Karena sudah selesai yang suka sama ceritanya vote ya, terimakasih
****
"maafin Ranty ya kalau Ranty belum bisa jadi istri yang baik buat Kakak." Ranty mengelus tangan Ammar
"husttt ngomong apa sih kamu yang terbaik dan paling baik buat Kakak, sudah lah jangan mikir yang aneh-aneh." Ammar menenangkan istrinya
"terimakasih ya Kak, emm Kakak tau gak apa yang Ranty rasain waktu Ranty dengan berani mencium Kakak waktu dilapangan basket." Ranty tersenyum
"apa rasanya." Tanya Ammar
"mungkin sama kayak yang Kakak rasain." Jawab Ranty
"emang kamu tau rasa yang Kakak rasain." Tanya Ammar lagi
"terbang kan untung ada atap lapangan coba kalau gak." Ledek Ranty
"yeee." Ammar menggigit telinga Ranty
"apa sih, iya kan." Ranty lagi
"mungkin, emm sekarang Kakak yang tanya." Ammar balik tanya
"tanya apa." Ranty masih bersandar
"sejak kapan sih kamu ngrasa ada rasa sama Kakak." Tanya Ammar
"kalau Kakak sendiri." Tanya Ranty balik
"kalau aku waktu kamu pegang tangan Kakak buat liat jam waktu OSPEK inget gak,buat Kakak tatapan kamu bikin jantung berhenti yah meski waktu itu kamu jutek terus masang wajah aneh." Jawab Ranty
"masak sih." Ranty tersenyum
"kalau kamu." Kalau Ranty gak beda sih masih waktu yang sama tapi saat Kaka narik Ranty karena rambut Ranty tersangkut dikancing baju Kakak, sumpah Ranty rasanya tu susah banget diungkapin." Jelas Ranty seraya tersenyum
"berarti kita sama-sama memendam perasaan selama itu." tanya Ammar lagi
"jujur sebenarnya sakit sih rasanya waktu jutek sama Kakak tapi Ranty gak mau kelihatan suka githu kan Ranty belum tau perasaan Kakak, jadi orang dingin banget sih." Ranty serius
"iya maaf kalau aku sering datar tapi yang penting aku langsung jujur kan waktu kamu sentuh aku." Jawab Ammar "terus kenapa kamu suka kamu seneng benget niup mata aku." Tanya Ammar lagi
"hmm jujur Ranty seneng aja liat Kakak nutup mata githu." Ranty tersenyum
"aku udah tau, waktu divilla kamu pernah bilang kan, waktu aku tanya kamu malah lari, iya kan." Ammar lagi mencium pipi istrinya
"iya sih." Ranty tersenyum "aduh." Ranty memegangi perutnya
"kenapa sayang hahh sakit yang mana aku harus gimana." Ammar panik
"jangan panik nanti gak konsen ssstttt." Ranty menahan sakit
"oke." Ammar berdiri dan menggendong istrinya
"emang udah siap-siap." Tanya Ranty
"udah tinggal ambil aja, kamu aku anterin ke mobil dulu ya." Ammar hendak berjalan keluar
"Ranty disini aja dulu kakak siapin dulu masukin semua kemobil baru Ranty males dimobil baunya." Saran Ranty
"tapi." Ammar keberatan
"udah gapapa kok tenang aja." Ranty tersenyum
"tenang gimana." Ammar mengerutkan keningnya
"Kakak." Ranty membulatkan matanya
"beneran ya." Akhirnya Ammar setuju setelah membaringkan Ranty disofa dia buru-buru mempersiapkan semua. Setelah siap berangkatlah mereka langsung menuju rumah sakit tak lupa menghubungi orang tua.
"Ma Ammar masuk dulu ya doain semua lancar ya." Ammar minta restu buat kelancaran istrinya "Pa." Ammar salim
"iya sayang Papa sama Mama selalu doain." Mama tersenyum dan Ammar pun masuk
Tak lama terdengar suara tangisan bayi, lahirlah sibayi kecil nan lembut itu, Ammar mencium istrinya meneteskan air matanya
"selamat ya Pak Bu laki-laki." Dokter tersenyum
"sayang terimakasih ya." Ammar tak kuasa menahan air matanya
"Pak mau diadzanin, biar kami bersihkan Ibu nya dulu." Seorang Suster
Ranty tersenyum dan Ammar segera mengumandangkan adzan. Ammar melakukan skin to skin dengan jagoannya (belum move on dari Hallo Cinta masih kebawa heeee. Ammar tak kuasa menahan air matanya lagi
"sayang jagoan ayah terimakasih ya sayang sudah hadir dihidup ayah sama bunda, kamu harus jadi jagoan yang shaleh ya." Ammar membelai lembut kepala anaknya itu "sayang ayah kasih nama buat kamu Panji Ammar Putra, ya eemm Panji." Ammar tersenyum seperti tau saja Panji tersenyum membuat Ammar semakin bahagia saja dibuatnya
6 tahun kemudian
"Assalamualaikum Bunda." Panji berlari kearah Ranty yang sedang membuat kue didapur
"sayang sudah pulang." Ranty menunduk memeluk Panji
"sudah, Bunda buat apa." Tanya Panji
"buat apa ya, mana ayah sama Queen." Tanya Ranty pada Panji
"assalamualaikum Bunda." Suara kecil itu, Ammar menurunkan sikecil dan dia langsung berlari kearah Ranty
"sayang kok gak bareng kakak tadi." Tanya Ranty memeluk dikecil
"kakak mau." Bukannya menjawab Queen malah berlari kearah Panji yang sedang minum jus
"bentar adik ahhh." Panji meminumnya dulu
"cepet Kak." Queen tak sabar menunggu
"ini kamu tu sukanya githu." Meski kesal Panji memberikan juga minumannya pada adiknya
"liat tu." Ammar mendekati istrinya dan memeluknya dari belakang
"lengkap ya rasanya Kak." Ranty mengelus lembut pipi Ammar dari depan
"terimakasih ya sayang rasanya lengkap hidup Kakak terimakasih kamu udah kasih Kakak jagoan yang superboy banget meski nakal tapi sayang banget sama adiknya dan terimakasih juga kamu udah kasih Kakak bidadari cantik yang manja dan gak mau pisah sama Kakak." Ammar mencium pipi istrinya
"iya Kak terimakasih sudah melengkapi hidup Ranty." Ranty menyndarkan kepalanya didada suaminya
"iya sayang." Ammar mencium keningnya
"Bunda." Queen menarik-narik baju Ranty
"apa sayang." Ammar melepaskan pelukannya
"Ayah liat Kakak, ayo ayah." QueAn menari tangan Ayahnya
"iya iya ayo." Ammar mengikutinya
Ammar dan Queen tertawa bersama
"Kakak kenapa." Tanya Ammar sama jagoannya yang sudah penuh tepung itu
"hahhaaaa." Bukannya sedih diketawain Ayah dan Adiknya Panji malah tertawa terbahak-bahak
"tadi Kakak mau curang nyiram tepung ke Adik malah tumpah sendiri karena tasnya nyangkut, jadi githu hahaaaa." Queen bercerita sambil tertawa
"iya." Ammar tersenyum
"sekarang jadi." Panji melancarkan aksi jailnya meleparkan dari dalam plastik yang dari tadi dia bahkan yang sebagia sudah tumpah dibadannya
"akkkkk." Queen menjerit sambil tertawa karena dilempar tepung oleh Kakaknya, dan sekarang ketiganya sudah putih karena tepung
Mereka bertiga tertawa bersama saling melepar tepung, Ranty hanya tersenyum melihat tingkah suaminya dan anak-anaknya. Ammar menghentikan aksinya dan berbisik pada kedua anaknya lalu melihat Ranty yang sedang sibuk membuat kue itu, Ammar memain-mainkan alisnya dan seperti tau kode ayahnya Panji langsung mendekati Bundanya
"Bunda." Panji mendekati Bundanya
"apa sayang." Ranty menjawab
"sini dech Panji punya sesuatu." Panji memain-mainkan alisnya
"apa." Ranty berjongkok didepan Panji
"Panji punya ini." Panji mengelus lembut wajah Bundanya tentunya dengan tepung juga dan mereka berempat saling lempar tepung
"sudah-sudah kapan kerumah Oma kalau main terus, bantu Bunda yok." Ranty memeluk Panji
"siap laksanakan perintah." Panji berdiri tegak memberi hormat pada Bundanya
"ambil susu sama telur ya sayang." Ranty tersenyum pada tingkah Panji
"Queen bantu Kakak ya." Queen mngikuti Kakaknya
"adik bawa ini gak boleh lari." Panii membulatkan matanya saat Queen yang berlari membawa telur
"ayah bantu diem aja." Panji memanggil Ammar yang masih berjongkok
"siap komandan." Ammar berdiri berjalan membantu Panji membawa susu
"terimakasih sayang." Ranty mencium kepala anaknya dan menerima telur yang dibawanya
"sama-sama Bunda." Queen menyilangkan kakinya bergaya seorang princess
"ini Bunda." Panji menabrak Queen dan Queen menabrak Bundanya
"Kakak ahhh." Queen ngambek
"maaf." Panji singkat
"marah tu." Ammar mendekati Panji yang membantu Bundanya memecahkan telur
"masak." Panji buru-buru melihat Queen yang sudah cemberut
"ayah mau gak." Panji berjalan didepan Queen yang ngambek membawa segelas jus jeruk karena Panji tau adiknya suka banget sama jus jeruk
"Queen mau." Queen tiba-tiba tersenyum menghentikan langkah Kakaknya
"gak jadi Ayah soalnya adik yang paling cantik mau." Panji tersenyum pada adiknya
Queen meminumnya "terimakasih Kakak." Queen memeluk Panji Kakaknya
"sama-sama adikku sayang tapi gak boleh ngambek lagi." Panji membalas pelukan adiknya mereka berpelukan terlihat kalau keduanya saling menyayangi terlebih Panji yang sudah terlihat kedewasaannya mampu menenangkan adiknya
"sayang malaikat kita." Ammar memeluk istrinya meneteskan air matanya
"Kakak ne ahh." Ranty mengusap air mata suaminya "Panji Queen liat Ayah nangis sini." Panggil Ranty pada kedua malaikatnya
Panji melepaskan pelukannya pada adiknya "ayah kenapa Kak." Tanya Queen seraya berjalan karena tarikan tangan Panji
"ayah kenapa." Tanya Panji
"ayah digigit tikus ya." Tanya Queen
"hemm gak kok." Ammar berjongkok
"sini Queen usap gak keren cowok nangis ya kan Kak." Queen mengusap air mata ayahnya dan mereka berempat berpelukan keluarga yang sempurna saling mengisi.
Setelah selesai membuat kue
"ayah ajak anak-anak mandi sana udah adzan tu abis shalat kita kerumah Opa." Ranty mendekati Ammar yang masik duduk dilantai bersama kedua malaikatnya bermain mobil meski penuh tepung
"siap komandan." Queen berdiri tegak memberi hormat
"ayah sayang." Ranty memeluk Queen
"ya udah ayo, Kak masukin mainannya." Ammar berdiri mengambil kotak mainan
"siap." Jawab Panji seraya mengambil semua mainannya dan mereka bertiga keatas untuk mandi, sedangkan Ranty mempersiapkan kue-kue yang akan dibawanya kerumah orang tuanyaseta membersihkan semuanya setelah selesai dia keatas untuk mandi dan shalat berjamaah
Keluarga ini masuk kesebuah mushola yang sengaja Ammar siapkan untuk keluarga beribadah, Ranty menyiapkan sajadah untuk keluarganya, Ammar sudah mengaji sedangkan Panji memakaikan mukena untuk Queen adiknya
"kita shalat sekarang." Panji setelah selesai mengenakan mukena pada adiknya
"siap terimakasih Kakak ku." Queen memeluk Kakaknya
"ayo." Panji melepaskan pelukan adiknya "sudah Ayah." Panji memegang lembut pundak ayahnya
Ammar menutup bacaan ngajinya tanpa disuruh Panji langsung mengumandangkan iqamah menandakan keluarganya siap shalat berjamaah.
Setelah salam bukan lagi Ammar yang memimpin doa melainkan si jagoan Panji lah memimpin doa. Ammar memeluk Panji menciuminya
"ayah malu tau cowok diciumi githu ehh tapi gapapa juga sih Queen mau." Panji keberatan tapi akhirnya dia tersenyum membuat Queen juga duduk dipangkuan ayahnya dan Ammar mencium keduanya Ranty memeluk mereka bertiga
"udah sekarang kita siap-siap katanya mau tidur dirumah Opa." Ranty melepaskan pelukannya
"horeee tidur dirumah Opa." Queen merasa sangat senang Ranty berjalan keluar
"tapi jangan lepasin ikannya lagi ya." Panji mengingatkan adiknya yang kemarin mengelurkan ikan Opa nya
"iya Ayah Kakak." Queen memeluk leher ayahnya
"Kakak cuma becanda sayang coba aja gelitikin." Ammar memainkan alisnya
"setuju." Queen langsung menggelitiki Panji yang duduk dipangkuan ayahnya
"hahhaaaa ampunn Queen Ayah hahhhhaaaa." Panji tertawa karena merasa geli diperut dan kakinya
"hei masih belum pergi dari sithu." Ranty sudah siap membawa beberapa bungkus oleh-oleh didepan pintu
Dan ketiganya langsung saling berpandangan dan buru-buru keluar Ranty menggelengkan kepalanya dan Ranty langsung menuju mobil. Mereka punberangkat kerumah Opa Oma.
Sesampainya dirumah Opa, pintunya sengaja tidak ditutup karena cucunya mau datang
"Opaaa." Queen berlari
"Omaaa."disusul Panji
"sayang." Opa memeluk Queen dan Oma memeluk Panji
"Pa Ma." Ammar salim disusul Ranty
"Opa Queen tadi buat kue buat Opa sama Oma." Queen pada Opanya
"wahhh pasti enak tu masuk-masuk yok gak sabar." Pak Handoyo menggendong cucunya masuk
Semua duduk diruang keluarga, Ranty kebelakang menyiapkan kue yang dia bawa, Queen bercerita pada Opa Oma saat disekolah tadi Panji tak mau kalah.
"gimana kantor Mar." Tanya Pak Handoyo
"alhamdulilah semua baik lancar Pa." Jawab Ammar tersenyum
"syukurlah." Pak Handoyo mencium kening Queen yang dari tadi masih bercerita
Yak lama Ranty datang membawa kue "kue nya datang." Meletakkan kuenya dimeja lalu duduk
"yeee." Queen turun dari sofa mengambil kuenya disusul Panji
"ini Opa."Queen menyuapkan kuenya pada Opa
"terimakasih." Opanya menerima suapan cucu tercinta "hmmmm." Buatan Queen enak banget terimakasih sayang." Mencium kening cucunya
"sama-sama Opa." Queen memeluk Opanya
Mereka memakan kue bersama tertawa bersama karena tingkah Panji dan Queen. Opa Oma memeluk kedua cucunya dan Ammar memeluk Ranty istrinya, lengkap sudah kebahagiaan Ammar yang hidup sendiri sejak SMP dan menemukan kebahagiaan sempurna setelah bertemu istrinya Ranty.
Malamnya Ranty berdiri dibalkon melihat bintang melipat tangannya didada
"sayang kok belum tidur, anak-anak sudah tidur kan." Ammar datang memeluknya dari belakang
"Kak, udah baru aja, Kak terimakasih ya Kakak sudah buat Ranty Papa Mama bahagia." Ranty memeluk Ammar
"iya sayang terimakasih juga yaa Kakak sayang sama Kamu." Ammar memegang kepala Ranty dengan kedua tangannya, mereka saling memandang dan semakin lama semakin dekat ketika Ammar hendak mencium istrinya
"Ayah Bunda mau liat bintang jatuh." Panji tiba-tiba datang ditengah-tengah kedua ayah bundanya membuat Ammar dan Ranty kaget dan buru-buru melepaskan pelukannya
"katanya sudah tidur kok masih." Ammar berjongkok
"Queen juga mau liat." Queen berlari dari dalam
Mereka berempat menunggu bintang jatuh dan saat ada semua memejamkan mata entah apa yang mereka pikirkan. Setelah itu mereka saling berpelukan dan melambaikan tangan pada bintang yang jatuh.
SELESAI
Itulah kisah dari Ammar pemuda baik yang penuh perjuangan dalam hidupnya, dimulai saat dia ditinggalkan kedua orang tuanya mengejar cita-cita mengejar cintanya hingga mengejar kebahagiaan bersama keluarga dengan penuh keimanan sebagai rasa syukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuh Aku
RomanceSebuah kisah pemuda yang penuh perjuangan dalam hidup serta kisah seorang gadis yang mengalami hal yang sangat mustahil terjadi, kisah cinta yang tidak disengaja tapi inilah jodoh rahasia Ilahi.