[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 13

760 134 8
                                    

Maria terlihat menyeringai, "Tentu saja, semua karna Aguero."

"Eh?"

Mereka serentak terkejut mendengar ucapan Maria. Bahkan Khun sendiri tak mengerti apa yang dimaksud gadis itu. Maria hanya tersenyum melijat wajah kebingungan yang terpampang disana-sini.

Seakan tersadar dengan apa yang terjadi, Eileen seketika mencengkram kerah Khun dan menatapnya tajam, "Apa kau menerima sesuatu darinya?"

Khun mengerjapkan matanya sebelum akhirnya ia teringat akan suatu hal. Setelah menjalani ujian kenaikan lantai, Khun menerima sebuah benda dari Maria. Benda itu adalah sebuah pin yang hanya dijual di tempatnya tinggalnya dulu. Khun mengira Maria memberinya sebagai bentuk kenang-kenangan.

Eileen mengambil benda itu dari tangan Khun dan kemudian memeriksanya. Sebuah alat penyadap.

"Bagaimana bisa kau menerima barang sembarangan tanpa memeriksanya?!" Maki Eileen.

"Aku tak mengira akan jadi seperti ini," Khun mengacak rambutnya frustrasi. Ia benar-benar telah mengacaukan segalanya.

"Kau benar-benar mengecewakanku, Khun," Eileen mendorong tubuh pria itu membuatnya termundur beberapa langkah, "Aku akan melawannya dan mengambil kembali pecahan wadah itu."

"Tunggu Eileen-"

"Diam," Eileen menghentikan Khun, "Siapa kau berhak menghentikan ku?"

Suara yang terdengar sangat dingin itu membuat Khun merasa semakin bersalah. Perasaannya kian kalut. Ia bimbang dengan apa yang harus ia lakukan.

"Kalian pergi saja duluan. Aku bisa mengatasinya sendirian," ucap Maria. Timnya terlihat ingin menolak, namun berubah pikiran begitu melihat isyarat yang Maria berikan. Gadis itu ingin bersenang-senang sendirian.

Eileen melangkah perlahan. Atmosfer di tempat itu seketika terasa memberat. Ia lalu mengangkat sebelah tangannya.

"Special Skill-Shinsoo Manipulation Technic : Expanse Stardust!"

Seketika kabut shinsoo berwarna merah menyelimuti ruangan itu. Kabut itu terlihat kian menebal seiring berjalannya waktu.

"Stardust?" Khun tau jurus itu. Itu adalah teknik andalan Eileen yang biasa gadis itu gunakan untuk pertarungan satu lawan banyak atau untuk mengepung lawan. Teknik ini mengubah shinsoo menjadi kabut yang dapat menimbulkan efek halusinasi dan membatasi pergerakan lawan. Ini termasuk teknik tingkat tinggi yang sulit digunakan karena penggunanya perlu mengendalikan shinsoo dalam jangkauan yang sangat luas. Yang Khun yakin, jika Eileen menggunakan jurus ini tandanya gadis itu benar-benar serius ingin melawan maria.

"Kau terlihat kuat. Mari kita lihat apa kau mampu mengalahkan seorang putri-"

Perkataan Maria terpotong begitu menerima serangan Eileen yang datang dari arah yang tak terduga. Gadis itu masih mempertahankan senyum di wajahnya.

"Ini menarik."

Maria terus bertahan dari serangan Eileen yang datang bertubi-tubi. Ia tak mempunyai kesempatan menyerang terutama dalam kondisi dimana penglihatannya terbatas seperti ini. Tapi gadis itu merasa masih dapat menanganinya.

Begitu melihat celah, Maria segera balik menyerang, "Shinsoo Controlling Skill : Big Wind."

Seketika angin kencang bertiup di sekeliling tubuh Maria. Kabut merah milik Eileen pun perlahan memudar akibat tiupan angin itu. Kini Maria dapat melihat dimana posisi Eileen sekarang. Khun ingat, Angin adalah elemen yang di kuasai oleh Maria.

"Kau tangguh, tapi kau bukan tandingan ku."

Maria bergerak cepat seolah-olah terbang dengan bantuan shinsoo angin miliknya. "Deep Sharp Wind!"

Eileen menangkis serangan itu dengan sebuah Bang. Maria lalu lanjut menyerang dengan tendangan berputar. Eileen terdorong kebelakang akibat serangan itu.

Pertarungan terus berlanjut di antara kedua gadis itu. Keduanya terlihat seimbang namun Eileen sudah mulai kehabisan tenaga. Maria yang melihat kesempatan itu tak menyia-nyiakannya. Ia terus menyerang berniat memojokkan Eileen sampai tak mampu lagi bertahan.

"Dasar bodoh," ucapan dari bibir Endorsi yang sedang terluka membuat Bam kebingungan.

Namun ia segera mengerti begitu melihat Maria terlempar kuat menghantam dinding ruangan akibat serangan Eileen. Runtuhan batu terlihat menimpa tubuh gadis itu. Akibat serangan Eileen yang begitu kuat, Maria kesulitan untuk bergerak.

Dengan susah payah ia mencoba bangkit. Wajahnya menyunggingkan sebuah senyuman yang amat licik lalu bibirnya bergerak mengucapkan sebuah kalimat.

Eileen membulatkan matanya, "KAU!!!" Amarah gadis memuncak sampai ke ubun-ubun. Ia harus membunuhnya, "Ultimate Skill : Vulpecula Bloody Piercing."

Eileen mengumpulkan shinsoo di telapak tangannya. Aliran shinsoo terasa kembali memberat. Dengan serangan ini, Eileen dapat menyelesaikan segalanya. Eileen melompat ke arah Maria. Namun belum sempat jurusnya ia lepaskan empat buah light house biru seketika mengelilinginya, dan ia tak bisa bergerak.

"Ini... Quadruple Blockage?" Eileen segera sadar apa yang terjadi, "Khun!"

Lelaki itu tanpa sadar ternyata telah menghentikan serangan pamungkas yang akan Eileen lancarkan, "Jangan bunuh dia." Kalimat itu terucap dengan volume yang kecil nyaris tak terdengar dari mulut lelaki itu. Namun bagi Eileen itu terdengar sangat jelas.

Hatinya terasa mencelos. Sedikit lagi, sedikit lagi ia bisa mengalahkan Maria dan mengakhiri ini semua.

"Kerja bagus, Aguero," Maria girang, "Ultimate Skill: Air Boomber."

DUARR!!!

Ledakan itu membuat seisi ruangan itu berguncang. Serangan pamungkas Maria kena telak ditubuh Eileen. Gadis itu yang tengah dalam kekangan lighthouse tak bisa berbuat apapun untuk melindungi diri. Memperkuat diri dengan shinsoo pun ia tak bisa.

"Khun! Apa yang kau lakukan!" teriak Sachi.

Cucuran darah menetes deras ke lantai. Lighthouse Khun yang terkena imbas serangan tak bisa menahan tubuh Eileen membuat tubuh gadis itu terjun bebas ke bawah. Rak lantas segera menangkap tubuh Eileen sebelum sempat menyentuh tanah.

"Hei kura-kura! Sadarlah!"

Eileen mulai kehilangan kesadarannya. Ia merasa seluruh tulangnya remuk tak tersisa. Tak ada satupun bagian tubuhnya yang bisa digerakkan. Rak semakin panik begitu melihat muntahan darah keluar dari mulut gadis itu.

Semua terjadi begitu cepat. Bahkan Bam tak sempat berbuat apa-apa. Ia merasa ini semua salahnya. Harusnya ia mampu melindungi teman-temannya.

"Aku akan melawanmu!"

"Maaf, aku harus segera pergi. Mungkin lain kali saja. Kita pasti akan bertemu lagi wahai calon pembunuh dari FUG," Maria segera pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Bam mengepalkan tangannya, "Sial!"

"Cepat! Kita harus segera mencari pertolongan!" Sachi segera mengambil alih menggendong tubuh Eileen. Sedangkan Bam membawa tubuh Endorsi yang juga sudah tak sadarkan diri dalam gendongannya. Mereka segera meninggalkan tempat itu lantaran reruntuhan itu sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera rubuh.

Khun merasa tubuhnya bergetar hebat. Tepat di depan matanya, ia membuat Eileen terluka dengan kedua tangannya.

"Uhuk-uhuk!!!" Khun terduduk di lantai. Tubuhnya memucat. Pupil matanya bergetar tak bisa fokus. Ia menjambak rambut nya sendiri seraya berteriak kencang.

Ini semua salahnya. Ini semua akibat dari kebodohannya.

Rak yang juga masih berada di tempat itu hanya bisa memandang Khun dengan diam. Ada perasaan kecewa terselip melalui pandangannya. Ia lalu berjalan melewati lelaki itu, "Kau hanya akan menghambat kami jika terus diam di tempat ini. Kau akan benar-benar membunuh kura-kura betina itu."

"Eileen..."

-TO BE CONTINUED-
_______________________

Hai gaess
Cerita ini sudah lumayan jauh yaa
Gimana nih sejauh ini?
Apakah ada yang ingin kalian sampaikan?
Jangan lupa vote dan komen yaa

2 July 2019

By Chaerun Nessa

[Tower of God Fanfic] : Tower FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang