30

461 10 0
                                    

Selesai shalat jamaah kebiasaan dirumah Ammar langsung bersih-bersih kamarnya menata selimut yang berantakan dan mengambil kemoceng dan mulai membersihkan setiap sudut kamarnya. Ranty yang baru masuk heran melihat tempat tidurnya sudah rapi, dia masuk perlahan
"tumben si mbak udah bersih-bersih kena angin apa." Ranty membaringkan tubuhnya diranjang
"permisi." Ammar tiba-tiba lewat
"ngapain." Ranty kaget lalu duduk
"hahhh abis ambil ini dari ruang tengah kata Papa boleh diambil satu." Ammar membersihkan bajunya
"buat apa." Tanya Ranty heran
"biar udaranya lebih segar dirumah juga ada." Ammar tersenyum mengambil lagi kemoceng dan membersihkan lemari dan segala isinya
"rajin banget." Ranty menghampiri
"biar bersih." Ammar menatap sekilas wanita cantik disampingnya "bantuin boleh." Ammar tersenyum
"ini udah bantuin." Ranty membersihkan kukunya
"bantuin apa." Ammar heran
"bantuin liatin." Ranty datar
"nanti bersihin aku aja gimana." Ledek Ammar
"hiissshhhh." Ranty nyengir
"nyengir tanda mau." Ledek Ammar lagi
"ogah." Ranty kesal berjalan keluar kamar
"mau aja sih." Ammar tersenyum dan melanjutkan lagi perkerjaannya
"sayang mana Ammar panggil geh kita sarapan bareng." Mamanya sesaat Ranty dudukdikursi meja makan
"tu bersih-bersih dikamar." Ranty mengambil segelas susu dan meminumnya
"terus suami kamu bersih-bersih sendiri kamu sarapan githu gak malu ya." Ledek Papanya
"dia sendiri yang mau bukan Ranty yang nyuruh." Ranty ketus
"bukannya kamu udah biasa bersih-bersih kamar akhir-akhir ini." Tanya Mamanya
"iya ahhh Ranty panggil dulu suami tercinta." Ranty tersenyum bodoh dan nyengir sambil berjalan
Ammar terdengar bernyanyi didalam kamar "datanglah bila engkau menangis ceritakan semua yang engkau mau percaya pada ku aku lelaki mu hmmm hmmm hmmm."
Ranty tersenyum lalu menyandar dipintu "masak." Ranty membulatkan matanya
"hahh." Ammar kaget "masak apa." Tanya Ammar heran
"udah ayo sarapan dulu ditunggu papa mama tu." Ajak Ranty
"iya tapi masak apa dulu." Ammar berjalan menghampiri istrinya
"ngeyel ya." Ranty menggandeng tangan Ammar lalu berjalan turun
Malamnya selesai makan malam dan shalat isya, Ammar dan Ranty berada diruang tengah melihat acara televisi. Ammar duduk dibawah sedangkan Ranty duduk diatas lengkap dengan cemilan ditangannya
"nah itu bagus." Ranty menunjuk kearah televisi
"bagus ini." Ammar memilih acara pilihannya
"itu aja mau liat Ratna sama Rajo cepet." Ranty menggoyang-goyangkan pundak Ammar
"emang kenapa Ratna sama Rajo." Tanya Ammar seraya mengganti channel televisinya
"mereka tu romantis banget dan saling melengkapi." Ranty sambil memperhatikan acara televisi yang dia mau (nahhh loohhhh Ranty kena virus RaRa hahhh Raravers nambah plend #hahhh # lol)
"dimananya romantisnya." Tanya Ammar lagi
"ya mereka selalu ada satu sama lain Rajo sakit pasti Ratna ada disampingnya begitu juga waktu Ratna sedih pasti Rajo menghibur." Jelas Ranty sambil tersenyum
"terus." Tanya Ammar lagi
"Rajo tu maunya Ratna yang selalu nomer satu buatnya Ratna juga, mereka tu saling melengkapi dalam keadaan apa pun." Tambah Ranty
"tapi saya lebih suka acara-acara talkshow yang bahas politik ekonomi yahh pokoknya tentang negara kita." Ammar berpendapat
"jangan dipindah loe tu." Ranty kesal
"kenapa sih ribut-ribut." Papa mama datang duduk
"ini masak dari tadi liatny acara kayak githu Ranty tu mau liat Ratna sama Rajo." Ammar mengerutkan kening
"sudah-sudah jangan ribut lagi, sekarang matiin televisinya dengerin papa mau ngomong." Pak Handoyo serius dan Ammar buru-buru mematikan televisinya
"kayaknya serius apa sih Pa." Tanya Ranty membenarkan duduknya Ammar duduk bersila menghadap Papa dan Mama
"Ammar dan kamu sayang Papa kan sudah semakin tua Mama juga nah Papa dan Mama mau serahin semuanya sama kalian, Ammar kamu harus kelola bisnis Papa Mall Hotel dan Kampus satu lagi Apartement yang masih kamu kerjakan, sayang kamu harus bantu suami kam yahh minimal kamu yang kelola kampus kamu kan pengen banget jadi guru dari dulu." Jelas pak Handoyo
"iya sayang biar Papa urus bisnis furniturnya aja yang lain kalian aja Mama dirumah aja urus cucu." Mamanya tersenyum
"hahhh kenapa Pa Ma." Tanya Ranty heran
"sayang ini yang paling tepat dan Papa yakin Ammar bisa dan mampu buat ini semua, ya kan Mar." Papanya tersenyum
"insyaAllah Pa tapi kenapa harus." Ammar butuh jawaban
"sudah jangan tanya lagi yahh." Mamanya menyudahi "o...ya Papa sama Mama sudah siapkan rumah buat kalian sebagai hadiah pernikahan kalian." Mama nya tersenyum lagi
"iya kalian bisa liat malam ini dan bisa ditempati sesudah kalian lihat." Tambah Papanya
"jadi tadi disuruh kerja sekarang diusir ceritanya." Ranty ngambek "anak sendiri diusir." Ranty menggerutu
"sayang bukan itu maksudnya, kami mau kamu sama suami kamu mandiri." Mamanya mendekati Ranty menjelaskan, Papanya juga menjelaskan akhirnya Ranty mau dan Ammar ikut aja.
Hari ini Ammar dan Ranty pindah kerumah baru, diantar Mama mereka setelah ngobrol lama Mamanya pulang.
"jadi kita tanpa asisten rumah tangga." Tanya Ranty duduk
"gak usah dech mandiri aku sudah biasa kok sayang." Ammar mendekati Ranty
"apa sih jangan mentang-mentang gak ada siapa-siapa mau macem-macem jangan harap." Ranty berdiri mendekatkan wajahnya pada Ammar lalu pergi tapi baru satu langkah tangannya sudah ditarik Ammar sehingga dia duduk dipangkuan Ammar
"kalau kayak gini mau lari kemana." Ammar menatap mata Ranty dan Ranty langsung terdiam, mereka saling menatap semakin lama semaki dekat saat seinci lagi saling menyentuh
"gak." Ranty melepaskan tangan Ammar lalu berlari keatas
Ammar tersenyum dan menyandarkan tubuhnya disofa "kapan diizinin." Teriak Ammar
"gak ada." Ranty dari atas menjulurkan lidahnya
"liat aja ntar." Ammar memainkan alisnya
"wekkkkk." Ranty menjulurkan lagi lidahnya
"hmmm." Ammar tersenyum
Malamnya Ranty berdiri dibalkon atas, melihat kejalan dengan kendaraan yang lalu lalang. Melipat tangannya didada, tiba-tiba ada bungan mawar didepannya
"apa." Ranty mengambil bunga itu dan Ranty merasakan kehadiran seseorang dari belakang, tubuhnya sudah dipeluk erat oleh orang itu. orang itu mencium lembut bawah telinganya "lepas." Ranty memberontak
"suka gak sama bunganya." Suara yang dia kenal
"loe lepas gak." Ranty terus memberontak
"kenapa bukannya seorang istri harus melayani suaminya." Ternyata itu Ammar dengan nada lembut
"lepas gak ihhh." Ranty makin kuat memberontak dan lepaslah dia
"kenapa sih dosa tau udah tiga lohh." Ammar tersenyum manis
"ihhh apaan sih jangan macem-macem ya." Ranty masuk kekamarnya
"iya udah." Ammar tersenyum lalu membalikkan badannya melihat langit dengan bintang yang bertaburan
Ranty berbaring diranjang dia ingat kata-kata Ammar padanya barusan "bukannya seorang istri harus melayani suaminya." Ranty mengusap-usap wajahnya "gak gak gakkk."

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang