Semua berjalan sangat amat cepat. Lebih cepat dari yang mereka, maupun kalian kira. Ya, Ninapun merasakan begitu.Sepertinya baru kemarin Nina bertemu dengan prianya, di pesta Aira. Baru kemarin ponsel mereka tertukar, dan dengan lancangnya Revan berkata bahwa Nina adalah anak alay yang menyukai band-band Western. Eh, tanpa terasa, berkat Revan, Nina sudah lupa dengan kehebohannya saat melihat One Direction dulu, loh! The power of suami, luar biasa, ya.
Intinya, baru kemarin Revan tidak mencintai Nina. Ya, rasanya baru kemarin. Hingga kejadian demi rentetan kejadian terjadi. Nina hamil, Revan berniat menceraikannya, kebohongan Tamara, Nina keguguran, hingga rasa sayang Nina pada Revan yang sempat nyaris hilang. Kalau kalian lupa bagaimana kronologinya, kalian bisa membuka ulang kisah milik Nina, dan kalian akan menyadari betapa tragisnya hidup seorang Nina.
Tapi itu dulu.
Sekarang? Revan bahkan tak pernah menyia-nyiakan Nina. Revan menjadi malaikat bagi Nina. Revan menjadi segalanya untuk Nina.
"Sayang?" panggil Revan.
Nina menoleh ke arah pintu, dan tampaklah Revan sedang menggendong buah hati pertama mereka yang baru saja dua hari lalu dilahirkan.
Nina begitu lelah pasca melahirkan. Meski ia melahirkan secara sesar--ya, Nina tidak direkomendasikan untuk melahirkan normal karena ia sempat tertembak kala itu--tapi, Nina tetap bersyukur karena anak lelaki pertamanya lahir dengan utuh, dan sangat tampan.
"Ya?" jawab Nina.
"Nanti banyak tamu mau kesini. Temen-temen mama, terus temen-temen aku, terus geng kamu kayak Aira dan lainnya, sama geng aku kayak Angga dan sebangsanya. Hahaha. Kamu siap nerima tamu sebanyak itu?"
"Siap lah. Kan mereka niatnya baik, mau jenguk anak kita. Nggak mungkin lah aku capek."
Nama bayi lelaki mereka adalah Adam Pratama Dhani, sederhana, sesederhana artinya. Laki-laki, yang pertama. Kalau Dhani, itu kan nama belakang Revan, hahaha.
Bagi mereka berdua, nama hanyalah simbol. Tapi perilaku anak ke depannya, ditentukan oleh doa, serta didikan yang mereka berdua akan berikan.
Revan membawa Adam di tengah-tengah mereka. Astaga.... Mata Nina memanas.
"Kamu nangis?" tanya Revan, menyentuh pipi isterinya.
Nina menggenggam tangan Revan yang menyentuh pipinya. "Thank you, for this complete life. Aku sayang kalian.."
"Kita juga sayang momyyy..." Revan dengan imutnya menyuarakan Adam, dengan suara anak kecil yang dibuatnya.
Nina memejamkan mata, ingin tidur sejenak sebelum matahari benar-benar menyembul sempurna. Dan ia yakin, sempurnanya matahari, tak sebanding dengan sempurna kebahagiaannya saat ini.
Terima kasih Tuhan. Terima kasih, semesta.
*
*
Ninabbaru saja menyiapkan makanan kecil, serta kue-kue yang nanti akan akan dihidangkan ketika para tamu tiba. Dan kini Nina celingukan, kemana suaminya?
"Revan?"
"Vaan, kamu dimanaa?"
Tak ada sahutan.
"Sayang?"
Tak ada sahutan lagi. Duh, suaminya kok hobi banget ngilang, sih?
Tapi.... Ah, ada satu tempat yang belum ia periksa. Dimana tempat itu menjadi favorit mereka beberapa bulan ini, ketika Nina dan Revan sudah menempati rumah dengan kondisi bahagia. Tempat itu adalah, di balkon taman belakang.
Dilangkahkan kakinya kesana, tentunya dengan menggendong Adam, putra mereka yang tersayang.
Dan--ya, Nina temukan suaminya disana.
"Sayang?" panggil Nina. "Kamu kenapa ngelamun sendirian sih?"
Revan tersenyum ke arah Nina dan Adam, dan berjalan menghampiri dua makhluk paling berharganya. "Aku sedih, sesungguhnya kita akan lebih bahagia kalau kamu melahirkan anak kembar kita. Sayangnya, satu anak kita udah pergi jauh mendahului kita, dan itu karena aku. Jadi, aku gak kasih kamu hidup yang sempurna," katanya lemah.
Astaga...
Nina merapatkan diri pada Revan. "Revan, gak ada sesuatu yang kebetulan, gak ada sesuatu yang terjadi tanpa ada maksud dan tujuannya. Jadi, aku keguguranpun pasti ada tujuannya.."
"Ta--"
"Sejak itu, kita jadi bertengkar hebat. Aku mau ninggalin kamu, dan dari situ kamu sadar kalau kamu ternyata sayang sama aku. Misalnya kejadian itu gak ada, mungkin sekarang aku udah cerai sama kamu, dan aku udah jadi janda beranak dua, kembar. Ya, kan?"
Revan masih mematung menatap Nina.
"Jadi, gak akan ada sesuatu yang sia-sia di dunia ini, selama Tuhan yang mengaturnya. Kamu bertemu sama Tamarapun, gak sia-sia karena Tuhan yang mempertemukan, hanya kalian gak dipersatukan. Dan pertemuan kita yang kita kira bakalan sia-sia, ternyata tetap berjalan karena memang kita sudah dipersatukan."
Revan merangkul pinggang isterinya dengan posesif, dan seketika ia mencium Adam dan Nina bergantian. "Makasih ya, kalian sudah menyempurnakan aku."
Nina mengangkat bahu. "Kita saling menyempurnakan, ya, kan?"
Keduanya saling melempar senyum, sebelum mereka mendengar suara bel dan riuh di depan rumah mereka.
"Tamu kita kayaknya udah dateng, yuk?" ajak Nina.
Revan mengangguk, mengikuti isteri mungilnya itu. Dalam hati, Revan berjanji akan mendidik Adam sebaik mungkin, agar nantinya, Adam dan Revan dapat menjadi tentara terbaik, pelindung untuk Nina dan pasukan-pasukan yang nantinya akan lahir di lingkar keluarga itu.
"Terimakasih, telah menyempurnakanku."
"Dan terimakasih, telah hadir dalam setiap hari-hariku."
Perjalanan mereka sesungguhnya tak berhenti di sini. Masih ada puluhan tahun yang harus mereka habiskan bersama, dengan menahan ego masing-masing, dengan tetap menjaga komitmen dan hati untuk tetap saling mengasihi, dengan tetap berjuang agar keluarga kecil ini senantiasa menjadi keluarga bahagia.
Ya, sesungguhnya, perjalanan mereka baru saja dimulai...
*
*
ENDINGGGGG!
YAAAAY!
Makasih ya buat semuanyaaaa! Cerita ini kelar yaTuhaaan gak nyangkaaa hahaha aku kira aku bakal bosen ditengah jalan, but kenyataannya, aku berhasil nyelesein ini semua.
Dan itu berkat kaliaaaan! Yay, kalian yg selalu nagih2, yg selalu komen dan kasih semangaaat huaaaa no words can describe how much i love u guyssss!
Janji ya, kalian bakal terus baca cerita aku? :"))) Jangan tinggalin aku meskipun revan nina udah punya cerita sendiri?:'(((
Ada usul gaaaa, bikin cerita tentang apa? Ttg Aira, atau tentang Adam? Hahahaha.
Aku sih rencana mau bikin temen2 mereka jugaaa. Kayak Aira yang menikah sama dosennya. Atau bisa sih ttg Adam, tp kayaknya teenlit gt jadinya. Apa ya hmmm hahahahah...
Intinya makasih banyak yaaaa.
Mau extra part gaaaa? :p
Jangan lupa follow wattpadku iniii. Jg follow sosmedku yg lainnya yaaaa sayang2kuuu, kalau kalian minta&blg dr wattpad pst aku follback ko<3
Hv a nice weekend, daaan ada salam dr Revan-Nina tuuuh! HAHAHA XOXOXOXOXOXOO
-ervina, 23April2016
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)perfect Marriage [END]
Roman d'amourKarina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan...