"udah banyak tato ehhh ada cicak takut hhhahhaaa parah." Aura juga ikut tertawa
"hahhh." Ranty membuang napas "emmm terus kemana gue dapet cowok yang yahh mungkin bisa buat gue nyaman." Ranty terlihat mulai sedih
"jangan sedih masih banyak waktu kok." Aura memeluk Ranty
"iya tapi sampai kapan Ra gue udah terlalu sering berubah aneh,gue udah gak tahan lagi." Ranty makin murung
"kalau sama kak Ammar aja gimana." Mayang tiba-tiba membuat keduanya saling menatap
"Mayang." Ranty membulatkan matanya
"kenapa." Ranty merasa aneh
"loe tau kan Ranty benci sama kak Ammar masak loe ngasih ide githu, tapi emang sih kak Ammar tu emm boleh juga." Aura membayangkan wajah Ammar
"asal jangan kak Boy aja ya." Mayang meledek
"May loe apaan sih." Aura malu
"emang loe udah jadian ya sama kak Boy." Tanya Ranty penasaran
"kayaknya githu, coba tanya aja." Mayang tersenyum
"iya Ra loe udah jadian." Tanya Ranty lagi
"gak kok siapa bilang kita baru deket aja." Aura masih malu-mau
"terus dinner kemarin ngapain terus nonton pulang ngampus hayooo." Ledek Mayang lagi
"Mayangggg." Aura duduk "loe tu."
"jadi bener." Ranty juga duduk
"iya Ty tanya aja orangnya ada." Mayang ikut duduk
"kalian ne apaan sih, kak Boy emang udah bilang sih kalau dia suka sama gue tapi belum gue jawab, ehhh." Aura menutup mulutnya sendiri dengan tangannya
"nahhh kannn." Mayang tersenyum
"ciee cieeee." Ranty menyenggol Aura dengan tangannya
"gue salah ngomong." Aura dengan wajahnya yang memerah
"halah udahlah iya-iya kita percaya kok, ya kan May, kita tunggu kabar baiknya." Ranty memeluk Aura
Dirumah Boy
"Boy jatuh cinta tu kayak apa sih rasanya." Tanya Ammar sesaat menghempaskan badannya dilantai lapangan basket
"rasanya gurih pedes asin manis seger." Boy tak melihat Ammar duduk dengan meluruskan kakinya
Ammar duduk dan melemparkan bola yang ada padanya pada boy "malah bercanda serius juga."
"lagian loe yang aneh, loe itu yang lebih pinter dari gue pake nanya lagi." Boy membulatkan matanya
"ya udah gak jadi." Ammar berdiri
"mau kemana." Tanya Boy
Ammar belum menjawab tiba-tiba ponselnya berbunyi "iya walaikumsalam, sekarang pak, iya walaikumsalam."
"mau kemana." Tanya Boy lagi
"mau kekantor dulu ya gak tau kenapa, pergi dulu." Ammar bergegas pergi
"huhhh." Boy duduk
Dirumah Ranty
"sayang sini." Mama Ranty memanggil Rantyyangbaru datang
"apa Ma." Ranty mendekat salim
"sayang papa mau buat pesta peresmian hotel baru kamu harus dateng ya." Mamanya mengelus lembut kepala anaknya
"beneran boleh ajak Mayang sama Aura." Ranty terlihat senang
"boleh sayang." Mamanya tersenyum
"kapan Ma." Tanya Ranty
"besok malam." Jawab mamanya
"oke Ma." Ranty mencium mamanya dan pamit ke kamar
Dikantor
"assalamualaikum pak." Ammar membuka pintu
"walaikumsalam masuk Mar, duduk." Pak Handoyo tersenyum
"terimakasih pak." Ammar duduk
"gimana kuliahnya, lancar." Tanya Handoyo
"alhamdulilah pak." Jawab Ammar "emm ada apa ya pak sampai bapak panggil saya, apa pekerjaan saya ada yang salah." Ammar terlihat khawatir
"gak ada Ammar sudah kamu ini sebegitunya, gini Mar bapak panggil karena satu hal." Pak Handoyo tersenyum
"pasti kerja saya ada yang salah kan pak, maaf pak kalau kerja saya tidak sesuai dengan harapan bapak." Ammar lagi-lagi khawatir
"bukan Ammar, emm bapak ulangi gini karena sebagai wujud rasa syukur bapak atas perkerjaan yang sudah kamu selesaikan bapak akan mengadakan sebuah syukuran dihotel yang baru selesai sekaligus bapak akan meresmikan hotel itu, acara besok jadi kamu harus datang besok." Pak Handoyo menjelaskan
"syukurlah pak saya sudah takut, emm jadi besok saya diundang pak." Ammar tersenyum bodoh
"kamu ini itu hotel proyek kamu yang jalani kamu yang selesein kamu masak iya kamu gak diundang." Pak Handoyo membulatkan matanya
"hmm iya pak." Ammar lagi tersenyum bodoh
"kamu besok datang jam 7 ya." Pak Handoyo lagi
'iya pak siap." Ammar tersenyum manis
"ya sudah ketemu besok ya jangan sampai lupa jam 7 malam,oke sudah sore bapak mau pulang." Pak Hanoyo berdiri dan membawa tasnya
"iya pak pasti saya ingat, iya mari." Ammar juga berdiri dan berjalan dibelakang pak Handoyo
Keesokan malam, Ammar sudah terlihat rapi menggunakan kemeja hitam celana bahan warna abu-abu tak lupa jam tangan pakai jaket helm dan berangkat dengan motor kesayangan
Ranty juga sudah siap dengan kedua sahabatnya, Mayang cantik dengan gaun ungunya Aura tak kalah dengan gaun pink serta Ranty anggun dengan gaun putihnya, mereka bertiga berangkat. Sampailah mereka, mereka terlihat berbincang-bincang tak sengaja Mayang melihat Ochi datang seorang ibu-ibu
"girls coba liat." Mayang menunjuk Ochi
"curut." Aura terlihat tak percaya
"kenapa dimana-mana ada dia sih." Ranty kesal
"memangnya tante Intan masih kerjasama dengan mamanya Ochi Ty." Tanya Aura
"kayaknya githu." Ranty terlihat tak semangat lagi
Ammar datang dan langsung masuk tak lupa melepaskan jacketya, dia bertemu Riki didalam dan teman kerjanya yang lain. Tak lama kemudian acara itu dibuka sendiri oleh pak Handoyo
"selamat malam semua selamat datang terimakasih sudah menyempatkan waktunya, baiklah sekarang saya selaku penyelengggara acara ini akan membuka sendiri." Pak Handoyo tersenyum
"enak ya Mar kalau jadi orang besar tu ngomong santai saja diperhatiin coba kita ngomong panjang lebar boro-boro diperhatiin didengar saja syukur." Riki menggerutu
"kamu ini malah sibuk sendiri dengerin aja." Ammar memasukkan tangannya disaku celananya, tanpa sengaja dia melihat Ranty dari kejauhan dia begitu tertegun melihat ciptaan yang satu ini, matanya enggan berkedip "subhanallah hmmm." Ammar menghela napas terus memandang makhluk cantik itu
"Mar Mar." Panggil Riki "Ammar." Riki memukul lengan Ammar
"apa sih." Ammar jengkel karena merasa terganggu
"Ammar silahkan maju nak." Pak Handoyo terus memanggil Ammar
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuh Aku
Roman d'amourSebuah kisah pemuda yang penuh perjuangan dalam hidup serta kisah seorang gadis yang mengalami hal yang sangat mustahil terjadi, kisah cinta yang tidak disengaja tapi inilah jodoh rahasia Ilahi.