34

1.4K 8 0
                                    

"masih jelek." Ranty menggeleng
"terus pake' apa." Tanya Ammar
"ya udah itu aja, boleh minta tolong." Ranty tersenyum
"alhamdulilah." Ammar mengadahkan tangannya keatas dan mengusap kewajahnya
"ihhh kenapa." Ranty mengerutkan kening
"udah gak marah kan, ya syukurlah." Ammar tersenyum
"udah ahhh sekarang ambil baju dari kantor tadi." Ranty ketus
"hahhh." Ammar kaget "buat apa." Ammar menaikkan alisnya
"udah ambil aja." Suruh Ranty
"bau sayang masak iya mau diambil lagi." Ammar merasa aneh
"cepet ambil." Ranty sudah membuka kaosnya
"ya udah terus kenapa buka baju githu Kakak gak lagi pengen." Ammar kian merasa aneh
"yeee." Ranty nyengir "buruan dingin." Ranty menutupi badannya dengan selimut
Ammar berjalan mengambil bajunya tadi "ini tu kan bau." Memberikan kemeja putih itu pada istrinya
Tanpa menjawab Ranty langsung memakainya "hmmm terimakasih." Ranty mencium kemeja itu Ammar menaikkan alisnya "sini." Ranty menarik tangan Ammar agar naik keranjang
"iya." Ammar naik keranjang
Saat Ammar baru saja duduk disamping Ranty "Ranty punya pertanyaan sama Kak Ammar."
"tanya apa." Ammar menatap Ranty
Ranty mengambil sebuah amplop dimeja "coba liat ini terus jelasin ke Ranty kenapa ini bisa terjadi." Memberikan amplop warna emas itu pada suaminya
"ini apa." Ammar menerimanya
"buka aja." Ranty singkat
"oke." Ammar perlahan membukanya mengeluarkan perlahan kertas didalamnya mulai membacanya, matanya terbelalak melihat tulisan dikertas itu "ini tes kehamilan kan." Ammar terbata
"baca sampai abis." Ranty mengerutkan keningnya
Ammar membacanya sampai lah pada sebuah tulisan POSITIF "jadi kamu." Ammar melihat Ranty
"gak perlu Ranty jawab sekarang Kakak yang jawab kenapa bisa." Ranty menaikkan alisnya membuat Ammar gemetar
"eee." Keringat dingin Ammar keluar
"kenapa gimana bisa Ranty, jelasin Kak." Ranty memegang tangan Ammar
"eee gini sayang hmmm." Ammar membuang napas "maaf kalau aku juga eee gini ssttt." Ammar gugup bingung
"iya apa." Ranty penasaran
"oke." Ammar menghadap istrinya "maafin Kakak sayang jujur Kakak juga gak tau apa yang sebenarnya terjadi malam itu."
"malam itu apa Kak maksudnya." Ranty mengerutkan keningnya
"kamu inget waktu kamu pulang mabuk." Tanya Ammar
"mabuk iya kenapa." Ranty dengan wajah anehnya
"ya malam itu, kamu inget kan kamu ngasih Kakak minuman itu." Ammar mengingatkan istrinya dan Ranty mengangguk "Kakak waktu itu pusing banget setelah minum itu kepala rasanya berat yang Kakak ingat kamu cium Kakak terus udah gak tau apa yang terjadi." Jelas Ammar
"terus." Ranty masih penasaran
"waktu Kakak kebangun udah mungkin kita gak sadar aja nglakuinnya." Ammar memegang tangan istrinya
"jadi Kakak juga gak tau apa sebenarnya terjadi." Tanya Ranty lagi
"iya kemarin Kakak sempet mau bilang waktu kamu mual-mual kemarin tapi Kakak gak berani." Ammar terbata
"kenapa gak bilang." Ranty melepaskan tangan Ammar
"maaf, terus kok kerumah sakit gak bilang juga." Tanya Ammar
"aku gak mau kamu khawatir." Ranty cepat
"segitunya berarti kamu sayang banget dong sama aku." Ammar tersenyum bodoh
"tau." Ranty ketus lagi
"udah deh gapapa gak usah dijawab udah tau." Ammar menunduk "sayang Assalamualaikum hai ini ayah sayang emmm sayang maafin ayah ya kalau ayah gak sadar waktu." Ammar mengelus perut Ranty
"waktu apa." Ranty menaikkan alisnya
"waktuu eee waktu kamu diperiksa dokter iya itu." Ammar gugup
"pasti bukan itu yang mau dibilang." Ranty masih ketus
"bener itu kok." Ammar masih mengelus-elus perut istrinya
"kak." Panggil Ranty
"apa." Ammar menatap Ranty
"emm pengen nasi goreng sama telor ceplok." Ranty tersenyum
"oke." Ammar langsung jawab iya
"emm yang kayak waktu itu ya." Ranty tersenyum lagi
"waktu kapan." Tanya Ammar
"waktu divilla itu." Ranty lagi
"divilla kapan." Ammar bingung
"waktu Kakak nyusulin Ranty waktu itu." Ranty menjelaskan
Ammar mengingat-ingat "ooo...iya inget, ya udah sabar ya." Ammar tersenyum lalu pergi
Ranty tersenyum, Ammar langsung menyiapkan semua bahannya didapur. Mulai menghaluskan bumbunya setelah menggoreng telor lalu dia mulai menggoreng nasinya.
Ranty sudah berdiri didepan pintu tanpa Ammae sadari
Tiba-tiba Ranty memeluk Ammar dari belakang "udah." Tanya Ranty
"heii." Ammar memegang tangan Ranty "kok kesini."
"pengen aja." Ranty masih memeluk Ammar
"sabar ya bentar lagi." Ammar mengangkat nasi yang sudah matang Ranty masih memeluknya "hei ini udah."
"iya." Ranty melepaskan pelukannya dan berjalan menghadap Ammar yang membawa nasi goreng "hmmm."
"ya udah ayo mau mamenggandeng tangan suaminya
Ranty duduk bersila disofa Ammar duduk didepannya "minumnya lupa kakak ambil dulu ya."
"iya jangan lama-lama udah gak sabar." Ranty mencium aroma nasi goreng itu "hmmm."
Ammar datang membawa segelas air "kok gak dimakan kenapa gak enak." Meletakkan gelas dimeja lali duduk
"enak kok tambah enak kalau disuapin." Ranty tersenyum
"hmm bilang aja maunya disuapin." Ammar mencubit kecil pipi Ranty
"haaaak." Ranty membuka mulutnya
"ini sayang." Ammar menyuapkan pada Ranty, bergantian Ranty juga menyuapkan pada Ammar
"udah Kak." Ranty menahan tangan tangan Ammar
"kan baru tiga suapan kok udah." Ammar meletakkan sendoknya lagi
Ranty tiba-tiba mncium kening Ammar "terimakasih ya Kak." Ranty tersenyum
"iya sayang." Ammar juga tersenyum
Hari-hari demi hari telah mereka lalui bersama dengan kebersamaan, tak terasa ini bulan kedelapan kehamilan Ranty
"hai." Ammar duduk disebelah Ranty yang sedang duduk ditaman
"gak kekantor lagi." Tanya Ranty
"Kakak kan udah serahin semuanya sama orang kantor Kakak gak mau ninggalin kamu." Ammar tersenyum
"iya terimakasih Kakak udah perhatian tapi jangan terlalu lepas sama orang lain harus selalu dipantau Kak." Ranty menatap Ammar
"ini wanita mulia banget ya hatinya, terimakasih sayang perhatiannya." Ammar tersenyum
"iya Kakak sayang, eee anterin Ranty kerumah sakit ya." Ranty lagi
"iya siap, Kakak tadi mau ngajak berangkat kesini." Ammar tersenyum
"masak sih." Ranty menyandarkan kepalanya didada Ammar
"masak gak percaya, sayang kamu percaya kan sama ayah oke kita harus kompak ya sip." Ammar mengajak bicara calon bayinya
"udah ahh ayo." Ranty berdiri dan mereka berangkat
Ranty sudah selesai diperiksa "gimana Dok keadaan istri saya dan anak kami." Tanya Ammar
"baik semua sehat detak jantung sikecil normah ibunya juga dan sudah berputar kebawah." Jelas Dokter
"alhamdulilah." Ammar bersyukur
Ranty datang Ammar membantunya duduk "jadi semua baik kan Dok emang sudah waktunya dia berputar." Tanya Ranty
"iya mbak semua baik dan memang sudah waktunya kalau tidak salah hitungan saya selama ini mbak akan melahirkan yahh kurang lebih 3 minggu lagi atau sekitar 22 atau 21 hari lagi." Tambah Dokter
"benar Dok, Kak." Ranty tersenyum memegang tangan suaminya
"jadi 3 minggu lagi anak kami lahir Dok, Alhamdulilah Ya ALLAH." Mata Ammar berkaca-kaca
"iya Mas Mbak jadi gimana saran saya kemarin sudah rutin ikut senam hamilnya." Tanya Dokter
"emmm siap sudah Dok." Ammar tersenyum
Dan mereka pun permisi pergi
"Kak langsung ke tempat senam aja ya." Ranty melihat suaminya
"lohh emang hari ini ada jadwal kamu seman." Tanya Ammar
"enggak." Jawab Ranty
"enggak kok ngajak kesana." Tanya Ammar lagi
"udah janji tadi pagi." Kata Ranty
"ya udah ayo." Ammar tersenyum tanda menyiyakan
Sesampainya ditempat yang dituju
"hati-hati sayang jalannya jangan cepet-cepet." Ammar memegang tangan Ranty
"gapapa Kak." Ranty tersenyum
"iya gapapa tapi janga cepet-cepet." Ammar khawatir Ranty hanya tersenyum
Mereka masuk keruangan
"hei Ty." Sapa perempuan cantik itu
"hei loe apa kabar." Ranty memeluk wanita cantik itu
"akhirnya kita ketemu lagi." Wanita itu tersenyum
"mana si kecil katanya mau diajak." Tanya Ranty
"tadi udah ikut tapi diajak papanya kerumah oma katanya." jawab wanita itu
"ini." Tanya wanita itu
"ini suami gue Kak Ammar." Ranty mengenalkan Ammar suaminya "kak ini Meta teman SMA Ranty."
"Ammar." Ammar tersenyum
"Meta." Meta tersenyum "kalian serasi banget ya."
"bisa aja." Ranty tersenyum
"ya udah kita mulai aja ya." Kata Meta
Ranty bersiap mengikuti petunjuk Meta
"Kakak ngapain Kakak kan gak hamil masak iya mau ikut." Tanya Ranty
"gapapa pengen tau aja kayak gimana rasanya jadi kamu sayang." Ammar tersenyum
"Kak Ammar mau ikutan ya udah lah Ty itu namanya suami super, udah ayo mulai." Kata Meta seraya tersenyum
"eeeee tapi jangan yang berat-berat ya kasian." Ammar pada Meta
"iya Kak." Jawab Meta seolah tau rasa khawatir Ammar
"Kakak ne apaan sih Meta tu udah profesioanal gak mungkin salah." Ranty mencubit tangan Ammar
"ya kan sapa tau aja." Ammar tersenyum bodoh
Dan Meta memberikan beberapa gerakan mengatur napas saat melahirnya bagaimana cara kaki seharusnya dan lain-lain karena Ranty mau melahirkan secara normal. Lucunya Ammar mengikuti semua yang diberikan Meta pada istrinya, terkadang Meta dan Ranty tersenyum melihat keseriusan Ammar.
Setelah selesai Ammar buru-buru mengambil air minum yang tadi dia bawa
"minum sayang." Ammar memberikannya pada Ranty
"terimakasih Kak." Ranty merimanya dan tersenyum
Saat sampai dirumah Ranty duduk bersandar disofa ruang tengah
"capek." Tanya Ammar
"enggak kok cuma pengen rebahan aja." Ranty tersenyum
3 minggu kemudian Ranty tengah duduk bersila menutup matanya menghirup udara pagi diteras belakang
Ammar datang berjalan perlahan mendekati istrinya, dia duduk dibelakang Ranty memeluknya dari belakang
"lagi apa." Tanya Ammar mencium bawah telinga Ranty
"sssttt Kak apasih." Ranty kaget
"kaget ya maaf ya." Ammar mencium pipi istrinya
"Kak." Ranty bersandar pada Ammar
"apa sayang." Ammar memeluknya

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang