Warning! Mereka kan habis nikah, jadi part ini sedikit ada 'unsur gitunya' hahaha. Gapapa ya kan mereka udah halal? Plak xD
*
*
Nina's POV
Aku mengerjap beberapa saat. Sepertinya, pagi telah datang. Aku harus bangun dan mulai berlatih tuk menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri. Misalnya... memasak! Ya, memasak!
Baru saja aku hendak bangun, aku tertahan oleh lengan kokoh yang ternyata berada di pinggangku sedari tadi.
Pipiku merona. Revan memelukku? Aaaa, dewi batinku kayang mengetahuinya!
Perlahan, kusingkirkan tangan Revan dari pinggangku. Tapi alhasil, Revan malah menahanku dan makin mengeratkan pelukannya padaku. "Gak mau aku peluk ya? Sampai keburu-buru dilepas gitu?"
Ya ampun... Revan sadar, ternyata? Kupikir Revan masih tidur sehingga ia bisa saja mengira kalau aku itu guling. Tapi ini? Revan bangun, dan bisa kupastikan, ia sadar seratus persen akan kelakuannya tuk memelukku.
"Kamu udah bangun?" tanyaku gugup.
Bahkan kini kami sudah ber-aku-kamu-ria! Yey.
"Udah. Udah pelukin kamu malah."
DEG.
Dia kenapa sih? Unyu banget.
Revan menarik pinggangku pelan. "Hadap aku dong, sayang. Masa iya aku ngomong sama punggung kamu?"
Sayang? Dia memanggilku sayang??? Whoaaaa!
Aku terkekeh dan dengan cepat aku menghadapnya. Oh My God... Bahkan di saat dia baru bangun, bau iler... tetap saja dia tampan. Rambutnya berantakan, dan suaranya serak--it's the best scenery in the morning. Dan aku akan melihat pemandangan seperti ini selamanya. Kuharap.
"Aku bakal berusaha jadi suami yang baik buat kamu."
"Dan aku akan jadi istri terbaik buat kamu."
Revan menyentuh bibirku dengan ibu jarinya. "Kamu sayang sama aku?"
"Iya. Kalau kamu?"
Ngg.. Aku takut. Mau dia menjawab 'aku juga cinta kamu', aku tetap takut. Karena pada fakta dan nyata, aku tau dan paham kalau dia belum benar-benar menyukaiku. Hatinya masih terpatri pada si cabe busuk menyebalkan di sana.
*
Revan's POV.
Ia membalikkan pertanyaanku. Dan aku paham, bagaimana caraku menjawabnya, ia sudah tau tentang perasaanku. Terlebih semalam, ia membuka pesanku dan Tamara. Ia pasti paham kalau aku belum mencintainya.
Aku menatap matanya, dan menyentuh bibirnya dengan ibu jariku. Sungguh, dia sangat cantik, dan bodoh bila aku menyia-nyiakannya. "Apapun jawabanku, intinya, aku akan terus berusaha buat sayang sama kamu. Dan kamu juga mau, kan, buat aku makin sayang sama kamu?"
Dia mengangguk ragu. "Aku mau. Tapi--bagaimana kalau semuanya gak berjalan lancar?" Ia menggigit bibirnya. Oh, sial. Bibirnya... Benar-benar manis...
"Kita bahkan belum mencoba, sayang.."
Kulihat dia mengembangkan senyumannya. Dia... benar-benar cantik. Tubuh mungilnya membuatku ingin selalu merengkuh dan melindunginya. Ya, aku akan melakukan apapun demi dia. Dia, yang akan menjadi istriku selamanya, dan ibu dari anak-anakku kelak.
Ngomong-ngomong soal anak.... Apa iya, aku harus melakukannya sekarang?
Kulihat, istriku hampir bangkit dari ranjang, namun segera kutahan. "Mau kemana, sayang?"
"Mau masak. Emang kamu gak lapar?"
"Masaknya besok aja, kalau kita udah di apartemen pribadi. Sekarang kan masih di rumahku. Pasti sarapan udah di siapin sama bibi."
Nina mengangguk paham, kemudian mulai berbaring di sebelahku lagi. Dengan cepat, aku meraihnya, dan aku menahan badanku dengan sikutku, sehingga aku bisa melihat wajah Nina di bawah wajahku, yang tengah menatapku canggung.
"May i kiss you?" tanyaku.
Dia tertawa. "Hahaha. Sebelum nikah aja kamu udah cium-cium aku, kan? Masa iya, sekarang gak boleh? Just do it, Van."
Aku menarik nafas, dan dengan perlahan, kusentuh bibirnya dengan bibirku. Kucecap pelan, kemudian kulumat dengan ritme bergantian--dari lembut ke kasar, kemudian ke lembut lagi. Kudengar ia mendesah pelan. Kumasukkan lidahku ke mulutnya, dan aku berusaha mengeksplore seluruh gigi dan rongga mulutnya.
Kami berdua terengah, dan berusaha mengambil nafas.
Aku menatapnya penuh kehati-hatian. "Kamu siap?"
"Siap... apa?"
"Melakukan apa yang harusnya kita lakukan di malam pertama?"
Dan... Kulihat ekspresi wajahnya yang menegang dan terkejut, membuatku ingin tertawa, tapi tentu saja tak kulakukan.
Aku mengusap kepalanya. "Kalau belum siap... aku gak mak--"
Dia memotong ucapanku dengan mengecup bibirku cepat. Cup! "Aku mau, aku siap."
"Yakin? Gak akan nyesel?"
"Kenapa harus nyesel?"
"Aku kan 'belum' mencintai kamu. Apa kamu gak takut ini bakal percuma?"
Nina menggeleng dan membelai pipiku dengan sayang. "Justru mungkin dengan ini, kita bisa memulai babak baru di hidup kita. Dan apapun kondisinya, kamu adalah suamiku sekarang. Apapun, dan semua yang ada dalam aku, kamu juga berhak akan itu."
Nyesss...
Seperti ada es yang menyiram hatiku ketika ia mengatakannya. Ia begitu baik, dan ia begitu memposisikan diri sebagai istriku.
Kesungguhanku menguat. Kesungguhan untuk mencintainya..
"Tapi--aku minta, pelan-pelan ya? Baru pertama.." Nina menggigit bibirnya.
"Aku akan pelan, karena aku gak mau kamu kesakitan."
Entah bagaimana, aku dengan penuh nafsu membuka seluruh bajuku dan seluruh bajunya. Hingga tiba saat di tubuhnya tersisa bra dan CD, ia langsung gugup dan menyilangkan kakinya. "Aku.. malu," ungkap Nina.
Aku mencium bibirnya, kemudian turun ke lehernya, lalu aku mencium kedua dadanya yang masih terbungkus bra dari luar, dan berakhir, aku mencium areanya yang tertutupi CD. "You're my beautiful and my sexy wife. Don't be embarrassed, baby."
Ia menggelinjang pelan. Dan akhirnya, ia pun pasrah. Aku dengan sigap membuka bajunya dan memulai apa yang harus aku lakukan.
"Janji ya, pelan-pelan?" tanyanya, memastikan.
"Iya, sayang."
Dan aku melakukannya cukup lama dengan istriku. Lama, panas, dan menggairahkan. Aku bangga bisa memiliki istriku yang pandai menjaga mahkotanya untukku yang kini menjadi suaminya. Dan aku bangga, bisa memiliki istri yang mencintaiku sepenuh hati, meski aku belum bisa membuka hatiku sepenuhnya.
*
*
Haloooo! Aku update niiih! Hahaha tadinya mau bikin hot-scene tapi...tapi aku gakuwaaat :"(((( maaf yaaa, kalian bayangin sendiri aja anu-anunya merekaaa :p
Okay, enjoy, vote, komen yaaa. Biar aku semangat:")) 89 vote, aku akan lanjuuut!:D
Mari berteman:
wattpad: evndya
line, instagram, askfm: ervinadyp
if you ask me, i will followback you and reply your chat!
Hv a nice holiday, hepinyuyer, and loveyouuu! Xoxo
nb: part selanjutnya ada Tamtam :> jengjeng....
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)perfect Marriage [END]
RomanceKarina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan...