka tahu kalau Tim Khun akan datang ke tempat ini. Dan hampir bisa dipastikan, orang-orang itu telah cukup lama memerhatikan Tim Khun.

Tak ada seorang pun yang tahu informasi tentang tempat yang tim mereka tuju. Orang-orang itu memang mengincar mereka. Atau mengincar wadah bunga menara.

Seperti bagaimana kuil pada umumnya, di dalam sana banyak terdapat patung serta ukiran-ukiran kuno. Meski terlihat begitu rapuh masih banyak benda-benda yang terlihat utuh. Mereka menyusuri tempat itu sembari memperhatikan sekeliling tanpa mengurangi tingkat kewaspadaan mereka.

[Tower of God Fanfic] : Tower FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang