Part 1

1.8K 30 2
                                    

Ammar Zoni adalah seorang pemuda yang mandiri sepeninggalan kedua orang tuanya saat dia masih duduk dibangku SMP, ini yang membuatnya harus selalu mampu menjalani hari-harinya sendiri, tanpa sanak saudara tapi dia mencoba ikhlas, selama langkahnya baik dia percaya akan ada jalan.

Rumah sederhana yang ditinggalkan orang tuanya padaya dia jaga dia rawat hingga sekarang. Ya sekarang usia Ammar 19 tahun dia salah satu mahasiswa disalah satu Universitas di Jakarta jurusan Arsitek, dia terus bisa melanjutkan pendidikannya berkat beasiswa, dia begitu berprestasi meskipun hidup seorang diri.

Hobinya menggambar dari dulu sehingga ayahnya susah payah membelikannya komputer untuknya agar hobi menggambarnya bermanfaat kelak, ya benar saja berkat hobinya menggambar gedung-gedung itu menghantarkannya bekerja disalah satu perusahan.

Dia dijuluki sebagai arsitek muda oleh atasannya dikantor. Tahun ini Ammar memasuki semester ketiga dikampus dia juga diangkat sebagai presiden mahasiswa, tentunya tidak lepas dari prestasinya, olahraga yang paling dia sukai adalah basket dan renang. Banyak wanita yang mengaguminya tapi dia masih saja sendiri dan tak mau pusing dengan masalah wanita, sekali pun belum pernah dia pacaran bahkan sekedar dekat pun tidak.

Ranty Maria dia seorang gadis periang cerewet tidak mau kalah dan pengen selalu diutamakan serta sedikit cuek dengan keadaan sekeliling. Takut sekali dengan yang namanya tikus, cantik tapi sampai sekarang dia memilih untuk single meskipun sahabatnya sering menggodanya dan tentunya banyak pemuda yang suka dengannya.

Usianya belum genap 18 tepatnya masih 17 tahun, dia lulus SMA tahun ini dan melanjutkan disalah satu Universitas di Jakarta meski termasuk berprestasi dan anak dari kalangan berada dia tidak mau kuliah ke luar negeri maunya nanti saja kalau S2, dia mempunyai sahabat baik sejak SD dia Aura dan Mayang, mereka bersahabat tapi mereka tidak mempunyai nama khusus untuk pertemanan mereka asal selalu bersama dalam suka dan duka itu sudah cukup menurut mereka.

Ranty punya musuh bebuyutan sejak masuk SMP yaitu sweet gilrs mereka terdiri dari Ochi, Dewi dan Nina. Hanya karena sering perang mulut mereka saling mengejek satu sama lain bukan karena cowok, karena mereka semua masih jomblo.

Ranty anak tunggal dari seorang pengusaha sukses di Jakarta, Papanya bernama Handoyo dan Mamanya bernama Intan. Karena Ranty anak tunggal membuat orang tuany sangat memanjakannya.

"selamat pagi Pak." Ammar masuk ruangan

"masuk Mar." Bapak itu mempersilahkan Ammar masuk "duduk."

"terimakasih Pak." Ammar tersenyum lalu duduk

"gimana sudah selesai." Bapak itu bertanya

"sudah Pak ini." Ammar memberikan sebuah map pada bapak itu

Bapak itu membuka map "nah ini yang kayaknya sesuai dengan lokasi yang kita punya Mar, saya bangga sama kamu."

"terimakasih Pak, saja juga terimakasih karena saya sudah dipercaya sama Bapak." Ammar tersenyum

"saya Handoyo pemimpin perusahaan disini bangga bisa mempunyai karyawan seperti kamu Ammar, sejak kamu masuk diperusahaan ini, perusahaan ini jadi semakin maju, banyak sekali yang ingin bergabung, selamat ya Ammar anak muda yang luar biasa." Pak Handoyo berdiri menjabat tangan Ammar dan sudah berdiri juga (iya Ammar bekerja diperusahaan Pak Handoyo papa Ranty hmmm)

"iya Pak terimakasih, tapi jangan berlebihan Pak saya hanya ingin menunjukkan kemampuan saya saja saya juga akan berjanji sama Bapak akan bekerja dengan sungguh-sungguh karena berkat Bapak saya bisa kuliah di Kampus Ibu, terimakasih Pak sekali lagi." Ammar tersenyum

"iya silahkan duduk lagi, gini Mar nanti kapan-kapan kamu kerumah ya kita makan malam." Pak Handoyo seraya duduk

"hahh emmm makan malam Pak, dirumah Bapak." Ammar masih tak percaya

"masak saya becanda Ammar Bapak serius, gimana." Pak Handoyo serius

"saya gak mimpi kan Pak." Ammar masih saja tak percaya

"hahhh kamu ini ada-ada saja, Bapak serius Ammar gimana kamu mau." Pak Handoyo meyakinkan Ammar

"siap Pak InsyaAllah." Ammar tersenyum

"nanti Bapak hubungi kamu lagi ya kapan waktunya." Pak Handoyo tersenyum

"iya Pak kalau sudah tidak ada yang Bapak perlukan dari saya, saya permisi Pak harus kerja lagi." Ammar tersenyum

"iya silahkan, dan yang untuk bangunan ditempat yang sudah kita lihat kemarin yang satunya persiapkan ya, nanti kita kesana lagi." Pak Handoyo berpesan

"iya Pak, saya permisi." Ammar berdiri dan permisi keluar Pak Handoyo tersenyum

Ammar kembali duduk ditempat kerjanya. Tak lama ada gadis cantik berjalan melewati tempat kerja Ammar tapi karena Ammar masih serius dengan kerjaannya tidak melihat bahkan tidak perduli dengan keadaan.

Riki rekan kerja Ammar berjalan kearah Ammar "hehh." Sapanya menepuk pundak Ammar

"apa." Ammar masih saja sibuk dengan komputernya

"coba liat itu." Riki mengangkat kepala Ammar

Ammar melihat seorang gadis dengan rambut dikuncir lengkap dengan tas dipunggung berjalan keruangan Pak Handoyo "itu." tanya Ammar membulatkan mata

"iya itu." Riki melepaskan tangannya

"cewek." Tanya Ammar lagi

"iya coba kamu lihat lagi." Riki menarik kepala Ammar agar melihat gadis tadi yang sudah membuka pintu

Ammar melihat sekilas wajah gadis itu tepatnya dari samping "memangnya kenapa." Ammar datar

"kamu tu begok apa beneran gak tau." Riki melipat tangannya didada berdiri bersandar dimeja kerja Ammar

"maksud nya apa." Ammar mengerutkan keningnya

"kamu sih gambar mulu sampai gak tau mana cewek cantik mana yang gak." Riki menggerutu Ammar

"aku tau cewek cantik yang barusan cantik malahan pake banget, tapi." Ammar masih memotong kata

"cantik kok pake tapi." Riki heran

"kan luarnya aja yang kelihatan." Ammar datar seraya mulai sibuk lagi dengan komputernya

"huhhh." Riki hendak duduk dan "Ammar." suaranya dengan suara tertahan

"apa." Ammar merasa bingung dan melihat Riki senyum-senyum melihat kedepan "kamu kenapa." Tanyanya tapi Riki tidak menjawab lalu Ammar melihat depan meja Riki dia melihat gadis tadi tapi Ammar hanya bisa melihat punggungnya saja

"Ammarrrrr hmm gue bisa gila kalau terus ketemu tu cewek." Riki menutup wajahnya dengan kedua tangannya

"hmmm." Ammar menghela napas menggelengkan kepalanya

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang