29

449 7 0
                                    

"tadi loe ngapain." Ranty bertanya balik
"tadi ngapain sih." Ammar makin bingung
"sudah-sudah debat terus." Pak Handoyo menghentikan keduanya
Setelah selesai makan malam Ammar pamit pulang
"kalau besok loe masih macem-macem awas aja." Ancam Ranty
"macem-macem apa sih." Ammar masih saja belum paham
"udah sana pulang." Ranty membulatkan matanya
"jawab dulu." Ammar mendekati Ranty
"apa sih." Ranty mundur karena Ammar sangat dekat dengannya
"jawab dulu apa." Ammar makin dekat saja dengan Ranty
"apa sih." Ranty mendorong tubuh Ammar
Bukannya menjauh Ammar malah makin mendekati Ranty sehingga dia harus berjalan mundur, Ammar terus mendekat Ranty terus berjalan mundur sampai dia berhenti karena ada tembok yang menghalangi, Ammar menatap Ranty tidak seperti biasanya matanya berbeda membuat Ranty takut wajahnya memerah dia menahan napas
"kalau kayak gini sedeket ini kamu makin cantik jantung rasanya berhenti berdetak." Ammar tersenyum
"apaan sih." Ranty mendorong Ammar
"kenapa gak ditiup lagi." Ammar mendekat lagi
"sana pulang." Ranty kali ini merasa berbeda dengan perlakuan Ammar jantungnya berdetak tidak normal badannya terasa panas takut yang menyelimutinya lalu dia hendak berjalan masuk tapi Ammar menarik tangannya dengan cepat sehingga Ranty jatuh dipelukannya mereka saling menatap, Ammar mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan Ranty melakukan seperti apa yang pernah Ranty lakukan padanya
"lepas." Ranty memberontak dan lepaslah dia
"mau kemana." Ammar menarik lagi tangan Ranty
"lepas gak." Ranty ketakutan
"kenapa takut ya emm waktu kamu nglakuin sama aku waktu itu kamu gak takut sama sekali." Ammar menatap tajam mata Ranty
"lepas." Ranty terus menarik-narik tangannya dari Ammar
"coba sekarang aku aja yang lakuin." Ammar tiba-tiba memeluk tubuh Ranty
"jangan macem-macem." Ranty menunduk
"macem-macem apa sih dari kemarin ngomongnya macem-macem terus." Ammar melepaskan pelukannya
"loe." Ranty duduk dibangku
"jelasin sih macem-macem apa."Ammar juga duduk disebelah Ranty
"ngobrol sama Ochi terus tadi masak iya loe mau balas dendam." Jelas Ranty menatap Ammar
"Ochi kok Ochi sih." Ammar mengerutkan keningnya "kamu cemburu ya." Ammar tersenyum
"ngapain cemburu." Ranty tak menatap lagi
"gak tau."Ammar tersenyum lagi "aku tadi mau lakuin apa yang kamu lakuin sama aku aja bukan balas dendam." Ammar menggeser duduknya mendekat ke Ranty
"sana." Ranty mendorong Ammar
"kenapa Non Ranty." Tanya Ammar tersenyum
"katanya mau pulang lebih baik loe pulang dech." Ranty mengerutkan keningnya
"kenapa sih kok gugup githu." Ammar mendekat lagi bahkan semakin dekat
Ranty yang menatapnya semakin takut dengan perlakuan Ammar dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menunduk
"loe mau apa sana pulang." Ranty gemetar
Ammar tersenyum melihatnya "iya aku pulang sekarang ya." Tiba-tiba Ammar mencium kening Ranty "selamat malam Non Ranty cantik." Ammar bangkit dari duduk dan pulang dengan motornya
"hhuhhhh." Ranty membuang napas
Hari ini hari yang sangat special buat Ammar dan Ranty ternyata mereka tidak hanya bertunangan tapi mereka menikah.
Acara selesai sampai larut malam, Ranty langsung masuk kekamarnya. Setelah selesai mengganti pakainnya dia langsung berbaring diranjang. Ammar masuk dan langsung menuju Ranty hendak berbaring
"loe mau ngapain." Tanya Ranty kaget
"tidur sayang capek." Ammar berbaring
"manggil sayangnya kalau diluar aja disini tetep panggil Non." Ranty mengerutkan keningnya
"iya Non Ranty sayang." Ammar membaringkan tubuhnya
"jadi loe mau tidur disini." Ranty duduk dipinggir ranjang
"iya." Ammar datar
"ya udah tidur aja gue mau tidur disofa saja." Ranty membawa bantalnya
"mau kemana." Tanya Ammar
"diam disithu diam jangan berani-beraninya turun." Larang Ranty dan Ammar menurutinya
Ammar tidak bisa tidur meski badannya terasa capek dia terus melihat istrinya yang tertidur pulas disofa. Dia turun dari ranjang mendekati istrinya, dia tersenyum melihat wanita yang selama ini dia kagumi yang membuatnya gila membuatnya gugup dan membuatnya merasakan hidup lebih indah tapi terkadang dia juga takut dengan tingkah wanita ini. makhluk cantik ini membuatnya melayang saat sentuhan itu, perlahan dia menarik tangan wanita yang tadi pagi dia nikahi itu, mencium tangan dingin itu dia tersenyum lalu dia berdiri lalu menunduk mendekatkan wajahnya pada wanita cantik ini, dia mencium lembut kening istrinya ya wanita yang benar-benar dinikahi tadi pagi.
Perlahan dia mengangkat tubuh tanpa sadar itu, dia tersenyum dan meletakkan perlahan tubuh itu menarik selimut. Bukannya tidur disampingnya tapi malah menggantikan tidur disofa.
Terdengar adzan subuh Ammar sudah siap dengan peci dan sarungnya, perahan dia mendekati istrinya
"yank bangun sholat yok yank bangun." Ammar menggoyang-goyangkan lembut tangan Ranty
"emmmm apa sih Ma." Ranty menutup wajahnya dengan bonekanya
"kok Ma sih ini aku." Ammar mengerutkan keningnya
"hahhh." Ranty membuka boneka dari matanya dan membuka lebar-lebar matanya "hahh kok loe disini nagapain jangan-jangan loe." Ranty duduk menjauh dari Ammar yang duduk disamping Ranjang dan menutupkan selimut ketubuhnya
"ayo sholat udah subuh." Ammar berdiri
"loe ngapain disini." Tanya Ranty heran
"subuhnya udah mau abis cepet mandi." Ammar tak menjawab pertanyaan Ranty
"hahhh mandi loe." Ranty mengerutkan keningnya
"apa." Ammar bingung
"leo apain gue kok harus mandi sih loe hmmm." Ranty menutup wajahnya
"masak iya mau shalat gak mandi udah tidur juga." Ammar menatap Ranty dengan aneh
"masak." Ranty membuka tangannya dari wajahnya
"bener ini ada iler ne." Ammar meraba lembut pipinya makhluk cantik itu
"apaan sih sana." Ranty menampik tangan Ammar lalu buru-buru turun dari ranjangnya "loe mau kemana." Tanya Ranty membalikkan badan karena merasa Ammar mengikutinya
"mau dianterin gak." Ammar tersenyum bodoh
"hahhh gak lah tunggu disithu aja." Ranty mengerutkan keningnya
"kenapa gak mau ditemenin, aku pengen manjain kamu." Ammar tersenyum lagi
"bentar dech kenapa sih loe subuh-subuh gini ada dikamar gue ." Ranty menggaruk leher belakangnya meski tidak gatal dia berfikir keras lalu duduk diduduk dimeja riasnya
"amnesia apa masih nglindur." Tanya Ammar aneh
"emang kenapa." Ranty menatap Ammar penasaran
"yang nikah kemarin siapa." Tanya Ammar balik
"hahhh iya ya." Ranty baru ingat
"udah mikirnya ntar aja buruan mandi subuhnya abis." Suruh Ammar dan Ranty masuk kemar mandi dengan hati yang masih tidak percaya.

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang