Tangan Revan menjelajah badanku. Pertama, ia menciumi bibirku dengan irama kasar dan lembut beriringan, sehingga aku yang semula berdiri mesra, bahkan kini sudah hampir terjatuh. Untungnya ada tangan Revan yang menopang badanku, dan ada meja santai tepat di belakangku yang menjadi sandaran punggungku.
"Rev--"
"Ssst, nikmati aja. Gue lagi stres dan gue butuh ini.."
Dia hanya memperlakukanku seperti ini saat ia stres? Apa bedanya aku dengan jalang di luar sana?
Hey, aku bahkan baru mau mendorong badannya. Tapi respon ragaku justru berkebalikan. Kini aku justru membiarkannya menguasaiku dalam gerakan-gerakannya.
Namun baru saja dia melakukan aksinya lebih jauh, tiba-tiba....
"KALIAN!"
Deg.
Itu mamanya Revan, astagaaaa! Aku langsung mendorong Revan menjauh, dan aku bisa melihat Revan mendengus kecewa. Bisa-bisanya ia kecewa, disaat titik maluku sudah di ubun-ubun?!
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Tante Emily dengan wajah geramnya menggelengkan kepalanya dan mendekat ke arah kami.
Gawat. Tante Emily yang cantiknya kayak Snow White aja kalau marah bisa kayak singa laut!
"Ki-kita--"
"Just doing something for fun, mam," kata Revan, memotong ucapanku.
Tante Emily menatap Revan garang, dan mengacungkan telunjuknya di depan wajah Revan. "KAMU YA! Pegang-pegang badan anak orang dibilang 'for fun'? Kamu kira badannya Nina itu timezone apa?!"
Timezone... Sumpah, aku gak tau harus ngakak atau takut. Tapi saat ini aku masih menunduk dengan menahan tawaku.
"Gak gitu maaa.."
"Terus?! Kenapa kamu bilang raba-rabaan itu 'for fun' hah?! Mama curiga.... Jangan-jangan kalian udah main di kasur ya?!" tanya Tante Emily, yang nyaris membuatku tersedak.
"Enggak, tante!" balasku cepat.
"Hampir iya, tapi belum kok ma," ralatnya.
Nih anak jujur banget apa gimana sih? Pengen banget malu-maluin aku di depan tante Emily?
"Revan! Untung mama cepat-cepat ke sini. Kalau gak, bisa aja kalian pulang bawa bayi!" teriak tante Emily dengan emosi.
"Mama kecewa sama kamu, Revan... Bisa-bisanya yaaa, kamu ubah Nina jadi gadis agresif dalam semalam!" hardik tante Emily lagi.
Duh, aku harap Revan gak ngomong asalan deh.
Revan melirik ke arahku sekilas. "Apaan, maaa. Orang Nina aja mau kok. Buktinya dia bales terus. Gak ada usaha buat nolak atau mukul aku."
Shit. Pembelaannya benar-benar menjatuhkan harga diriku.
Dan kini, mata tante Emily beralih kepadaku. "Benar begitu, Nina?"
"Engg--anu--"
"Tante kecewa dan tak menyangka. Ternyata gadis yang tante kira polos dan pecinta One Direction, memiliki nafsu yang tinggi sehingga bisa takluk dengan anak seberandal Revan ini, ck. Tante gak paham lagi. Apa menariknya Revan sih?!"
Dia hot, tante...
Dia ganteng...
Dia keren...
Dia--ah! Membuatku gila dalam sekejap...
"Cepat kamu masuk kamar," kata tante Emily, memerintahkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)perfect Marriage [END]
RomanceKarina Tessa Ananda : Tak tau bagaimana, tiba-tiba aku merasakan cinta begitu dalam pada pria yang sama sekali tak menginginkanku. Aku tau, mungkin saja pernikahanku dan dia akan berakhir buruk. Tetapi--entah kenapa, aku selalu ingin memperjuangkan...