Part 15

399 14 2
                                    

Haiii readers terimakasih buat yg sudah baca, vote dan koment dong hihiii

Happy reading.......

Dikampus Ranty belajar dengan tetap meletakkan jacket itu ditangannya
"tu jacket gak akan lari kali." Mayang tanpa melihat Ranty
"pengen ya." Ledek Ranty
"gak ahh aku bukan pagar yang makan tanaman kok tenang aja." Mayang tersenyum
"ishhh." Ranty mengerutkan keningnya
Kuliah hari ini selesai, Ranty langsung keluar
"loe gak pulang bareng kita aja." Tanya Aura
"gak ya gue mau langsung pulang udah dijemput juga lago otw." Ranty tersenyum
"ya udah kita duluan ya, jaga baik-baik kak Ammar nya." Ledek Aura
"iya jaga baik-baik ya kak Ammar nya jangan sampai diambil orang hehhh." Mayang juga ikut meledek
"kalian." Ranty tak suka
"ya udah daaa." Aura Mayang pulang setelah mencium Ranty
"ati-ati." Ranty melambaikan tangan, setelah itu dia berjalan kegerbang "papa." Ranty tak percaya
"sayang." Papanya keluar "udah pulang sayang, papa baru aja mau hubungi udah keluar."
"katanya tadi udah pulang kok malah udah jemput." Ranty salim
"tadi emang udah pulang masih pagi malahan, terus pengen keluar sambil mau pergi kesuatu tempat kamu ikut ya." Papanya tersenyum
"mau kemana." Tanya Ranty heran
"udah ikut aja ayo." Ajak papanya "emm tunggu dech kayaknya papa kenal sama jacket itu." papanya memperhatikan jacket yang dibawanya
"papa bukannya udah liat dari tadi malem." Ranty heran
"iya udah liat tapi kayak kenal aja, punya Ammar ya." Tanya Papanya
"iya udah ahhh ayo katanya masih mau pergi ketempat lain." Ranty mencari alasan, dan papanya pun menurutinya. Tak lama sampailah mereka pada sebuah rumah sederhana tapi terlihat bersih dan rapi, pak Handoyo memakirkan mobilnya dihalaman rumah itu.
"rumah siapa Pa." Tanya Ranty heran sesaat dia turun
"udah ikut aja, ini rumah karyawan papa dia sakit gak bisa kekantor terus tugasnya mau papa pelajari hari ini untuk proyek baru." Jawab papanya seraya berjalan kerumah itu
"oke." Ranty mengikutinya
"assalamualaikum." Papanya mengetuk pintu
"walaikumsalam." Jawab seseorang dari dalam rumah, pintu langsung terbuka siapa yang dilihat Ranty ya itu Ammar yang keluar dari balik pintu dengan kaos oblong warna putih dengan sarungnya serta pecinya "pak." Ammar tersenyum
"loe." Ranty tak percaya
"iya sayang ini rumah Ammar." pak Handoyo tersenyum
"mari pak silahkan masuk, mari." Ammar mempersilahkan
"iya terimakasih Ammar, ayo sayang masuk." Ajak pak Handoyo pada Ranty
"mari pak silahkan duduk maaf rumahnya kotor." Ammar malu
"gapapa rumahnya bersih kok hebat kamu." Pak Handoyo tersenyum lalu duduk, Ranty masih saja didepan pintu mengamati sekeliling "Ranty masuk nak." Panggil papanya
"biar saya saja pak yang panggil." Ammar berjalan keluar "mari Non masuk." Ammar tersenyum dan tak sengaja melihat jacket ditangan Ranty "kayak jacket aku." Ammar dalam hati
"ini rumah loe." Tanya Ranty
"iya Non mari maaf rumahnya jelek kotor." Ammar tersenyum
"sayang ayo masuk." Pak Handoyo tiba-tiba ada didepan pintu lagi dan Ranty perlahan masuk
"mau minum apa pak." Tanya Ammar
"udah gak usah repot-repot." Pak Handoyo tersenyum
"gak repot kok pak, sebentar." Ammar masuk
"pa kok sepi sih, ini rumah kost." Tanya Ranty heran
"sayang Ammar itu anak yatim piatu jadi tinggal sendiri dirumah ini, ini ya rumah dia rumah sendiri bukan kost." Papanya lirih
"hahhh yatim piatu." Ranty tak percaya "masak sih."
"maaf pak lama." Ammar datang sudah membawa dua cangkir teh "silahkan Pak emm Non." Ammar tersenyum
"iya Ammar gapapa, terimakasih." Pak Handoyo tersenyum "kok Non sih." Tanya Pak Handoyo
"udah ahh pa minum aja." Ranty mengambilkan cangkir teh papanya
Pak Handoyo menerimanya lalu meminumnya dan meletakkan lagi dimeja "kamu sudah sembuh." Tanya pak Handoyo
"alhamdulilah pak tinggal pusingnya aja tadi dipaksain nylesein tugas jadi malah ilang kepala beratnya." Ammar tersenyum
"seharusnya gak usah dipaksain." Pak Handoyo terlihat perhatian, Ranty tiba-tiba berdiri dan berjalan kemeja komputer Ammar yang memang terlihatdari ruang tamu, mata Ranty tertuju pada satu benda ditempat pensil Ammar
"aduhh jangan-jangan dia inget sama coklat itu." Ammar dalam hati
"sayang yang sopan sih." Panggil papanya tapi Ranty terus mendekati meja itu
"gapapa kok pak." Ammar terseyum
"maaf ya." Pak Handoyo terlihat tak enak hati
"gapapa kok pak." Ammar tersenyum, setelah itu Ammar menerangkan tentang proyek yang akan dilakukan besok, melalui berkas-berkas yang Ammar buat, Ranty mengambil benda kecil panjang itu dia memperhatikan benda itu serta mengamati setiap sudut rumah itu. Ammar selesai menjelaskan pak Handoyo pamit pulang tapi Ammar melarang saat pak Handoyo saat akan memanggil Ranty biar dia saja yang memanggil dan akhirnya pak Handoyo keluar menunggu diteras, Ammar menghampiri Ranty yang berdiri didekat meja komputernya
"maaf Non diajak pulang." Ammar pelan dengan memperhatikan jacket ditangan Ranty lagi
"hahhh." Ranty kaget "ternyata benar-benar gak ada siapa-siapa." Ranty dalam hati
"diajak pulang sama papa Non." Ammar tersenyum lagi dan terus memperhatikan jacket itu
"emm ini kan kado waktu itu." Ranty menggoyang-goyangkan benda ditangannya
"iya." Jawab Ammar singkat "itu beneran jacket aku kan." Ammar dalam hati
"aneh." Ranty meletakkan lagi benda itu dan berjalan keluar saat didepan pintu "o..iya terimakasih." Ranty memberikan jacket ditangannya pada Ammar "udah aku cuci gak perlu dicuci." Ranty ketus
"terimakasih Non, ini jacket kesayangan saya." Ammar mencium jacket itu "tapi ini bukan bau jacket saya." Ammar setelah mencium jacket itu
"emang udah dicuci itu parfum gue, udah gue mau pulang." Ranty berjalan keluar
"jadi ini, emm terimakasih Non." Ammar tersenyum
Pak Handoyo pamit pulang tapi Ranty lain dia langsung kemobil tanpa pamit atau sekedar basa-basi.
"kasian juga hidup sendiri." Ranty menatap Ammar dari kejauhan "ganteng ya ternyata kalau pake peci githu." Ranty tersenyum melihat Ammar yang sedang ngobrol dengan papanya "haahhhh gue kenapa gakkk sadar Ranty sadarrr." Ranty menutup matang dengan kedua tangannya
Lama kelamaan mobil itu hilang dari pandangan Ammar, Ammar mencium lagi jacketnya "serasa peluk kamu Non." Ammar tersenyum "astagfirullah sadar Ammar." masuklah dia kedalam rumah, dia membaringkan tubuhnya diranjangnya memeluk erat jacketnya
"sepetinya aku sedang jatuh cinta dech hmmmm." Ammar menghela napas menutup matanya, tiba-tiba Ranty muncul dimatanya Ammar tersenyum pada dia, makhluk cantik ini semakin cantik dengan gaun malamnya berwarna putih rambutnya terurai sungguh sayang mata untuk berkedip. Ammar dan Ranty berdansa dengan suara musik klasik yang membuat yang mendengarkan larut didalamnya, Ranty tersenyum pada Ammar lalu memeluknya. Tiba-tiba
"bruk."
"astagfirullah." Ammar duduk "apa sih." Ammar melihat dari jendela kamarnya "kucing." Ammar kembali keranjangnya dan membaringkan tubuhnya lagi, dia tersenyum "Ranty kamu membuatku gila hm......., emm kok pusingnya ilang sih." Ammar duduk memegangi kepalanya "alhamdulilah." Diluar terdengar suara orang mengetuk pintu Ammar buru-buru membukakan pintu ternyata Boy membawa soto pesanan Ammar.
Akhir-akhir ini Ranty sering berubah menjadi wujud aneh itu karena tidak bisa mengontrol emosinya, bahkan pernah berubah dikeramaian waktu dia jalan-jalan ketaman sendirian. Dia harus berlari sembunyi meski ketahuan orang sehingga dia harus berlari agar tidak dikeroyok orang, Ochi juga pernah melihatnya waktu dia berubah jadi wujud aneh itu.
Pagi ini hari Rabu, pukul 6.30 Ammar sudah datang memakirkan motornya lalu mengobrol dengan pak satpam. Jam 7 sudah banyak mahasiswa yang datang, Ranty dan sababatnya terlihat saling bercanda satu sama lain
"ehh kemarin gue liat tikus deket banget aneh banget bentuknya natap gue terus lari." Ochi dibelakang mereka
"masak sih ada manusia tikus hihhh." Dewi ikut nimbrung
"hihhh amit-amit." Nina juga ikut

Vote and comments...

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang