ps: di mulmed ada gambar Revaaan!
*
*
Author's POV
"Yang mana? Biru atau kuning?"
"Kuning aja."
"Ih, ogah. Kayak tai, tau!"
"Itu sih pikiran kamu aja. Kuning justru cerah, keren!"
"Ya, ya, terserah!" Revan menghembuskan nafasnya, pasrah.
Nina dan Revan. Kedua pasangan muda ini tengah menjelajah di toko furniture untuk membeli perabotan rumah baru mereka. Ada sofa ruang tamu, kulkas, TV, lemari, hingga ranjang. Debat terjadi ketika pemilihan warna, atau ketika ketidakcocokan bentuk. Dan ujungnya, Revan selalu pasrah dan mengalah. Isteri selalu menang, benar kata orang-orang.
"Ranjangnya mau yang apa?" tanya Nina ketika tiba di deretan kasur springbed yang empuk dan nikmat.
"Terserah kamu aja."
"Lah kok terserah aku?"
Revan mengendikkan bahunya. "Dari tadi kan kamu selalu tanya pendapat aku. Terus aku selalu jawab. Ujungnya? Tetap aja kamu yang pilih, kan?"
Nina meringis dan mengacak rambut Revan sambil berjinjit--ya, maklum dia pendek. "Ya habis pilihan kamu aneh, sih! Masa iya, sofa warna biru."
Ya memang kenapa kalau biru? Sofa di rumah gue juga biru, kan? Eh, malah dia pilih kuning yang kayak.... Hm. Terserah. Batin Revan.
"Kenapa, Van?" Nina mengamati Revan yang terdiam cukup lama.
Revan menggeleng. "Nggak. Cuma mikir aja, kenapa sih kamu pendek banget?"
"VAN!"
"HAHAHAHA!"
"GAK LUCU!"
Bagi Revan, tetap saja lucu. Ya ampun, Nina mau mengacak rambut Revan saja, harus pakai jinjit. Betapa pendeknya Nina....
Nina mengerucutkan bibirnya. "Ya udah, sekarang kamu yang pilih ranjang. Aku nurut!"
"Yakin?"
"Iya!" Nina masih dalam mode ngambek-on rupanya.
Revan meletakkan telunjuknya di dagu, sok berpikir. Kemudian ia menatap isterinya. "Beli ranjang itu aja, ya?"
Nina kemudian mengikuti arah pandang dan jemari Revan. Lalu... "APA? ITU KAN DOUBLE KING SIZE, VAAAN!"
"Terus kenapa?"
"Aku mungil banget! Kasur kayak gitu bisa buat naroh sepuluh Nina, kali! Gak mau ah, gak mau!"
Tuh kan? Revan melirik sinis. "Tuh kan, katanya terserah aku?"
"..."
"Kalau gitu, aku ke mobil aja! Biar semua perabotan kamu yang pilih!"
Wah. Revan ngambek pemirsa....
Nina menahan pergelangan tangan Revan. "Ih, kok gitu, Van? Jangan dooong.."
"Hm."
"Kamu milihnya gak kira-kira, sayang.." Nina menghaluskan suaranya, berharap Revan berhenti ngambek. "Apa tujuan kamu pilih double-king-size? Yang king aja kegedean. Dan rumah kita kan kecil, suamikuuu.."
DEG.
DEG.
DEG.
Jantung Revan berdetak kencang. Nina yang memeluk tubuh Revan erat, membuat Revan bisa mencium aroma parfum vanilla kesukaan isteri kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)perfect Marriage [END]
RomanceKarina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan...