Tak ada yang lebih menyenangkan dibanding menjalani hari yang penuh ketenangan tanpa harus memikirkan tugas dari Hwaryun. Khun tahu cepat atau lambat gadis itu akan kembali membeli perintah. Yang sialnya sama sekali tidak bisa ia bantah, karena berhubungan dengan Bam. Tapi selagi gadis itu sibuk, Khun memilih menikmati aktivitasnya seolah tak akan ada masalah yang harus mereka selesaikan.
Bukan berarti Khun benar-benar bersantai. Ia terus memperbaiki diri setiap harinya. Masalah dengan Maria setahun lalu membuatnya berpikir kalau dirinya telah melakukan perbuatan bodoh. Semua tak akan serumit ini kalau saja ia bisa langsung menilai niat Maria yang sebenarnya. Khun terlalu naif menganggap Maria yang sekarang masih sama seperti Maria yang dulu ia kenal.
Sudah pasti gadis itu berubah. Manusia pada dasarnya pasti akan berubah seiring berjalannya waktu. Persaingan ketat di antara Putri Jahad pasti membuatnya terbiasa untuk melakukan segala cara untuk memperoleh apa yang menjadi tujuannya.
Sebagai bentuk jaga-jaga, Khun setahun belakangan ini diam-diam mengawasi pergerakan Putri Jahad. Namun sepertinya mereka tidak akan bergerak dalam waktu dekat. Tapi tidak ada salahnya ia tetap akan waspada karena bisa saja mereka bergerak diam-diam.
Saat ini Khun dan timnya masih berada di markas Wolhaiksong. Bam sudah selesai berbicara dengan Urek dan saat ini tengah mengobrol santai bersama anggota Wolhaiksong lainnya. Sedangkan Khun sendiri baru saja habis dari toilet. Ia kebanyakan minum, sehingga kandung kemihnya penuh butuh segera di keluarkan.
Di perjalanan, Khun melihat pintu sebuah ruangan di markas itu sedikit terbuka. Ia melirik ke dalam dan mendapati Eileen tengah bersama dengan Urek. Khun tak bisa mendengar apa yang keduanya bicarakan, yang jelas sepertinya itu adalah pembicaraan yang penting.
'Jangan-jangan Eileen sedang menyatakan perasaannya?'
Khun semakin penasaran saat melihat Eileen menangis mendengar perkataan Urek. Apa ia di tolak? Haruskah sampai menangis begitu? Mata Khun seketika melotot begitu menyaksikan Urek yang tiba-tiba memeluk Eileen seakan tengah menenangkan gadis itu.
Sialan si Urek mesum itu. Entah Khun akan dianggap sebagai tukang ngintip atau apapun, yang jelas ia tak suka dengan pemandangan di hadapannya ini. Ini memilih segera bergegas pergi.
Khun tidak jadi kembali ke tempat teman-temannya berkumpul. Ia malah berakhir duduk sendirian di taman belakang markas yang biasanya digunakan sebagai tempat latihan. Ia melamun membiarkan pikirannya berlarian kesana-sini sampai akhirnya ia kembali tersadar begitu melihat seseorang duduk di dekatnya.
"Kenapa menyendiri disini?"
"Hanya ingin mencari udara segar," jawab Khun sekenanya.
"Kau sepertinya cukup dekat dengan Eileen."
Kini Khun mengalihkan pandangannya ke arah Athalas. Bagaimana pria itu bisa berpikiran kalau ia dekat dengan Eileen. Bukan berarti Khun menganggap hubungannya dengan Eileen tidak dekat. Namanya juga rekan setim, wajar kalau kedua dekat. Tapi kenapa pria itu berkata seolah-olah Khun yang paling mengenal Eileen?
"Yah...tidak juga sih. Dia itu masih terlalu misterius."
Athalas terkekeh pelan mendengar balasan Khun. Ia lalu memandang langit yang terlihat cerah, tidak terlalu panas. "Dia memang misterius. Daridulu sudah begitu. Aku bersyukur sekarang dia sudah tak sendiri. Anak itu, banyak mengalami kesulitan selama di Lantai Ujian."
Khun mengerutkan keningnya meminta penjelasan lebih. Athalas tersenyum kecil melihat realsi dari lelaki di sebelahnya. Lalu mengalirlah cerita singkat tentang pertemuannya dengan Eileen di lantai ujian.
Sejak ujian pertama -yaitu babak penyisihan- Eileen sudah menunjukkan bakatnya yang luar biasa. Ia adalah seorang Wave Controller yang bisa mengendalikan shinsoo semudah anak-anak dari keluarga agung. Para pengawas sudah menaruh perhatian lebih karena ia terasa spesial. Namun tidak bagi peserta ujian lain. Mereka memandang remeh kemampuan Eileen dan sering melakulan perundungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tower of God Fanfic] : Tower Flower
Fanfiction"Apa yang kau inginkan? Uang dan kekayaan? Kehormatan dan kebanggaan? Kekuasaan dan kekuatan? Balas dendam? Atau sesuatu yang melampaui itu? Apapun yang kau ingin kan, semuanya ada di sini." - Tower of God "Lebih kuat dari sebuah senjata. Lebih inda...