25

483 10 0
                                    

Siang telah pergi berganti dengan sore yang mendung, semua sudah sampai ditenda masing-masing, Ochi CS tertawa puas didalam tenda, Aura dan Mayang membaringkan tubuhnya karena capek berjalan seharian menyusuri hutan, Ammar duduk dikursi lipatnya menikmati secangkir teh yang dia buat sendiri, Ochi yang melihat Ammar bersantai perlahan mendekatinya
"hai kak." Ochi duduk disebelah Ammar
"hai." Ammar tersenyum
"kakak capek ya." Tanya Ochi lembut
"gak kok biasa aja." Ammar santai
"Ochi punya roti kak Ammar mau." Tawar Ochi
"terimakasih." Ammar tersenyum
"ayo kak enak kok gak ada racunnya." Ochi memelas
"iya percaya tapi lagi kenyang belum laper." Jawab Ammar heran dengan tingkah Ochi
"dikir aja." Ochi lagi
"ya udah." Akhirnya Ammar mengambil sedikit roti itu, Ochi tersenyum bahagia
"tu tikus emang dasar ya." Aura kesal melihat Ochi yang terus mendekati Ammar
"iya bener gue jijik liatnya, Ty coba liat." Mayang kesal lalu melihat kearah Ranty tapi tak ada Ranty disitu "Ranty." Mayang bingung
"apa May." Aura kaget
"Ranty gak ada." Mayang mulai panik
"hahhh." Aura masih kaget "Ranty." Aura baru sadar
Ranty masih terus berjalan menembus hutan yang semakin lama semakin gelap, angin semakin kencang terkadang kilat juga menyambar disusul gemuruh pertanda hujan akan turun
"gue dimana ini ya Allah kemana kalian." Ranty mulai takut dengan terus berjalan kedepan "dimana ini dimana tendanya." Ranty benar-benar takut sekarang
Ammar masih diajak ngobrol oleh Ochi, "Ra dimana Ranty kita harus cari ayo." Mayang panik
"iya ayo cepet." Aura buru-buru keluar bersama Mayang
"kak Ammar Ranty kak dimana." Mayang menarik-narik tangan Ammar
"kenapa ada apa." Ammar kaget lalu berdiri
"Ranty kak dia gak ada gimana ini hikzzz." Mayang mulai menangis
"oke tenang ya kita cari sama-sama." Ammar mencoba menenangkan Mayang
"kak gimana Mayang takut Ranty." Mayang terus menangis
"May udah jangan nangis." Aura memeluk Mayang dan ikut menangis
Ochi tersenyum dengan temannya sesaat temannya menghampiri "berhasil." Ochi bersama temannya
"ini mau ujan Ra loe tau kan Ranty takut petir, kak ayo cepet cari." Mayang melepaskan pelukan Aura
"iya gue inget loe tenang dulu." Aura terus mencoba menenangkan Mayang
"ada apa Mar." Boy panik dan terengah-engah
"gawat Boy mahasiswa kita ada yang tertinggal didalam hutan." Ammar pada Boy "loe sekarang kumpulin anak-anak kita cari sama-sama, aku kesana dulu." Ammar berjalan kearah kanan
"oke." Boy berjalan kearah kiri "emm Ra jangan panik ya loe tenang tenangin teman loe kita cari sama-sama." Boy kembali lagi ke Aura lalu pergi dengan cepat
Semua sudah berangkat sesuai arahan Ammar untuk mencari Ranty
"kak ikut ya Ochi takut ilang juga jadi Ochi ikut kakak ya." Ochi menarik tangan Ammar
"udah dech kamu sama yang lain aja, ini mau nyari kejalan-jalan sempit takutnya malah bahayain kamu." Ammar melepaskan tangan Ochi
"tapi kak please." Ochi terus memohon
"udah ya." Ammar tetap menolak "Boy." Ammar menoleh sedikit kearah Ochi yang terus menarik tangannya
"iya Chi loe ikut kita-kita aja, Ammar mau nyari dijalan pintas loe pasti gak bisa ikut dia ayo." Ajak Boy
"tapi kak." Ochi terus menolak
"udah ayo." Ajak Boy lagi
Ammar berjalan terus kearah yang menurutnya benar sedangkan yang lain mencari berdasarkan petunjuk Boy dari Ammar.
Ranty terus berjalan kedepan dengan kegelapan yang tengah menyelimuti hutan itu "ya Allah dimana ini Ra May gue takut." Ranty menangis "aaaaaa." Ranty duduk menutup telinganya karena tiba-tiba ada petir disusul suara yang sangat keras
"Non dimana kamu ya Allah tunjukkan jalan, Nonnn." Ammar terus berjalan "Nonnnn Non Rantyy." Panggil Ammar, rombongan Boy juga masih mencari
Ranty lelah dan takut yang terus menyelimutinya dia duduk disebuah pohon tumbang "tolong siapa pun tolong gue." Ranty terus menutup telinganya
Karena gerimis sudah mulai turun Boy memutuskan mengajak rombongan kembali ketenda, awalnya Aura dan Mayang menolak tapi Boy terus memaksa mereka dan akhirnya mereka mau
Ammar terus berjalan "ya Allah jangan hujan dulu, Non Rantyyy." Ammar tak perduli lagi dengan gerimis yang sudah mulai turun, samar-samar Ammar mendengar suara orang menangis, Ammar terus berjalan kearah suara itu
"ya Allah tolong." Ranty duduk memeluk kakinya karena rasa takut yang semakin bertambah yang dia rasakan
Ammar terus mendekat kesuara itu, dia melihat seseorang duduk samar-samar dikegelapan
"Non Ranty." Ammar duduk berjongkok disamping Ranty
"loe." Ranty langsung memeluk Ammar
"syukurlah kalau Non gapapa." Ammar membalas pelukan Ranty
"jangan tinggalin gue, gue takut." Ranty menangis
"iya Non." Ammar mengelus pundak Ranty "sekarag kita cari jalan keluar ya dan tempat berteduh karena hujannya semakin deras, ayo Non." Ammar melepaskan pelukan Ranty berdiri dan menari lembut tangan Ranty agar berdiri, Ranty berdiri dan berjalan mengikuti Ammar didepannya
"hati-hati Non." Ammar menoleh kebelakang
"iya udah cepet." Ranty mengikuti langkah Ammar
Tiba-tiba ada kilat menyambar "aaaaa." Ranty memeluk Ammar dari belakang seketika Ammar menghentikan langkahnya
Jantungnya terasa berhenti berdetak "astagfirullah." Ammar menenangkan dirinya "Non gapapa kan." Ammar lirih
"hahh." Ranty kaget lalu melepaskan pelukannya
"ya udah kita lanjutin ya ujannya semakin deras nanti." Ammar tersenyum terlihat dikegelapan
"iya." Ranty mengangguk
Mereka terus berjalan dan hujan semakin deras saja
"Non kita kegubuk itu ya ujannya semakin deras." Ajak Ammar
"iya terserah sssttt." Ranty mulai kedinginan
"ayo." Ammar menarik tangan Ranty
Ammar membuka pintu gubuk itu "ayo Non masuk jangan takut ya kemarin saya baru dari sini kok disini aman." Ammar tersenyum
"ssstttt." Ranty terus menggigil kedinginan berjalan masuk mengikuti Ammar
Ammar duduk dan meminta Ranty untuk duduk, Ranty menunduk-nunduk karena kedinginan, tiba-tiba ada petir menyambar sontak Ranty memeluk Ammar yang ada disampingnya, seketika Ammar yang sedang melihat-lihat sekeliling dengan bantuannya lampu yang dia bawa terdiam, Ranty menatap Ammar dan Ammar juga tak bisa menolak tatapan Ranty itu, mereka saling menatap diluar hujan semakin deras dengan gemuruh dan petir yang terus menyambar
Boy terus menghubungi Ammar tapi tidak ada jawaban, ternyata ponsel Ammar tertinggal didalam tenda. Aura dan Mayang terus menangis dengan saling berpelukan, Boy mencoba menenangkan. Ochi CS terlihat sangat senang sekali.
Ranty terus mentap Ammar semakin lama semakin dekat saja wajah mereka, Ammar hanya diam tanpa bergerak tapi Ranty semakin mendekat padanya, Ranty hampir saja menyentuhnya
"emmm Non pasti dingin kan ini pake' jacket saya saja ya." Ammar tiba-tiba melepaskan pelukan Ranty dan menyadarkan Ranty membuat Ranty salting dibuatnya
Ammar melepaskan jacketnya dan menutupkannya pada tubuh bagian depan Ranty
"ini sudah malam sekali Non, emm Non istirahat ya eee disini saja." Ammar terlihat gugup
"kenapa loe beda sih." Ranty dalam hati menatap pekat Ammar lalu perlahan membaringkan tubuhnya
"Non istirahat ya." Ammar tersenyum
"jangan tinggalin gue ya." Ranty masih menatap Ammar
"iya Non tenang aja selain saya sebagai penanggungjawab kegiatan ini saya juga mendapat amanah dari pak Handoyo dan Ibu Intan untuk jagain Non, jadi Non tenang aja saya akan selalu jagain Non." Ammar tersenyum lagi
"terimakasih." Ranty tersenyum
"iya sekarang Non istirahat ya." Ammar membenarkan jacketnya ditubuh Ranty
Ranty perlahan menutup matanya dan merasa aman karena ada Ammar, Ammar terus berjaga sampai larut malam, dia merasa sangat ngantuk sekali saat ini dia sering menguap karena rasa kantuknya
"huaaaahhhhhhhhh." Ammar menguap lagi, dia melihat Ranty sudah tenang dan tertidur pulas diluar masih hujan deras, perlahan Ammar membaringkan tubunya disamping Ranty sedikit menjauh dari Ranty, dia pun tertidur tak lama saat dia berbaring karena rasa kantuk dan capeknya yang membuatnya begitu cepat tertidur
"sssttttt." Ranty menggigil perlahan dia membuka matanya dia melihat Ammar sudah tertidur dia perlahan mendekat ke Ammar, dia membuka lipatan tangan Ammar yang ada didada lalu dia meletakkan kepalanya ditangan Ammar lalu dia berbaring disamping Ammar, Ranty tersenyum lalu memejamkan matanya.
Paginya Ammar terbangun perlahan dia membuka matanya silau karena cahaya matahari pagi, dia hendak menarik tangannya yang dirasanya sangat capek dan berat sekali, tapi seperti ada sesuatu yang menimpa tangannya, dia membuka mata lebar-lebar dan menoleh kearah tangannya awalnya dia biasa saja tapi dengan cepat dia menoleh lagi kearah tangannya, dia melihat Ranty sedang tertidur pulas ditangannya dan tangan kiri Ranty memeluk tubuhnya

Sentuh AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang