Part 22

377 15 0
                                    

"Non." Panggil Ammar lagi
"seharusnya jadi laki-laki tu lebih memahami hati perempuan." Boy meletakkan tangannya dipundak Ammar
"maksud kamu apa." Ammar menoleh sedikit kearah Boy
"ya loe harus tau lah apa yang sedang ada dipikiran perempuan kalau tiba-tiba dia marah-marah gak jelas
"ini apa sih." Ammar makin bingung dengan kata-kata Boy
"Ammar loe tu cowok laki-laki ayo lah kenal sedikit hati perempuan." Boy menurunkan tangannya
"Boy apa sih maksuh kamu beneran bingung." Ammar mengerutkan keningnya
"loe pikir sendiri, udah ahhh masih banyak kerjaan." Boy pergi tersenyum seraya berjalan pergi
"Boy kamu jelasin dulu apa." Teriak Ammar tapi Boy hanya melambaikan tangannya "apa sih maksudnya, ahhh sudahlah." Ammar pergi dengan kesibukannya lagi
Semua sudah siap berangkat dengan bus masing-masing, tapi Ochi malah turun dari busnya
"kak Ammar." panggil Ochi pada Ammar yang sudah memakai jacketnya siap berangkat dengan motornya
"iya." Ammar tersenyum
Ranty tidak sengaja melihatnya lalu dia buru-buru keluar
"loe mau kemana." Tanya Mayang
"Ty kita udah mau berangkat." Aura juga ikut
"kalian disini aja." Ranty tersenyum lalu pergi turun
"tu anak mau kemana sih." Mayang merasa heran lalu memandang Aura dan Aura hanya menaikkan pundaknya mereka saling menatap heran dengan tingkah Ranty sahabatnya itu
"gue bareng sama loe ya naik bus males bau bensin." Ranty tiba-tiba naik dimotor Ammar
"Non." Ammar kaget
"loe mau apa perasaan loe sering banget nyari perkara sama gue." Ochi kesal
"udah ayo buruan naik." Ranty menarik tangan Ammar dan Ammar pun naik kemotornya tanpa perduli dengan kata-kata Ochi "pake helmya." Ranty menyuruh Ammar dan Ammar pun segera memakai helmnya
Setelah selesai dia memakai helmnya "ayo jalan." Perintah Ranty lagi
"iya Non, mari Ochi saya duluan." Ammar tersenyum
"gak usah senyum." Ranty menarik kepala Ammar yang menoleh kearah Ochi "jalan." Ranty lagi dan Ammar segera melajukan motornya "daaaaa." Ranty melambaikan tangannya pada Ochi yang terlihat sangat kesal
"hmmm." Ochi geram "tunggu." Tersenyum sinis
Sepanjang perjalanan Ammar bingung sendiri dengan hatinya, dia bingung dengan kata-kata Boy lalu ditambah dengan sikap Ranty sampai sekarang mereka semotor berdua
"harus fokus Ammar fokus." Ammar menenangkan hatinya
"kenapa sih rasanya nyaman banget dideket dia kayak gini." Ranty tersenyum dan memeluk erat pinggan Ammar
"kamu mimpi Ammar." Ammar tersenyum melihat tangan Ranty melingkar dipinggangnya
Saat sampai Ranty langsung turun dari motor "jangan macem-macem ya disini." Ranty mendekatkan wajahnya pada Ammar yang baru saja melepaskan helmnya.
"apa maksudnya Non." Tanya Ammar bingung
"pikir aja sendiri." Ranty meniup mata Ammar lalu pergi karena sahabatnya sudah sampai
Ammar menutup matanya sekilas lalu membuka matanya "seneng banget sih niup mata orang." Menatap Ranty yang semakin menjauh darinya
Semua sudah selesai membuat tenda, saat istirahat semua makan, Ammar duduk dibawah pohon bersama Boy tapi Boy melihat Aura sedang makan bersama Ranty dan Mayang
"gue kesana dulu ya." Boy tersenyum dan memainkan alisnya
"mau kemana." Tanya Ammar seraya membuka nasi kotaknya
"udah nikmati aja." Boy pergi
"hmmm." Ammar menggelengkan kepalanya
"hai kak boleh gabung." Ochi tiba-tiba menghampiri
"hmmm iya." Ammar kaget dengan makanan dimulutnya
"kok sendirian." Tanya Ochi seraya duduk didepan Ammar
"tadi sama Boy tapi gak tau mau kemana." jawab Ammar
"kak Ammar mau." Ochi menawarkan makanannya
"emm makasih ini udah ada." Ammar tersenyum
Ranty yang baru saja mengambil makanan duduk disebelah Mayang sedang Aura sedang makan bersama Boy, Ranty mencari-cari seseorang entah siapa, dia menoleh kesana kemari
"Ty coba dech liat si tikus modus tu." Mayang menyenggol lutut Ranty dengan lengannya karena Ranty duduk dikursi lipat sedangkan Mayang duduk dibawahnya
"tikus Ochi." Tanya Ranty masih mencari-cari
"iya siapa lagi, coba liat dibawah pohon." Mayang menarik tangan Ranty
"biarin aja siapa yang mau deket sama tikus kayak githu." Jawab Ranty seraya membuka makanannya
"nanti nyesel." Mayang melihat Ranty
"ayo lah Kak dikir aja." Ochi mengulurkan makanannya pada Ammar
"terimakasih ini saya udah punya kamu aja yang makan." Ammar menolak halus
"ayo lah Kak please dikit aja dikittt." Ochi terus memaksa, Ranty melihatnya karena tangannya terus-terus ditarik-tarik Mayang, tanpa menjawab kata-kata Mayang dia langsung berdiri dan buru-buru berjalan kearah Ammar dan Ochi
"punya gue lebih enak." Ranty tiba-tiba duduk didepan Ammar dan membelakangi Ochi lalu menyuapkan makanannya pada Ammar membulatkan makanannya
"loe apaan sih." Ochi kesal dan mendorong Ranty lalu berlalu pergi dengan rasa kesalnya sehingga Ranty jatuh ditubuh Ammar hampir saja mereka bersentuhan, mereka saling menatap dengan begitu dekat, karena semakin lama semakin dekat Ammar meniup mata Ranty
Ranty menutup matanya dan menarik napasnya "puas." Bentak Ranty kesal
"saya ikut apa yang dilakukan seseorang ketika melihat saya menutup mata." Jawab Ammar tersenyum
"udah dibilang jangan macem-macem juga." Kata Ranty ketus
"macem-macem maksud Non." Ammar polos
"tadi ngapain sama tikus." Tanya Ranty lagi-lagi ketus
"tikus, apa sih maksud Non beneran saya bingung." Tanya Ammar lagi
"udah mendingan cepet makan gue tungguin." Ranty menarik tangan Ammar membimbing tangan Ammar mengambil makanannya dan memakannya tanpa kesengajaan itu Ranty menyuapi benar sang presiden yang tanpa reaksi itu. Ammar memakan makanannya lalu dia menatap Ranty dan tersenyum, Ranty juga larut dalam tatapan Ammar padanya
Ochi masih kesal sekali dengan tingkah Ranty padanya barusan, "gue harus bales." Gerutunya

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang