"kamu telah membunuh teman kami, kami mau kamu berubah seperti kami, ingatlah kamu akan berubah menjadi seperti kami saat kamu marah, dan ingatlah kamu akan kembali normal jika kamu disentuh cinta sejati, ingat itu." suara itu mmenghilang bersama tikus yang mati itu
Terlihat mereka bertiga ketakutan, Ranty menangis "apa iya nanti gue berubah jadi tikus, Aura May gue takut."
"sudah lah Ty mungkin tadi kita salah dengar sudah lah sudah." Aura memeluk erat sahabatnya
"iya sayang sudahlah kita salah dengar aja." Mayang juga memeluk Ranty
"tapi gue bener-bener takut gimana kalau misalnya semua benar, Ra May gue takut." Ranty terus menangis
"sudahlah Ty jangan bikin kita juga takut." Aura menenangkan Ranty
"sudah ya Ty loe yang tenang loe percaya kita kan, apa pun yang terjadi kita akan selalu bersama loe, dan kami janji ini rahasia kita bertiga." Mayang memeluk erat Ranty
"janji ya." Ranty memeluk erat sahabatnya, tiba-tiba pintu terbuka masuklah seorang lelaki membawa kardus besar
"kak Ammar." Aura tak percaya
"loh kok." Ammar kaget
Mereka bertdua berdiri kecuali Ranty, "terimakasih kak." Mayang menghampiri Ammar yang meletakkan kardus
"terimakasih buat apa." Sesaat Ammar berdiri seusai meletakkan kardusnya
"karena kak Ammar sudah membukakkan pintu buat kita." Mayang lagi
"kalian ngapain disini." Ammar masih bingung matanya tertuju pada Ranty yang menangis
"tadi kami masuk juga karena dijebak tikus kak." Aura ikut menjawab
"tikus maksudnya." Ammar kian bingung saja
Tiba-tiba Ranty berlari keluar tetap menangis tanpa berbicara, "Ty loe mau kemana." Mayang mengejar keluar disusul Aura
"dia kenapa." Tanya Ammar menghentikan langkah Aura dan Mayang
"gapapa kok kak kita ke Tyty dulu ya kak, sekali lagi terimakasih." Aura dan Mayang pergi
"maksudnya apa coba dijebak tikus temennya nangis dibilang gapapa, hmmm." Ammar menggeleng-gelengkan kepalanya
"bro dipanggil bu Intan." Juan menghampiri Ammar
"hahh oke." Ammar kaget kemudian berlalu
"sudahlah Ty loe yang tenang." Aura memeluk erat lagi
"iya Ty tenang ya." Mayang juga mencoba menenangkan Ranty
"nah githu dong jangan nangis lagi." Aura tersenyum sesaat Ranty berhenti menangis dan mengusap air matanya
"gue mau nemuin mama dulu ya." Ranty berjalan pergi
"iya tapi jangan sedih lagi ya." Mayang tersenyum, Ranty juga tersenyum dan berlalu pergi
"Ammar masuk." Bu Intan tersenyum "duduk."
"iya Bu terimakasih." Ammar tersenyum dan duduk
Ranty hendak masuk tapi dia urungkan karena dia melihat Ammar ada disitu, "ibu mau ngucapin terimakasih sama kamu Mar, berkat kamu anak ibu sudah sedikit berubah lebih mandiri bertanggung jawab, terima kasih ya." Ibu Intan tersenyum
"itu sudah tugas saya Bu dikampus ini, syukurah jika anak ibu bisa mulai berubah saya merasa berhasil, cuma ini yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan bapak dan ibu, berkat bapak dan ibu juga saya bisa kerja dan kuliah disini." Ammar tersenyum
"kamu ini apa sih, sudahlah." Bu Intan terlihat kurang senang dengan sifat Ammae yang sering merendah
"dasar tikus jadi ini semua rencana loe, dan ternyata kamu karyawan papa juga hmmm" Ranty geram diluar
"ya sudah bu saya permisi kekelas dulu." Ammar pamit
"ya sudah silahkan, pokoknya kamu jangan mikir yang macem-macem tentag kebaikan bapak dan ibu kami ikhlas jadi kamu jangan berfikir untuk membalas budi ya." Bu Intan berdiri "sana kalau mau kekelas." Bu Intan menghampiri Ammar
"iya Bu terimakasih." Ammar keluar setelah mencium tangan bu Intan
"sini ikut gue." Ranty menarik tangan Ammar sesaat Ammar keluar
"mau kemana." Ammar kaget dan berjalan mengikuti langkah Ranty, Ranty berhenti dilorong gudang
"jadi ini semua rencana loe, rencana membuat perubahan pada gue, hmm selamat anda berhasil." Ranty terlihar sangat marah
"tapi semua yang kamu dengar tidak semuanya benar." Ammar mencoba menjelaskan
"hmm telat, asal loe tau gue berubah bukan karena rencana loe itu gue berubah karena gue pengen berubah, jadi buang rasa bangga loe itu,loe salah." Ranty masih saja dengan emosinya
"saya tidak merasa bangga saya hanya menjalankan tugas dari atasan saya orang yang sudah terlalu baik sama saya, saya hanya ingin sedikit membantu gak lebih." Penjelasan Ammar
"hehh." Ranty tersenyum tipis "oke gue terima, kalau loe anggap papa dan mama gue itu atasan loe mulai sekarang loe panggil geu Non dimana pun loe ketemu gue mulai sekarang mulai detik ini, loe paha." Ranty membulatkan matanya dengan nada mengancam
"kenapa harus githu." Ammar heran
"kenapa badan gue rasanya panas banget sih ada apa ini." Ranty berbicara dalam hati dan mulai merasa aneh pada dirinya "udah pokoknya gue mau loe panggil gue Non titik." Ranty makin keras saja nadanya
"ya udah baik Non Ranty yang cantik." Ammar datar, Ranty nyengir dan berjalan pergi karena merasakan panas pada tubuhnya
"jangan lupa." Ranty berteriak sambil berlalu pergi
"cantik sih tapi hmmm." Ammar menghela napas dan berlalu pergi juga
Ranty berlari ketoilet dengan buru-buru "Tuhan gue kenapa, gue gak mau apa yang gue denger tadi bener-bener terjadi." Ranty menangis sesaat dia masuk "jangan ya Tuhan jangan." Dia menutup matanya, tubuhnya mulai terasa semakin panas dia terus menangis tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang keluar dari tubuh bagian belakangnya dia merabanya, dia terus menangis ketika melihat ada ekor ditubuh belakangnya dan saat dia melihat wajahnya dicermin dibawah hidungnya keluar kumis persis seperti kumis tikus, ternyata kutukan tikus tadi benar-benar terjadi "apa karena tidak kesengajaan gue harus seperti ini, apa dosa yang sudah gue lakukan itu dosa besar, Tuhannnn." Ranty terus menangis
Didepan kelas Aura sedang sibuk dengan ponselnya, Boy datang menghampiri "hai." Sapanya
"emm hai." Aura tersenyum tak percaya
"lagi nagapain." Tanya Boy
"emm gapapa kok kak, kakak ngapain." Aura juga balik bertanya
"gak cuma mau kekelas aja." Boy tersenyum bodoh "boleh tanya." Boy tersenyum manis
"boleh." Aura masih saja seperti tidak percaya
"loe ambil jurusan apa." Tanya Boy
"management." Jawabnya
"terus teman-teman loe." Tanya Boy lagi
"sama." Jawab Aura lagi
"berarti kelas kita gak jauh." Boy tersenyum
"masak, memang kak Boy ambil apa." Aura balik bertanya
"arsitek." Jawab Boy singkat
"ooo...." Aura mengangguk
"gue sama Ammar punya hobi yang sama jadi kita ambil arsitek." Boy menjelaskan
"suka menggambar." Tanya Aura lagi
"ya githu." Boy tersenyum "emm kemana temen loe kok sendirian."
"May ke perpus kalau Ranty keruangan Mamanya ehhh." Aura menutup mulutnya "ehh keruang rektor kak."
"udah gak perlu boong gue udah tau kok." Boy tersenyum
"iya kak udah tau serius." Aura heran
"sudahlah gak usah heran." Boy melihat Aura "emm ntar loe pulang sama siapa." Tanya Boy
"sama May tadi gak bawa mobil." Jawab aura
"mau gak gue anterin." Tanya Boy lagi
"emmm." Aura masih berfikir tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi "iya Ty ada apa." Aura menjawab panggilan Ranty
"loe kesini ya gue takut gue butuh loe cepat ya." Ranty dengan suara seraknya
"loe kenapa." Aura tiba-tiba juga meneteskan air matanya "loe kenapa jangan nangis, loe dimana udah ya jangan nangis."
![](https://img.wattpad.com/cover/57560506-288-k656828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuh Aku
Любовные романыSebuah kisah pemuda yang penuh perjuangan dalam hidup serta kisah seorang gadis yang mengalami hal yang sangat mustahil terjadi, kisah cinta yang tidak disengaja tapi inilah jodoh rahasia Ilahi.