23

390 12 0
                                    

"kenapa sih." Tanya Nina
"gue sebel banget sama tikus itu." Ochi duduk disebelah Dewi
"kita balas aja gimana." Ide Dewi
"iya gue setuju." Tambah Nina
"emm boleh tu." Ochi setuju "kita kerjain aja nanti waktu kita kelilig hutan gimana." Ide Ochi
"oke." Dewi dan Nina bersamaan mereka tertawa bersama
Ammar masih menatap Ranty, "kok gak ditiup lagi." Ammar menyadarkan Ranty
"udah cepet abisin." Suruh Ranty salting
"iya Non Ranty cantik." Ammar tersenyum seraya memakan lagi makanannya
"modus." Ranty sedikit menggeser duduknya menjauh dari Ammar
"masak iya makan dijagain kayak anak-anak aja." Ammar sabil mengunyah makanan dimulutnya
"makan itu diem gak boleh ngomong aja." Ranty membulatkan matanya
"masak aturan darimana." tanya Ammar sambil tersenyum
"hmmm." Ranty menatap Ammar kesal
"iya dech ibu dekan." Ammar tersenyum melanjutkan makannya
Saat makan Ammar sering menatan Ranty yang memperhatikannya makan
"cieee yang baru jadian." Seorang mahasiswa menyapa mereka
Ranty hanya mengerutkan keningnya menatap heran
"romantis nya makan aja berdua." Mahasiswa lain
"ini kalian gak ada kerjaan." Tanya Ammar heran
"iya-iya maaf udah lanjut bro." Saut salah satu dari mereka seraya berlalu pergi
"emang mereka gak pernah liat orang duduk berdua kayak gini." Ranty dengan wajah herannya
"gak tau Non." Ammar polos
"hmmm, udah abis belum capek nungguin loe makan." Ranty melihat kotak nasi Ammar
"ya Non pergi aja kalau capek kan udah gede gak perlu ditungguin." Ammar menatapnya
"ngusir ceritanya, ngomong aja kalau gak mau." Ranty berdiri dan berjalan pergi
"Non bukan githu maksudnya, maksud saya gapapa kalau mau ditungguin juga tapi kalau capek gak usah juga gapapa, Non." Teriak Ammar, tapi Ranty tetap berjalan tanpa peduli dengan panggilan Ammar
"kenapa sih." Aura mendekati Ranty yang duduk dengan wajahnya yang cemberut sesaat dia duduk
"gak." Ranty terlihat sangat kesal
"udah makannya." Tanya Aura lagi
"udah." Ranty singkat
"ya udah bentar lagi kita kumpul buat nentuin jadwal buat besok, sini makanannya udah belom." Mayang tersenyum tanpa menjawa Ranty langsung memberikan kotak makanannya
"kenapa sayang." Aura yang baru datang entah darimana duduk dan merangkul Ranty yang cemberut
"loe darimana May makan sendiri tadi." Ranty menatap Aura
"yeee siapa bilang May sendiri tadi dia sama kak Rifa'i." Aura mengerutkan keningnya
"terus loe sama kak Boy." Ranty membulatkan matanya
"terus loe sama kak Ammar iya kan." aura tersenyum
"apa sih." Ranty mengerutkan keningnya
"loe cemburu kan Ochi deketin kak Ammar." Aura tersenyum "iya kan."
"salah." Ranty membulatkan matanya
"udah dech ngaku aja." Aura masih saja tersenyum
"loe denger gue cuma mau bikin Ochi tu kesel aja, gue tau dia suka sama kak Ammar makanya gue kerjain dia." Ranty berbisik
"masak." Aura menggoda lagi
"loe gak percaya." Ranty membulatkan matanya lagi
"loe juga suka kan sama kak Ammar lagian udah ehmmm." Aura berdiri dan berlari mundur
"loe ngomong apaan sih." Ranty mengejar
"iya kan iya kan." Aura terus berlari kecil
"Aura jangan keras-keras diemm." Ranty mengejarnya dan mereka saling mengejar, karena asyik bercanda dengan Aura tanpa melihat jalan yang dia lalui kaki Ranty menginjak tali sepatunya sendiri dan dia terjatuh, Ammar yang sedang meihat keadaan mahasiswa berjalan perlahan dan
"brukkk." Ada seseorang menabraknya membuatnya jatuh telentang siapa yang menabrak Ammar dan jatuh diatas tubuhnya, orang itu ya tidak lain adalah Ranty, mata Ammar terbuka lebar napasnya berhenti jantungnya seperti mau meledak, tatapan mata Ranty membuatnya mati rasa darahnya terasa membeku enggan rasanya mata berkedip, Ranty juga merasakan hal yang aneh pada hatinya jantungnya berdetak lebih dari normal entah Ranty sendiri belum pernah merasakan hal itu. semua mata tertuju pada mereka, Ochi terlihat sangat kesal
"gue bales tikus." Ochi geram
Ranty tersadar dan melihat kesekeliling dia melihat semua mata tertuju padanya, Ranty bangkit dia berdiri dan membersihkan bajunya dari rerumputan kering yang menempel dibajunya
"cieee romantis nya presiden kita ne." Rifai tersenyum
Ammar bangkit dan duduk menatap Ranty yang berdiri didepannya
"bantuin boleh tu pak Pres nya kasian." Salah satu dari mahasiswa
"Non gapapa." Tanya Ammar dan tersenyum, Ranty menatapnya sejenak lalu pergi masuk ke tendanya Ammar tersenyum lagi
"napa loe senyum-senyum." Boy tiba-tiba duduk merangkul pundak Ammar
"hahhh." Ammar kaget
"loe kenapa senyum-senyum." Tanya Boy lagi
"enggak kok." Ammar mengerutkan keningnya
"lagi ngebayangin disentuh lagi kan ngaku dech gue juga laki-laki." Goda Boy
"ngomong apaan sih." Ammar masih terlihat heran
"Ammar Ammar." Boy berdiri berlalu pergi sesaat dia tersenyum pada Ammar
"normal kali Boy." Ammar berdiri
Malamnya semua mahasiswa mahasiswi berkumpul, semua berkumpul saling bercanda satu sama lain
"Chi loe liat apaan sih." Tanya Nina
"hmm gak." Ochi tersenyum
"liat apaan sih dari tadi senyum-senyum aja." Dewi juga merasa aneh
"jangan-jangan loe liatin kak Ammar loe suka sama kak Ammar." Nina semangat
"Nina." Ochi menutup mulut Nina dengan tangannya
"emang ya kak Ammar tu ganteng keren tinggi putih pinter hmmm." Dewi menyangga dagunya dengan tangan kanannya
"loe kesambet." Tanya Ochi heran
"Dewi sayang ingat ya teman kita udah suka sama tu cogan jadi mending loe mundur aja dech." Nina menyaut
"o...iya maaf ya Ochi sayang gue gak suka kok sama kak Ammar." Dewi tersenyum bodoh
"hihhh kalian apa sih, udah ahhh gue mau kesana dulu ya." Ochi berbisik
"loe beneran ya suka." Nina menaikan alisnya, Ochi tersenyum lalu pergi menghampiri Ammar yang sedang duduk sendirian melihat yang lain tengah bercanda, Ammar terlihat santai duduk ditikar bersila dengan tangannya yang menyangga dagunya terkadang tersenyum sendiri mendengar candaan mahasiswa yang dia perhatikan
Ochi datang menghampiri "hai kak." Sapa Ochi
Ammar menoleh duduk tegap "emm iya." Tersenyum "duduk." Tawar Ammar
"gapapa." Tanya Ochi lagi
"gak kok ini kan tempat umum siapa aja boleh duduk." Ammar tersenyum lagi
"terimakasih." Ochi tersenyum seraya duduk disebelah Ammar "emm kak Ammar eeee." Ochi tidak melanjutkan
"iya apa." Ammar menoleh kearah Ranty
"eee gak jadi dech." Ochi tersenyum bodoh
"emang mau tanya apa atau mau ngomong apa, ngomong aja." Ammar tersenyum
"eee gak dech." Ochi juga tersenyum
Didalam tenda Ranty hanya sibuk dengan ponselnya tidak keluar seperti yang lain, Mayang yang mulai bosan berdiri dan melangkah keluar sedangkan Aura sudah keluar dari tadi dan terlihat ikut seru-seruan bersama mahasiswa lain.
Mayang yang baru keluar melihat Ochi sedang bercanda dengan Ammar terlihat senang sekali tertawa bersama Ammar.
Mayang masuk lagi ketendanya "dasar tikus tukang modus banget." Mayang terlihat kesal
"kenapa loe." Tanya Ranty heran
"tu tikus modus banget hihhh." Mayang cemberut kesal
"siapa sih maksud loe, biarin aja namanya juga tikus." Ranty santai
"loe tau tu tikus siapa." Tanya Mayang
"tikus Ochi kan." jawab Ranty
"iya bener banget." Mayang kesal
"biarin ajalah tikus tu dimana-mana suka nyari kesempatan dalam kesempitan." Ranty membaringkan tubuhnya
"sebel aja liatnya, masak dia ketawa seneng banget githu sama kak Ammar hihhhh." Mayang masih kesal
"hahhh beneran." Ranty kaget dan duduk lagi
"iya makanya gue jijik banget liatnya." Jawab Mayang
"loe yakin tu tikus samaaa." Ranty membuka pintu tendanya tanpa pikir panjang dia langsung berdiri
"loe mau kemana kata loe tadi biarin." Mayang menarik tangan Ranty
"kalau ini beda." Ranty melangkah keluar
"Ty ingat jangan marah-marah." Mayang malas keluar
Ranty terus berjalan kearah Ammar dan Ochi yang terlihat masih bercanda satu sama lain, Ranty makin geram melihat Ochi yang tertawa lepas bersama Ammar
"ikut gue sekarang." Ranty dengan tiba-tiba menarik tangan Ammar kasar
"mau kemana." Ammar kaget
"ikut gak." Ranty membulatkan matanya
"loe kalau sama orang sopan dikit kaliii." Ochi berdiri geram menarik tangan Ranty dari tangan Ammar
"kenapa haaa mau gue sopanin." Ranty menarik lagi tangan Ammar "ayo berdiri ikut gak." Ranty pada Ammar yang masih terlihat bingung
"hehhh ngapain sih loe." Ochi mendorong Ranty
"gak usah dorong-dorong." Ranty membalas mendorong Ochi
"Non udah please, Ochi udah Chi." Ammar berdiri didepan Ranty menghadap Ochi
"apa loe berani." Ranty mencoba menarik rambut Ochi dari atas pundak Ammar
"apa loe gue berani sama loe." Ochi geram mencoba menarik juga rambut Ranty
"udah Non udan Ochi udah." Ammar bingung ditengah-tengah wanita dengan amarahnya itu
"apa." Ranty membulatkan matanya
"apa loe." Balas Ochi
"Chi udah dech jangan ladenin tikus ini ayo." Nina menarik Ochi pergi
"gue balas loe tunggu gue." Ochi berteriak
"gue gak takut sama loe kenapa loe pergi sini kalau berani." Ranty mencoba berjalan kedepan tapi ditarik Ammar
"Non udah." Ammar masih menarik Ranty berjalan kesebuah tempat sepi
"tu temen loe kayaknya lagi berantem dech." Boy berbisik sama Aura
"ada kak Ammar kan udah biarin aja." Aura tersenyum
"Ammar pawang nya ya." Boy heran
"kak Boy." Aura mengerutkan keningnya
"heee becanda ya udah kalau biarin." Boy tersenyum bodoh
Ammar terus menarik tangan Ranty berjalan terus dikegelapan
"lepasin mau kemana." Ranty menarik tangannya tapi apalah daya
"udah ikut aja, biar Non tenang." Ammar terus saja menarik tangan Ranty
Saat sampai diparkiran Ammar mengehntikan langkahnya disamping bus "udah mending Non disini dulu biar tenang gak marah-marah lagi kayak tadi."
"lepasin." Ranty menarik tangannya dan lepaslah tangannya "apa sih loe narik-narik gue gue mau ngasih pelajaran sama tikus itu, loe sih udah dibilang jangan macem-macem tetep aja." Ranty terus berbicara tanpa jeda
"Non." Ammar menekan bus dengan kedua tangannya dengan Ranty ada didepannya tepatnya disamping kiri kanan Ranty, Ammar menatap tajam mata Ranty membuat Ranty diam terpaku. Ranty juga ikut larut menatap mata Ammar
Jantung Ranty terasa seperti mau meledak saja menatap mata Ammar "bisa tenang kan." Ammar singkat

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang