Part 14

368 13 0
                                    

"alhamdulilah sudah hampir kering." Dia tersenyum lalu mengeringkan lagi jacket itu dengan hair dryernya. Setelah dirasa sudah cukup kering dia menyetrika jacket itu dan keringlah jacket itu. papa mamanya yang melihat tingkahnya tersenyum saja melihatnya sibuk dengan jacket itu
Saat mau kembali kekamarnya, "sudah kering." Tanya papanya
"udah Pa." Ranty tersenyum
"jacketnya spesial ya sampe sibuk githu." Tanya mamanya juga
"gak kok udah ahhh." Ranty salting dan berlalu kekamarnya lagi "baik-baik ya." Ranty meletakkan jacket itu dikursi belajarnya dan mengelusnya lalu dia keluar kamarnya ingin menikmati udara pagi Jakarta.
Ammar terlihat menggigil didalam selimut, dia mengambil ponselnya melihat jam sudah pukul 6.45 waktunya dia berangkat kerja. Saat dia mau bangkit dia tidak kuasa lagi mengangkat badannya rasanya lemas sekali kepalanya sangat-sangat berat dia rasakan dia terus menggigil.
"bapak ibu anak mu sakit, sudah tau gak tahan dengan air hujan malah ujan-ujanan." Ammar tersenyum. Kemudian Ammar mengirim pesan pada pak Handoyo bahwa dia izin dulu tidak masuk hari ini karena sakit.
Ranty sudah siap berangkat kekampus, saat dia mengambil tasnya dia teringat dengan jacket, dia mengangkat jacket itu menciumnya karena dia merasa kurang wangi dia memberikan parfum miliknya pada jacket itu (huhhhh pasti Ammar gak cuci lagi tu jacket soalnya baunya udah Ranty hahhaaa)
Ranty turun menuju meja makan, "Ma Pa." Ranty menyapa dan duduk
"sayang papa bawa mobil kamu ya mobil papa lagi dibengkel mama mau keluar gak lawan arah sama papa, boleh." Tanya papanya
"ya Pa tapi anterin Ranty kekampus dulu." Ranty tersenyum
"abis kekampus gak keluar kan." tanya papanya lagi
"masalah pulang gampang bisa nebeng sama Aura atau May." Ranty meminum susunya
"ya udah, kita berangkat sekarang." Ajak papanya, Ranty dan papanya berangkat satu mobil sedangkan mamanya berangkat diantar pak sopir. Ranty sampai dikampus turun seteah salim ke papanya dia langsung berjalan perlahan masuk kekampus. Cantik dengan rambutnya yang dikuncir tas dipunggungnya hmmm cantik banget, dan tak biasanya dia menaruh jacket ditangan kirinya berjalan santai menuju kelasnya, bertemu sahabatnya
"pagi cantik." Sapa kedua sahabatnya bersamaan dengan merangkulnya
"pagi sayang." Ranty tersenyum mencium kedua sahabatnya
Aura berjalan mundur menghadap Ranty dan Mayang, "emmm." Aura terlihat berfikir keras
"loe kenapa sih." Tanya Ranty heran
"kesambet ya." Mayang seenaknya
"coba loe liat." Aura menarik tangan Mayang
"apa sih." Mayang merasa kian aneh dengan tingkah Aura membuat Ranty menghentikan langkahnya
"kayak ada yang beda ya." Aura memukul-mukulkan telunjuknya dipelipisnya
"apanya yang beda." Mayang masih saja bingung
"emmm." Aura memperhatikan Ranty "iya jacket." Aura terlihat senang Ranty terlihat biasa saja
"jacket." Mayang memperhatikan jacket ditangan sahabatnya itu "emmm kayak kenal sama tu jacket." Mayang berfikir
"punya siapa May siapa." Aura terus bertanya
"emmm kak Ammar." Mayang tersenyum mendekati Ranty
"beneran punya kak Ammar." Aura juga berfikir "iya bener gue ingat."
"kalian ne apaan sih udah ayo ahh." Ranty mencari alasan
"hayooo looohhh abis ngapain bawa-bawa jacket kak Ammar." goda Aura
"cieee cieee katanya benci kok bisa bawain jacketnya sih ehemm ehemmm." Mayang juga ikut menggoda
"kalian gak usah mikir aneh-aneh dech." Ranty mengerutkan keningnya lalu dia menceritakan bagaimana dia bisa bawa jacket Ammar yang presiden mahasiswa yang dibenci Ranty, kemudian Ranty mengajak keduanya mencari Ammar dikelasnya soalnya hari rabu seperti hari ini Ammar berangkat pagi.
"loe Ranty kan napa loe bawa jacket Ammar." tanya Juan sesaat mereka sampai didepan kela Ammar
"emm kak Juan kan." Aura menyapa "boleh tanya gak."
"iya gue Juan, iya boleh tapi Ammar gapapa kan." Juan balik bertanya
"kok kak Juan malah balik nanya kita aja nyari kak Ammar bukannya kalau hari rabu gini kak Ammar berangkat pagi." Mayang merasa ada yang aneh
"itu dia yang bikin gue nanya balik gue juga nyari dia dari tadi tumben aja tu anak jam segini belum dateng, gak biasanya." Juan duduk dibangku depan kelas
"berarti kak Ammar gak ini belum dateng." Tanya Aura lagi
"jangan nanya gue aja gak tau, udah ahhh gue mau kekelas dulu, tanya sama Boy aja tu ada didalem." Juan berlalu pergi
"ya udah kita Boy apa siapa tadi." Ranty berjalan kedalam kelas
"kak Boy Ranty cantik." Aura dan Mayang bersamaan
"loe tu masak sama gebetan temen sediri lupa." Mayang menggandeng tangan Ranty
"gak sih cuma mastiin aja Aura masih inget gak sama kak Boy." Ranty tersenyum melihat Aura yang ada disampingnya
"iya ada yang bisa gue bantu." Boy tiba-tiba menghampiri dia "ehhh Aura." Boy tersenyum bodoh
"ehemmm." Mayang jail
"May." Ranty membulatkan matanya dan Mayang hanya senyum-senyum
"hai." Boy tersenyum pada Aura
"hai ." Aura membalas tersenyum
"terus yang lain numpang." Mayang dengan nada kesalnya
"apaan sih." Aura salting lalu memeluk Mayang
"May ihh." Ranty lagi-lagi membulatkan matanya
"emmm ada apa ini tumben cewek-cewek cantik kesini." Tanya Boy dengan senyum manisnya
"emm kak mau tanya." Mayang tanpa basa-basi
"boleh tanya aja, Aura gak tanya juga." Boy tersenyum lagi
"emm gak, May cepet kalau mau tanya." Aura malu-malu
"kak Ammar ada gak kak." Mayang sambil mencari-cari tanpa melihat Boy dan Ranty hanya diam
"kok nyarinya Ammar sih nyari gue aja." Boy melihat Aura
"kita nyarinya kak Ammar." Mayang sedikit kesal
"iya-iya, gak tau Ammar kemana biasanya sih udah nyampek jam segini tapi gak tau kok belum dateng." Boy menjelaskan
"biasanya kemana." tanya Ranty
"biasanya sih kerja dulu tapi kalau hari rabu gini gak kerja." Jawab Boy
"gimana Ty." Tanya Aura
"terus kita nyari kemana." tanya Mayang juga
"bentar gue hubungi dia dulu." Boy berdiri kepinggir pintu dan mulai menghubungi Ammar
"loe dimana." Tanya Boy disambungan telepon
"kayaknya aku gak kekampus hari ini, pusing banget sampai tadi aku izin gak kekantor padahal ini hari rabu." Jelas Ammar
"loe sakit." Tanya Boy lagi
"kayaknya githu." Jawab Ammar
"oke istirahat aja, mau dijenguk gak neh hehh." Ledek Boy
"mau bawain soto ya." Ammar tersenyum
"sakit juga masih sempet minta soto, iya ntar tunggu pulang kampus, udah sana istirahat minum obat." Boy menutup kata
"iya."Ammar juga
"jadi kak Ammar sakit." Tanya Ranty
"biasa bukan kak Ammar dech." Mayang menatap Ranty
"apa sih." Ranty membulatkan matanya
"loe ada apa sama kak Ammar." tanya Aura penasaran
"eee Ammar kayaknya gak dateng dech sakit dia, mungkin semalem dia keujanan soalnya semalem dia bilang ada acara." Boy menghampiri ketiganya
"jadi beneran kak Ammar sakit." Tanya Mayang
"iya." Jawab Boy
"ya udah kalau githu kita pergi aja, permisi." Ranty tersenyum tipis lalu berjalan keluar
"ehh tunggu." Tahan Boy "emang ada apa sapa tau gue bisa bantu." Tanya Boy
"ini Ra.." Mayang ditarik Ranty
"gak kok gak jadi terimakasih permisi." Ranty tersenyum menarik Mayang
"kenapa sih Ty coba aja dititipin." Mayang menatap Ranty
"udah ahh biarin aja." Ranty terus berjalan
"permisi kak." Aura tersenyum dan berjalan keluar
"tunggu." Boy menahan langkah Aura "emm selamat belajar." Boy tersenyum
"iya." Aura tersenyum dan berlalu
Ammar terlihat sibuk dengan komputernya, "jangan sakit sih ini kerjaan mau diambil lagi." Ammar meringis menahan sakit dikepalanya tapi dia terus mengerjakan tugas kantornya. Siangnya Ammar telah menyelesaikan tugasnya, "alhamdulilah." Ammar bersandar dikursinya melihat kelangit-langit atap rumahnya "bapak ibu kemarin Ammar sama perempuan cantik banget, bu apa ini yang namanya cinta pak apa iya anak mu ini sedang jatuh cinta." Ammar tersenyum dengan matanya yang berkaca-kaca

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang