Setelah piringnya penuh "hmmm wangi banget, terimakasih pak Pres." Dia menikmati aroma nasi goreng itu tersenyum pada Ammar lalu pergi "ambilin air ya." Sesaat didepan pintu dan Ammar hanya diam saja tanpa menjawab dia terlihat seperti orang yang kehilangan kesadarannya
"hehh pak Pres bawain air." Ranty keras membuat Ammar tersadar
"eee i.. ii.. ya." Ammar salting
"terimakasih." Ranty tersenyum lalu pergi
Pak Salim hanya diam melihat Ranty yang agresif sedangkan Ammar hanya diam, "mas, mas ganteng gapapa." Tanya pak Salim lirih
"emm pak iya gapapa." Ammar tersenyum bodoh
"boleh bikinin telor mata sapi gak, satu aja." Tak lama Ranty kembali masih membawa piring nasi gorengnya, dia berdiri disamping Ammar yang mengangkat sisa nasi gorengnya
"iya." Ammar gugup
"pak emm ambilin airnya ya." Ranty tersenyum
Saat menggoreng telor sesuai permintaan makhluk cantik itu dia meliriknya "bisa mati kalau lama-lama diliatin kayak gini." Ammar dalam hati
"ternyata loe ganteng ya, hmmm." Ranty dalam hati menggigit kecil bibirnya "udah belom." Tanya Ranty
"emm sudah, sudah Non." Ammar gugup mengambil telur itu dan memberikannya pada Ranty
"terimaksih presiden ganteng." Ranty tersenyum lalu pergi, jantung Ammar terasa berhenti berdetak melihat senyum itu
Aura dan Mayang sebelum makan bertanya pada Ranty seperti wartawan saja, malamnya Aura dan Mayang baru tau kalau Ammar ada disitu serta tau kalau Ammar kesitu karena tugas dari papa Ranty
"Ty kita tidur duluan ya." Aura beranjak dari duduknya
"iya Ty kita duluan ya udah ngantuk banget." Mayang sambil menguap
"iya sana, nanti gue susul." Ranty tersenyum
Ranty masih duduk ditaman belakang villa bukan dibangku tapi direrumputan yang sudah disediakan papanya dari dia kecil dulu. Dia duduk dengan meluruskan kakinya tangannya menyangga tubuhnya dibelakang (hayooo yang penasaran ikutin aja heee).
"kenapa wajahnya dari tadi keinget sih hmmm." Ranty memejamkan matanya "gila hayo dong ilang please."
Ammar tidak sengaja melihat Ranty dibelakang, dia memberanikan diri untuk mendekatinya
"mungkin ini waktu yang tepat untuk menanyakan keajadian kemarin." Ammar dalam hari
Perlahan dia mendekati Ranty yang duduk sendirian. Ranty tidak mengetahui kedatangan Ammar
"kok belum tidur." Sapa Ammar dan membuat Ranty kaget
"loe gila ya, kalau jantung gue copot gimana, gak tau gue lagi mikirin e...." Ranty kaget ngomel tapi tidak meneruskan kata-katanya
"e.. apa Non." Tanya Ammar penasaran
"elo presiden." Ranty dalam hati "gak jadi, mau apa." Ranty ketus
"napa gak jadi mending jadiin aja." Ammar tersenyum
"hmmm." Ranty menggigit giginya
"hmm becanda Non." Ammar tersenyum bodoh "emm saya boleh tanya sama Non."
"mau tanya apa kalau masalah negara gak ada jawaban." Ranty ketus lagi
"kalau negara hati saya." Ammar tanpa melihat Ranty
Ranty nyengir "kalau nanya yang wajar aja." Ranty ketus lagi
"Non." Ammar duduk bersilan menghadap Ranty
"napa liatnya githu." Ranty mengerutkan keningnya
"emm saya cuma tanya, kenapa kemarin Non melakukan itu sama saya, kalau misalnya saya punya penyakit menular gimana." Ammar serius menatap Ranty
"mau tau aja, bodo'amat mau menular mau gak." Ranty masih saja ketus
"kalau marah tambah cantik ya." Ammar tersenyum
"gak usah githu juga liatnya." Ranty mengusap wajah Ammar dengan tangan kanannya
"hehhhh grogi ya." Ammar tersenyum bodoh
"mau tanya apa buruan." Ranty nyengir
"emmm apa maksud kejadian kemarin Non, Non tau selama ini saya belum pernah mendekati makhluk yang namanya makhluk perempuan apalagi menyentuhnya." Ammar serius lagi menatap Ranty
"terus." Ranty menatap Ammar sesaat
"Non yang pertama dan itu membuat saya jadi gila akhir-akhir ini." Ammar terus saja menatap Ranty
"kayak virus aja bikin gila." Ranty tanpa melihat Ammar
"emm Non." Ammar lirih membuat Ranty menatapnya dan menegakkan duduknya "Non apapun yang pertama itu sulit dilupakan Non tau kan itu." Ammar menatap tajam mata Ranty
"terus loe mau apa." Tanya Ranty
"saya gak mau apa-apa saya cuma mau Non tau aja kalau itu yang pertama buat saya." Amar masih menatap Ranty
"kirain." Ranty mendekatkan wajahnya diwajah Ammar dan mereka saling menatap, jantung Ammar serasa meledak dibuatnya tapi Ranty juga tidak bisa bohong kalau jantungnya juga berdetak lebih kencang dari biasanya. Wajah mereka semakin lama semakin dekat dengan tatapan yang semakin dalam Ammar menahan napasnya dan saat semakin dekat Ranty meniup mata Ammar lalu berdiri, Ammar menutup matanya.
"mau ngapain pak." Ranty berjalan masuk
"Non." Ammar juga berdiri "ada satu hal lagi yang ingin saya kasih tau sama Non." Ammar tanpa mendekati Ranty
Ranty membalikkan badannya "apa." Tanyanya
"saya sayang sama Non." Ammar tegas membuat Ranty tidak berkedip
"iya terimakasih." Ranty lirih lalu dia kembali berjalan masuk berhenti dibalik pintu menyandarkan tubuhnya dipintu menghela napas
"Non yang pertama membuat saya merasakan hal-hal aneh, sesuatu yang membuat saya gila." Ammar memejamkan matanya "Non saya takut kehilangan rasa ini." Ammar masih memejamkan matanya begitu juga dengan Ranty dibalik pintu dia juga memejamkan matanya
"kenapa sih harus dia." Ranty masih memejamkan matanya
"saya tau Non masih disithu kan." Ammar melangkah mendekati pintu "Non kalau saya salah dengan perasaan ini maaf mungkin saya terlalu berani." Ammar berhenti didepan pintu
Tiba-tiba Ranty muncul dari balik pintu dan langsung meraih leher Ammar dan memeluk Ammar "maafin gue kalau kemarin gue buat loe malu, maaf." Dan Ammar hanya diam tanpa membalas pelukan Ranty, Ranty mencium pipi kanan Ammar lalu pergi, Ammar hanya diam seperti patung, memegangi pipinya dan tersenyum.
Ammar menyandarkan tubuhnya disofa melipat tangannya didada, dia memejamkan matanya. Tepatnya pukul 00.30 Ranty keluar karena hendak mengambil air minum kedapur, saat dia keluar dia melihat Ammar tidur disofa hanya duduk setengah merebah saja
"kasian." Ranty tersenyum lalu kembali kekamarnya, dia mengambil selimut didalam lemari dan keluar lagi. Perlahan dia berjalan kearah Ammar, awalnya dia ragu kalau-kalau Ammar terbangun karenanya tapi kemudian dia yakin melangkah mendekati Ammar. dia membuka selimut itu dan perlahan menyelimutkan ketubuh Ammar.
Ternyata Ammar sudah terbangun dari tadi dia tersenyum tipis tanpa sepengetahuan Ranty. Saat sudah selesai Ranty menatap Ammar yang terlihat polos memejamkan matannya itu. Ranty mendekati Ammar dia memandang wajah Ammar dengan sangat dekat bahkan hembusan napasnya mengenai wajah Ammar
"ya Allah dia mau ngapain." Ammar dalam hati
Entah apa yang dilihat Ranty dari wajahnya Ammar tak berani membuka mata karena dia juga mau tau apa yang akan dilakukan Ranty padanya. Ranty terus menatap wajah polos tanpa gerak itu, perlahan Ranty menggerakkan tangannya mendekati bibir Ammar perlahan dan dengan lembut dia menyentuh bibir Ammar dengan telunjuknya
"kamu tau karena sentuhan kamu aku gak bisa tidur, dan kamu tau kamu yang pertama menyentuh ku." Ranty menghentikan tangannya mengelus bibir Ammar dia terus mendekati wajah Ammar, tapi Ammar membuka matanya
"Non." Ammar membuat Ranty kaget dan langsung membuka matanya
"emm gue ngigo kali." Ranty salting lalu berlari kekamarnya
"iya Non." Ammar tersenyum "jadi ini juga yang pertama buat dia hmmm."
Ranty membaringkan tubuhnya diranjang, dia tersenyum mengingat kejadian barusan.
"sentuhan itu." Ranty tersenyum lagi dan memejamkan matanya tak lama dia terlelap
Saat adzan subuh Ammar sudah mengaji sebelum shalat, sudah sejak tadi dia disitu, Aura dan Mayang datang sudah siap dengan mukenanya
"suara kak Ammar bagus ya kalau mengaji." Mayang tersenyum
"iya bagus." Aura juga tersenyum mereka saling menatap
Ternyata Ranty sudah ada disitu juga dan mendengarkan Ammar mengaji "kok belum shalat." Ranty mendekati sahabatnya
"kita jamaah aja gimana." Saran Mayang "kak Ammar ayo shalat." Memanggil Ammar yang masih mengaji
Ammar menutup bacaan ngajinya "iya ayo." Ammar menoleh tersenyum dan matanya tertuju pada makhluk cantik yang berdiri menatapnya kosong
"ayo Ty cepet." Aura menarik tangan Ranty
Mereka sudah siap Ammar juga sudah siap "dua kali saya jadi imam kamu Non." Ammar menghela napas lalu memulai memimpin shalat
Setelah selesai Mayang dan Aura salim dengan Ammar tanpa dicium, Ranty yang sudah berdiri tapi tangannya ditarik Mayang "salim dulu gak salah cantik."
Ranty duduk lagi dan salim dengan Ammar, Ammar tersenyum Ranty menatapnya kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuh Aku
RomanceSebuah kisah pemuda yang penuh perjuangan dalam hidup serta kisah seorang gadis yang mengalami hal yang sangat mustahil terjadi, kisah cinta yang tidak disengaja tapi inilah jodoh rahasia Ilahi.