[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 4

1K 178 12
                                    

"Ugh, aku kesal sekali. Bisa-bisanya aku dipasangkan dengan orang tak berguna seperti dia."

"Diam kau. Seharusnya aku yang merasa kesal. Kau pikir aku senang berdua denganmu?"

Khun ikut merasa kesal dengan seseorang yang berjalan di sebelahnya. Dia Eileen. Setelah hampir setahun menjadi rekan setim, Khun akhirnya sudah cukup mengenal watak gadis itu. Sebenarnya selama ini Khun benar-benar mengawasi gerak-geriknya. Awalnya ia kira Eileen mirip seperti Hwaryun, tapi ternyata gadis itu sama gilanya dengan Endorsi. Yah, ia seperti perpaduan dari watak keduanya. Dan Khun sangat tak menyukai mereka semua.

"Harusnya aku pergi dengan Bam. Sekarang aku malah terjebak dengan Lightbearer tak berguna. Aku ingin pergi saja!" Eileen nyaris berteriak. "Bersama Rak sepertinya akan lebih baik."

"Tak berguna apanya? Kau bisa apa tanpa lightbearer sepertiku hah? Jelas aku lebih baik daripada si buaya bodoh itu. Kau lupa, aku akan terus mengawasimu," Khun membalas.

"Yang berguna dari mu itu hanya Lighthouse mu. Berikan saja benda itu dan aku tak butuh kau. Pergi sana!"

"Kau melunjak ya? Sepertinya aku harus membuang semua barang-barang mu yang ada di lighthouse ku," Ancam Khun sambil menyeringai. Karna satu-dua hal, Eileen meninggalkan beberapa barangnya di lighthouse milik Khun.

"Jangan! Dasar lelaki kejam!"

"Huuh, aku bisa gila terus berlama-lama dengan wanita sinting ini. Kalau bukan karena Endorsi, aku pasti sudah berpasangan dengan Bam," Khun memijit pelipisnya yang terasa pening.

Saat ini mereka tengah menjalankan ujian lantai 51. Setelah cukup lama menunggu giliran lantaran menumpuknya reguler, akhirnya mereka bisa menjalankan ujian ini. Arena ujian kali ini berlokasi di sebuah hutan. Ujian nya cukup mudah, saat ini mereka berperan sebagai tim bertahan. Dan tugas mereka adalah menemukan Name Tag dari tim lawan yang berperan sebagai tim pengejar untuk mengalahkan lawan. Jika mereka lebih dulu tertangkap lawan maka mereka kalah. Oleh karena itu mereka harus menemukan Name Tag sebelum lawan menangkap mereka.

Agar lebih efisien mereka membagi tim dengan masing-masing dua orang. Dan seperti biasa, Bam selalu diperebutkan. Namun akhirnya Endorsi berhasil memonopoli Bam untuknya sendiri sehingga Eileen dan Khun berakhir bersama. Endorsi bilang agar keduanya cepat akrab.

"Kau mau kemana?" Khun menarik pergelangan tangan Eileen ketika gadis itu salah arah. "Ke arah sini bodoh."

"Jangan sentuh aku, dasar mesum!" Eileen menghempaskan tangannya. Ia lalu menutupi kepalanya dengan tudung jubah miliknya membuat wajah cantik gadis itu nyaris tak terlihat.

"Aku bukan orang mesum. Jangan panggil aku begitu! Aku hanya memberitahu arahnya. Kau mau tersasar lagi?!"

"Berisik! Ini sebabnya aku tidak suka pergi dengan mu. Kau itu mesum! Kalau aku kenapa-kenapa bagaimana? Kau mau macam-macam kan?" tuduhnya.

"Astaga! Aku hanya menunjukkan jalan," Khun berjongkok sambil meremas rambutnya. "Tuhan aku tak sanggup lagi," pikirnya.

***

Di sisi lain Arena ujian. Hutan bagian timur.

"Apa Tuan Khun dan Nona Eileen baik-baik saja? Firasat ku tak enak."

"Kenapa memang nya?"

"Aku juga tak tahu ada apa di antara keduanya. Tapi Nona Eileen pernah bilang kalau Tuan Khun sering menatapnya dengan pandangan aneh. Dia jadi takut karena itu. Aku sedikit kaget saat mengetahui Tuan Khun seperti itu."

"Yah, menurutku mereka akan baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir, Bam. Tugas kita ada menyelesaikan ujian ini dengan baik agar bisa naik ke lantai selanjutnya. Setelah itu kita bisa lanjut mencari benda itu lagi," ucap Endorsi

"Itu benar. Aku tak mengira untuk mendapatkan Bunga Menara banyak yang harus dipersiapkan."

Mereka tahu mencari Bunga Menara memang tak akan mudah. Tapi mereka tak menyangka jika diminta untuk mencari benda lain sebelum itu. Benda yang dimaksud adalah wadah bunga menara. Hwaryun bilang orang-orang dari FUG juga mencari benda itu dan menyebutnya Sacred Vase.

Sacred Vase adalah wadah untuk bunga menara. Jika benda itu berada dekat dengan bunga menara, maka akan menunjukkan beberapa reaksi. Jadi seperti bunga pada umumnya yang membutuhkan pot atau vas, begitu pula dengan bunga menara yang juga membutuhkan wadah. Wadah itu juga berisi petunjuk dimana bunga menara kemungkinan berada.

Namun, kabarnya wadah itu sudah tak berbentuk utuh. Hwaryun bilang ada dua pecahan wadah. Penyebab terpecahnya wadah itu juga tak diketahui. Yang ia tahu pecahan itu kemungkinan tersebar di lantai 51-55. Informasi yang di dapat Hwaryun mengatakan pecahan pertama ada di sebuah gua di ujung area reguler. Mereka sudah menyisir seluruh gua di lantai 51 selama hampir setahun tapi tak menemukannya. Jadi mereka akan mencari lagi di lantai berikutnya begitu lulus dari ujian ini.

"Bam, itu Name Tag nya."

***

"Tunggu, kita yang pertama menyelesaikan nya?"

"Bagaimana bisa? Kukira kita yang terakhir karena kau terus-terusan mengomel tanpa henti."

Khun menatap ruang tunggu yang terlihat kosong melompong tanpa ada seorang pun di sana baik rekan maupun lawannya. Bahkan Ranker pengawas ujian pun tak terlihat ada di sana.

"Itu karna kau tidak becus bekerja!"

"Bagaimana aku mau mengerjakan tugas ku kalau kau terus berkeliaran tak jelas. Aku menjaga mu agar kau tak hilang tahu!"

"Mana mungkin aku hilang. Kau pikir aku anak kecil hah? Itu hanya alasan mu agar bisa menguntit ku terus kan?"

Dan mereka memulai kembali pertengkaran mereka yang entah sampai kapan akan berakhir. Mungkin ada lebih dari sepuluh kali mereka berdebat dalam waktu kurang dari 3 jam sejak ujian dimulai. Dan tak ada yang bisa memisahkan mereka kecuali Bam.

"Wah, kalian cepat sekali. Kalian bekerja sama lebih baik dari yang aku pikirkan," ucap Bam begitu ia memasuki ruangan itu bersama Endorsi.

"Bam, tolong aku," Eileen segera menghampiri Bam, "Khun terus menatap ku dengan pandangan anehnya lagi."

"Eh? Apa maksudmu? Kapan aku begitu? Aku ini mengawasi mu kau tau. Mengawasimu! Jangan mengadu sembarangan pada Bam!"

"Dia tadi juga menyentuhku Bam. Aku takut," Eileen lalu bersembunyi di belakang tubuh Bam.

"Benarkah begitu? Tuan Khun, aku rasa itu bukan hal yang patut kau lakukan pada seorang gadis. Nona Eileen sangat terganggu dengan itu," ucap Bam.

"Tidak Bam. Dia bohong! Aku tidak mungkin berbuat seperti itu!"

"Tapi Nona Eileen bilang begitu."

"Itu tidak benar!" balas Khun nyaris gila.

"Baru kali ini Khun kerepotan hanya karna seorang gadis," pikir Endorsi sembari tertawa kecil.

Eileen lalu memunculkan kepalanya dari belakang tubuh Bam sambil menjulurkan lidahnya mengejek Khun. "Ra-sa-kan!" ucap gadis itu tanpa bersuara.

"Sialan kau!"

-TO BE CONTINUED-

[Tower of God Fanfic] : Tower FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang