Part 2

899 22 0
                                    

Seperti biasa setiap pukul 10 pagi Ammar harus pergi ke kampus, "gue pergi dulu." Ammar berdiri menepuk pundak Riki dan berlalu
"iya hati-hati kalau jatuh berdiri sendiri." Riki tanpa melihat Ammar
"aishh dasar." Ammar berjalan keluar, saat sudah diluar ponselnya berbunyi ada pesan dari temannya dikampus dan dia segera mungkin melajukan motornya.
Dikampus ada banyak mahasiswa dan mahaisiswi baru yang berdatangan karena melihat jadwal OSPEK dan perlengkapan yang harus dipakai.
"huuhhhhh." Ranty duduk disebuah taman kampus setelah melihat kemading
"loe kenapa." Mayang duduk disebelahnya
"pasti karena harus pake seragam aneh kan." Aura duduk juga disebelah Ranty
"hmmm." Ranty menghela napas
"udah lah lagian kan cuma OSPEK doang gak selamanya." Mayang mencoba menangkan sahabatnya
"iya tapi nyarinya belum mana tinggal besok, pagi banget lagi." Ranty menggerutu
"mending sekarang aja kita carinya gimana." Aura mencari solusi
"belum bisa Aura, kita harus nunggu pak PresMa dulu." Mayang pada Aura
"o...iya terus gimana." Aura mulai gelisah
"udah sekarang kalian aja yang nungguin biar gue pergi dulu." Ranty berdiri
"gak bisa githu kita harus nyari sama-sama." Mayang menghentikan Ranty
"udah loe percaya kan sama gue, ini tu kampus Mama gak bakal gue dimarahin." Ranty dengan PD nya
"tu kan lupa sama omongannya sendiri, katanya gak mau nunjukin kalau loe itu siapa." Aura menyenggol lengan Ranty
"iya sih tapi ini tu gawat." Ranty mencoba memberi pengertian
"iya juga ya, ya udah loe pergi sekarang aja, biar kita yang nunggu pak pres." Mayang mencoba mencari solusi
"ya udah gue pergi sekarang tapi jangan lupa kasih kabar." Ranty pergi setelah mencium kedua sahabatnya
"hati-hati." Aura dan Mayang bersamaan
Saat dia menuju parkir Ranty tak sengaja melihat Ochi dan gengnya, dia kembali ketempat temannya "girls tau gak." Ranty terengah
"kenapa, loe kenapa balik lagi." Tanya Aura heran
"tau gak ada Ochi dan geng alay nya disini." Ranty duduk
"apa loe bilang." Mayang membulatkan matanya
"apa Ty loe yakin." Aura juga tak percaya
"ehmm kenapa emang kalau ada Ochi." Ochi datang bersama gengnya
"loe." Aura kaget
"hmm kenapa sih gue harus terus-terusan liat si alay ini,ohhh tuhan." Ranty menutup mukanya dengan kedua tangannya
"tuhannn kenapa sih." Ochi alay "hehh gue terpaksa ya kuliah disini karena nyokap gue, hmmm udah ya lama-lama disini jadi bau tikus gue." Ochi pergi
"bener banget hmmm." Dewi ikut-ikutan dan pergilah mereka, Ranty geram mendengarnya
"heiii tikus loe, dasar tikus dimana-mana main bacot aja." Ranty keras
"udah lah biarin aja, namanya juga girls alay." Mayang menenangkan Ranty
"dasar tikus loe." Ranty masih terlihat kesal
"udah lah Ty mending sekarang loe lanjut aja perginya daripada ntar loe marah-marah terus." Aura juga menenangkan Ranty
"ya udah gue pergi." Ranty pergi dengan wajah kesalnya
"kok bisa sih." Mayang masih tak percaya dengan adanya Ochi dikampus itu, Aura tak menjawab hanya menaikkan pundaknya dan mereka berlalu pergi
"kenapa ada Ochi sih hmmm." Ranty mengerutu saat sudah diparkiran, dia terus berjalan tanpa melihat seseorang yang baru saja sampai dengan motornya, dia membuka helmnya ternyata itu Ammar dan Ranty sudah masuk kedalam mobilnya, karena Ammar memarkir motornya dipinggir jadi dia tidak bisa turun karena mobil Ranty mau keluar, Ammar melihat Ranty yang ada dalam mobilnya karena kaca mobilnya tak tertutup, tak sengaja juga Ranty melihat Ammar hanya sekilas
"kayak cewek tadi ya." Ammar teringat saat dia dikantor tadi "kenapa ada disini, tadi dikantor sekarang dikampus jangan-jangan." Ammar berfikir keras "ahh sudah lah." Ammar turun dari motornya dan segera berlari keaula kampus.
Jam menunjukkan pukul 05.30 pagi, Ranty terlihat masih asyik dengan mimpinya, perlahan dia membuka matanya lalu mencari-cari ponselnya, dia langsung membuka matanya lebar-lebar
"5.30 gila." Ranty bergegas berlari masuk kamar mandi, selesai mandi dia bersiap-siap memakai seragam OSPEK nya yang sebenarnya tidak dia suka
"tok tok tok." Pintunya terdengar diketuk
"apa." Ranty dengan nada keras
"kok masih dikunci baru bangun ya." Suara Mamanya lembut
"bentar Ma." Ranty berlari membuka pintu dengan masih memakai kaos kaki sambil berjalan
"makanya bangun jangan siang-siang." Mamanya masuk
"udah lah Ma jangan bikin Ranty makin takut." Dia terus sibuk memakai kaos kakinya
"kok hitam sayang, bukannya hari senin pake kaos kaki putih." Mamanya duduk
"masak iya, aduhhh." Ranty buru-buru melepas kaos kakinya dan menggantinya
"ini sudah jam 6 lewat lo Dek, kamu ati-ati ya dijalan jangan ngebut kampuskan gak jauh." Mamanya berdiri
"iya Mama sayang, ini juga pasti ide Mama kan hmmm." Ranty dengan mulai merapikan rambutnya
"bukan sayang ini semua ide PresMa." Jawab Mamanya "udah Mama duluan nanti kamu ati-ati, apa mau bareng sekalian."
"bareng, gak lah." Ranty memasukkan buku ditasnya
"ya udah Mama duluan, bekelnya ada dimeja makan." Mamanya seraya pergi
Karena sudah pukul 6.30 Ranty buru-buru berangkat dan lupa membawa bekalnya padahal itu salah satu properti hari ini ya hari pertama OSPEK nya.
Ditempat lain Ammar sudah bergegas pergi ke kampus, ponselnya berbunyi
"apa Riki." Ammar menyapa teman kantornya
"hari ini kamu gak kekantor." Tanya Riki
"kemarin kan aku udah ngomong kok tanya lagi sih." Jawab Ammar
"iya iya, Mar kamu tau gak cewek cantik yang kemarin itu siapa." Riki membuat penasaran
"memang siapa, kemarin aku lihat lagi dikampus." Jawab Ammar datar
"masak, ternyata dia anak bos kita." Riki terdengar serius
"serius." Ammar meletakkan lagi helmnya

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang