Karena capek Ranty mengajak keluar sebelum keluar Ranty membeli es krim dan Ammar berjalan keluar lalu duduk didepan mall duduk disebuah air mancur.
"ne." Ranty datang memberikan es krim pada Ammar seraya tersenyum
"terimakasih istriku." Ammar tersenyum dan menerimanya
"terimakasih ya." Ranty menyandarkan sebentar kepalanya dipundak Ammar "udah buat aku tersenyum hari ini rasanya pengen terus seperti ini." Sambil menikmati es krimnya
"aku juga mau bilang terimakasih." Ammar menyenggol lengan Ranty dengan lengannya
"buat apa." Ammar melihat sekilas Ammar disampingnya
"kamu udah buat aku jatuh cinta kesekian kalinya sama kamu." Ammar tersenyum
Ranty hanya tersenyum "aku juga sayang sama kamu."
"iya." Ammar menghentikan makan es krimnya turun dari tempat duduknya berdiri membelakangi Ranty "woiii dengerrr wanita yang selama ini aku sayangi dia bilang sayang sama aku dengerrrr." Ammar berteriak sekeras-keras membuat semua orang memperhatikannya inilah ekspresi Ammar saat Ranty bilang sayang pertama kalinya sama dia
"kak Ammar apa sih." Ranty juga turun dan menghampiri Ammar "malu dia liat orang."
Ammar tersenyum menatapnya "kamu beneran sayang sama aku."
"iya." Ranty tersenyum dan mengangguk
Ammar langsung mengangkat tubuh Ranty dan berputar-putar, mereka tertawa bersama
"kalian pasangan yang serasi." Kata seseorang yang mendekati mereka
Ammar menurunkan istrinya "terimakasih." Ammar tersenyum
"kalian pasti langgeng Cu." Nenek tua berada dikursi roda bersama orang itu
"terimakasih Nek." Ranty mencium tangan nenek itu disusul Ammar dan orang itu pergi bersama orang itu
"kakak ini." Seorang anak kecil memberikan balon gas pada Ranty
"terimakasih sayang ini dari siapa." Ranty duduk berjongkok tersenyum pada anak itu
Anak itu menunjuk ke arah tukang balon bersama seorang wanita mungkin itu ibu anak itu, mereka memberikan jempol pada Ammar dan Ranty, Ammar dan Ranty saling memandang lalu tersenyum pada kedua orang itu, anak itu berlari ke ibunya setelah dicium Ranty.
"gue lagi putus cinta tapi gue jadi bisa tersenyum karena kalian terimakasih." Seorang lelaki sudah berdiri dibelakang Ammar dan Ranty "eee gue baru beli ini eemmm ini buat loe bro gue jadi semangat ngejar cinta gue karena loe." Lelaki itu tersenyum dan menepuk pundak Ammar
"terimakasih." Ammar tersenyum dan lelaki itu pergi dengan senyuman berjalan mundur melihat mereka lalu masuk kemobilnya
Ammar dan Ranty saling memandang tersenyum dengan masing-masing mengerutkan kening
Ammar melingkarkan tangannya dipinggang Ranty menempelkan keningnya di kening Ranty "aku sayang sama kamu." Tersenyum dan Ranty mengangguk tersenyum
Malamnya mereka terlihat diruang tengah, Ammar duduk bersandar disofa dan Ranty duduk bersandar ditubuhnya
"kamu sayang sama aku sejak kapan." Tanya Ammar mengelus lembut kepala Ranty
"sejak sentuhan itu." jawab Ranty memainkan jari Ammar
"bener." Ammar pelan
"iya." Ranty singkat
"berarti kamu cemburu ya waktu marah-marah sama Ochi githu." Ammar lagi
"gak tau, mungkin." Jawab Ranty
"itu cemburu namanya." Ammar menegakkan badannya
"gak tau, pokoknya kesel aja liatnya." Ranty lagi
Ammar memeluk tubuh istrinya mencium lembut pipinya "kamu gak usah takut kehilangan aku karena dalam hidup ku aku hanya satu kali jatuh cinta itu sama kamu."
"terimakasih ya kak aku gak salah jatuh cinta." Ranty tersenyum menyandarkan kepalanya didada Ammar
Mereka saling menikmati kebersamaan malam itu
Tiba-tiba Ranty merasakan mual diperutnya "emmm." Dia hendak muntah melepaskan tangan Ammar
Ammar kaget "kenapa."
"gak tau gak enak banget hupppp." Ranty berlari kekamar mandi
Ammar membuntutinya "keluarin aja kalau bisa." Ammar memijit-mijit leher belakang Ranty "sudah." Tanya Ammar Ranty hanya mengangguk
Ammar membantu Ranty berjalan dan duduk disofa "aku ambilin minyak kayu putih dulu ya tunggu ya." Ammar memegang tangan Ranty dan Ranty mengangguk menyandarkan tubuhnya disofa lalu Ammar berlari mengambil minyak kayu putih
"huppp." Ranty hendak muntah lagi buru-buru dia kekamar mandi lagi
Ammar berlari dan mendapati Ranty tidak ada disofa, Ranty memegangi perutnya keluar dari kamar mandi Ammar buru-buru menghampiri
"kita kerumah sakit ya." Ammar membantu Ranty berjalan
"gak usah nggak apa-apa kok masuk angin mungkin." Ranty mencoba tersenyum
"kan mungkin ayo kerumah sakit aja." Membantu Ranty bersandar disofa lalu "maaf." Ammar membuka sedikir baju Ranty mengoleskan minyak itu diperut Ranty dan kejari-jari kaki
"gak usah kak gapapa kok." Ranty tersenyum
"ya udah kekamar aja istirahat." Ammar memasukkan minyak itu kekantong celananya
"ntar ya masih pusing." Ranty memegangi kepalanya tanpa meminta persetujuan Ranty Ammar mengangkat tubuh Ranty membawanya kekamar
"istirahat ya aku ambilin teh hangat dulu." Ammar meletakkan Ranty diranjang menarik selimut mencium kening istrinya lalu keluar
"kamu lebih baik dari apa yang aku fikir Kak maafin Ranty ya." Ranty tersenyum
Tak lama Ammar sudah datang membawa segelas teh "minum dulu ya biar anget perutnya." Ammar membantu Ranty meminum teh itu
"terimakasih ya kak." Ranty tersenyum
Ammar meletakkan gelas teh itu lalu menutup semua jendela dan pintu. Dia duduk disebelah Ranty yang terlihat sudah baikan.
"istirahat ya." Ammar mengelus lembut kepala istrinya
"kakak tiduran sini peluk Ranty ya." Ranty membuka mata
"iya tapi janji kamu tidur ya besok pasti sembuh." Ammar berbaring, Ranty memeluk erat tubuh suaminya tak lama dia sudah tertidur "alhamdulilah aku benar-benar jadi laki-laki sekarang bisa membuat wanita ini tenang." Ammar dalam hati tersenyum
Paginya Ammar masuk kamarnya membawa sepiring nasi dan segelas air putih.
"selamat pagi." Ammar duduk berjongkok dan mengelus lembut kepala Ranty
Ranty perlahan membuka matanya "pagi kak, udah pagi ya." Ranty mencoba duduk Ammar membantunya
"masih sakit gak." Tanya Ammar
"gak kok Kak, eee kakak gak kerja katanya ada meeting pagi." Ranty menatap Ammar
"iya tapi kamu kayak gini masak aku tinggal aku pengen jadi suami yang baik." Ammar memegang tangan Ranty
"Ranty gapapa kak udah kakak kerja aja katanya klien dari jauh." Ranty tersenyum
"iya sih dari Semarang tapi kan kamu." Ammar masih tidak mau
"kak kakak percaya kan sama Ranty." Ranty memegang erat tangan Ammar
"aku gak mau kalau kamu kayak gini terus aku gak ada." Ammar duduk diranjang
"kak." Ranty memegang lembut pipi Ammar "kakak gak mau kan ngecewain papa jadi ini juga bukti kalau kakak sayang sama Ranty, jadi kakak pergi ya kasian kliennya jauh-jauh ya." Ranty meyakinkan Ammar
"tapi." Ammar mengerutkan keningnya
"kak Ammar." Ranty memeluk Ammar "Ranty tau kakak sayang sama Ranty jadi kakak harus pergi ya kasian nanti usaha gimana."
"iya tapi kamu beneran udah gapapa." Ammar masih saja khawatir
"iya Ranty gapapa." Ranty melepaskan pelukannya "cuma neg aja rasanya." Jelas Ranty
"ya Allah apa dia hamil setelah kejadian malam itu." Ammar dalam hati
"kak kak Ammar." Ranty menggoyang-goyangkan tangan Ammar "kak."
"eeee." Ammar kaget
"kenapa." Tanya Ranty merasa aneh "kok nglamun sih."
"eee gak kok gak nglamun, eee ya udah kalau kamu merasa benar-benar baik aku ganti baju dulu ya." Ammar gugup
"iya ya udah sana." Ranty tersenyum
Tak lama dia sudah siap "kamu mau disuapin apa makan sendiri." Ammar mengambil makanan itu
"eee gak usah emmm." Ranty menutup hidungnya
"kenapa." Tanya Ammar aneh
"gak mau baunya." Ranty mendorong tangan Ammar agar meletakkan makanan itu
"terus mau makan apa." Tanya Ammar
"udah gak usah masak lagi sana berangkat udah mau jam 7 belum nanti macet." Ranty membuka tangannya dan akhirnya Ammar mau berangkat meski terasa berat
Tiga hari ini Ranty semakin manja saja sama Ammar tidak mau makan nasi maunya hanya makan roti dan minum susu. Ammar semakin curiga kalau istrinya tengah hamil tapi Ammar tidak berani untuk berbicara pada Ranty karena belum tau apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu.
Diam-diam Ranty pergi kerumah sakit tanpa sepengetahuan Ammar suaminya karena dia merasa makin aneh dengan keadaan tubuhnya sendiri.
"gimana Dok." Tanya Ranty "sebenarnya saya sakit apa."
"sebentar ya Mbak kita tunggu dulu hasilnya." Dokter itu tersenyum
"ini Dok." Suster datang membawa sebuah amplop
"terimakasih Sus." Dokter tersenyum
"gimana Dok hasilnya." Ranty tidak sabar
"sabar ya saya liat dulu." Dokter tersenyum lagi, setelah membacanya Dokter itu tersenyum "selamat ya Bu." Dokter itu mengulurkan tangannya
"selamat buat apa Dok saya sakit apa." Ranty menerima uluran tangan Dokter itu tapi dengan wajah aneh
"selamat ya Bu karena Ibu positif hamil." Jelas Dokter itu
"hahhh hamil." Ranty kaget "tapi Dok saya gak pernah." Belum Ranty meneruskan
Ada suster masuk dengan buru-buru "Dok ada kecelakaan."
"iya ayo, eee Bu saya permisi dulu." Dokter itu langsung keluar
"tapi Dok saya gimana." Ranty berdiri "masak iya aku hamil aku kan." Ranty berfikir keras lalu perlahan dia mengambil kertas itu dia membukanya dengan gemetar dia membulatkan matanya melihat ada tanda positif dan foto mungkin itu tentang kehamilannya dia tidak paham
"kamu jahat kak Ammar kamu jahat." Ranty duduk menangis lalu dia berdiri dan bergegas pulang
Masih sore sekitar bakda Isya' Ammar pulang
"Assalamualaikum." Ammar masuk menutup pintu "sayang kok gak nyaut lagi apa." Ammar masuk meletakkan tasnya disofa, dia melihat Ranty berdiri diteras belakang "sayang." Ammar memeluknya dari belakang
"apa sih." Ranty melepaskan tangan Ammar
"kenapa." Tanya Ammar merasa Ranty kembali seperti dulu yang jutek sama dia
"apa yang udah loe lakuin jahat, baru kemarin kita baikan tapi setelah apa yang loe lakuin hmm." Ranty duduk dikursi menangis
"maksudnya apa jahat gimana." Ammar berdiri didekat Ranty
"apa yang udah loe lakuin hahh." Ranty berdiri dan mendorong Ammar
"apa sih aku gak tau apa yang kamu maksud." Ammar mendekat lagi
"loe jahat loe egois loe mentingin diri loe sendiri gue benci sama loe gue benci." Ranty mendorong Ammar lagi sambil menangis
"jangan nangis please sumpah gak tega liatnya." Ammar hendak mengusap air mata Ranty
"gak usah." Ranty menampik tangan Ammar
"apa sih jelasin." Ammar makin merasa aneh
"loe egois loe jahat." Ranty memukul-mukul dada Ammar
"heii apa sih jahat gimana egois apa sih apa." Ammar benar-benar tak tega melihat Ranty menangis
"gue benci sama loe gue benci." Ranty lemas Ammar memeluknya
"udah tenang oke maaf kalau akau salah sama kamu tenang ya.' Ammar mencoba menenangkan Ranty
"kamu jahat kak kamu jahat." Ranty membalas pelukan Ammar
"iya udah kalau jahat ntar dihukum kita kekamar ya disini dingin." Ammar mengangkat tubuh lemah Ranty, meletakkan tubuh istrinya diranjang menarik selimut "minum." Ammar menawarkan minum, Ranty mau
"kenapa Kak Ammar jahat sama Ranty kenapa Kak." Ranty menangis lagi
"huuusssttt udah kamu istirahat dulu ya." Ammar memeluk istrinya "kamu pasti capek kamu istirahat kakak mau mandi dulu ya, udah nanti aja marahnya udah asem baunya." Ammar tersenyum
"jelek gak usah senyum, sana mandi." Ranty sekarang marah
"tapi mau dipeluk ya gak." Ammar terseyum lagi
"sanaaaa." Ranty mendorong Ammar
"oke oke." Ammar berdiri dan mengangkat tangannya
"Ranty seneng karena bisa ngasih Kakak keturunan tapi Kak Ammar jahat." Ranty dalam hati
Ammar keluar dari kamar mandi memakai celana pendek dengan kaos warna biru
"belum tidur." Tanya Ammar mendekati berjalan kearah istrinya
"berhenti." Ranty menghentikan langkah Ammar
"kenapa." Ammar bingung
"jelek pake itu ganti masak pake warna biru." Ranty cemberut
"masak ya udah ganti dulu." Ammar berjalan kelemari baju mengambil kaos yang lain, perlahan membuka kaosnya menggantinya "gimana." Ammar berdiri tegak
"jelek, ganti." Ranty menggeleng
Ammar mengganti lagi dengan yang lain sampai dia memakai kaos yang terakhir kaos dulu banget kaos warna putih bertuliskan I'm Crazy
"ini yang terakhir sayang." Ammar duduk dikursi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuh Aku
RomanceSebuah kisah pemuda yang penuh perjuangan dalam hidup serta kisah seorang gadis yang mengalami hal yang sangat mustahil terjadi, kisah cinta yang tidak disengaja tapi inilah jodoh rahasia Ilahi.