Guardian Angel

66.4K 3.2K 32
                                    

Saat terindah bagi Nina adalah ketika ia mengetahui bahwa lelaki yang ia selalu nantikan tuk berada di sisinya telah sadar dan mencium keningnya lembut serta memeluknya tubuh mungilnya erat, seperti saat dulu kala. 

Saat terindah bagi Nina adalah ketika ia menoleh ke sisi lain dan mendapati suaminya telah memandangnya dengan mata terbuka, dan kata 'aku sungguh menyayangi kamu' dengan ketulusan yang tak terbanding indahnya.

Dan saat terindah, yang benar-benar indah bagi Nina, adalah ketika ia menekan tombol darurat, dan sesegera mungkin para dokter berbondong datang. Namun ternyata, di balik kekhawatiran, dokter itu justru berkata, "suami anda dinyatakan pulih."

Ya, itulah saat-saat paling indah yang Nina alami. 

"Saat terindahku, bukanlah di hari pernikahan kita, karena di hari itu, kamu sama sekali tak menyayangiku--bahkan, kamu enggan bertemu sama aku," ucap Nina, sambil menggenggam erat jemari Revan.

Yang digenggam hanya tersenyum, dan membalas mengusap kepala isterinya dengan sayang.

"Saat terindahku juga bukan saat kita beli rumah baru dan aku dinyatakan hamil, karena waktu itu, kamu malah ninggalin aku lagi." Nina menggigit bibirnya. Terbayang saat ia sedang di puncak bahagia, kemudian Revan meninggalkannya demi nenek lampir yang merengek berpura-pura hamil. "Apalagi, waktu kamu berencana mau ceraiin aku.."

Revan menggeleng lemah. "Maafin aku.."

"Hmm.. Ada sisi baiknya juga sih.. Berkat kejadian ini, kamu jadi tau kan, mana yang baik buat kamu? Kamu jadi tau, kan, kalau bukan Tamara orang yang tepat buat kamu?"

Lelaki yang belum sembuh benar itu menghela nafas. "Kamu masih marah, ya, sama aku?"

"Marah, ya pasti lah.. Kamu keterlaluan waktu itu. Tapi ya--aku udah maafin kamu, Van. Gak tau kenapa, meskipun kamu sakitin aku sampai aku bener-bener benci sama kamu, pada akhirnya tetep aja aku bakal maafin kamu.."

Mengingat runtutan kejadian demi kejadian waktu itu... Keduanya merasakan sebuah kesesakan. Mulai dari awal kebahagiaan mereka yang pecah, hanya karena Revan yang sulit yakin dengan perasaannya waktu itu. Hingga pada ujungnya, saat Nina keguguran. Disitulah, hidup Revan berubah. Tak ada lagi isteri galaknya, tak ada lagi celotehan manjanya, tak ada lagi pelukan hangatnya.

"Hati kamu terbuat dari apa sih?" tanya Revan.

"Hah? Maksudnya?"

"Aku udah sakitin kamu berulaaaang kali, tapi kamu tetap maafin aku.. Kalau aku di posisi kamu, mungkin aku bakal nikah sama orang lain dan benci banget sama laki-laki itu," ucap Revan penuh sesal. "Tapi kamu gak gitu.. Kamu masih nungguin aku waktu aku sakit, kamu masih doain aku, kamu masih tungguin aku.."

Memang benar.. Cinta itu bodoh. Sudah disakiti berkali-kali, tapi kenapa masih bisa kembali? Tak ada yang tau jawabannya, karena memang begitulah kodrat cinta.

Nina menggigit bibir mungilnya. "Mungkin aku udah cerai sama kamu, atau bahkan aku udah nikah sama orang lain--kalau aku gak lihat betapa tulusnya kamu cari maaf dari aku. Aku tau, kamu berjuang banget supaya aku maafin kamu."

"..."

"Dan aku keterlaluan udah gak peduli sama kamu waktu kamu wisuda, waktu kamu butuh kopi.. Sampai akhirnya, aku menemukan lukisan kita, alasannya karena waktu itu aku benciii banget sama kamu--bahkan waktu kamu wisuda, aku gak mau sekedar kasih kamu selamat. Aku juga baru tau, kalau kamu kasih bantal kamu pake parfum aku, hmm segitu kangennya kan, pisah sama aku?"

Revan masih terdiam membisu. 

"Sampai pada saat kamu kecelakaan... Dan--yah, disitulah aku bener-bener gak sanggup buat bohong, kalau aku memang masih sayang sama kamu, Van. Maaf, aku gak dengerin penjelasan kamu.. Maaf, a--"

(Un)perfect Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang