Nyanyian pagi mulai bersenandung. Berjumpa kembali pada penghuni setia permukaan tanah.
Bola api mulai bercerita, akan bagaimana kehidupan baru yang harus dijalani. Menyambung bagian cerita yang sempat terhenti semalam-dan kembali berjalan sekarang.
Membuka kisah lembaran baru, bersama pasangan baru. Dan sepertinya tidak ayal lagi jika seorang pasangan baru memulai kehidupan diranjang yang sama. Tersenyum di pagi hari dengan sapaan cheesy mereka. Pesan kecupan yang tertanda di bibir masing-masing bagai sarapan pertama mereka sebelum memulai sarapan yang sebenarnya.
Oh jika kalian mengatakan Sehun dan Haneul merupakan 1 dari seribu orang yang melakukan itu, jawaban kalian akan salah besar.
Oh gosh!
They didn't do their first night! So how can they in one bed together?
Membayangkan nya saja membuat nya mabuk darat seketika.
Dirinya sudah terlalu lelah menghadapi senyuman palsu yang terlempar di bibir masing-masing, dan tentu saja setelah hari pernikahan, mereka tidak ingin masalah kedua akan terjadi. Dengan antisipasi besar, Haneul memilih untuk mengalah dengan tidur di sofa apartemen mewah milik Sehun.
"Aku harus kuliah. Kau pulang jam berapa?" Sapaan di pagi hari -setelah 3 jam lama nya mereka berkutat pada aktifitas pagi hari nya. "Aku akan pulang malam. Ingat, kau harus berada di apartemen sebelum aku pulang." Balasan Sehun yang dinilai tak acuh mulai menyahut.
Gadis berkulit putih itu mengangguk, kembali menyantap sarapan nya. Bola coklat nya mulai bergerak mengikuti arah jarum jam yang bergelung di lingkaran tangan nya.
Kepala Haneul otomatis mendongak, berdiri dari duduk nya, dan meneguk segelas air bening yang sudah ia siapkan di pagi buta. "Aku harus pergi." Ucapnya, tetapi masih tidak bergerak di tempat, membuat salah satu alis Sehun menukik ke atas. Pertanda pria itu mulai bingung. "Kau tidak mengantarku?"
Sehun tertawa hambar, yang disambut kerutan samar di alis Haneul. Oh ya Tuhan, jangan menambah masalah di pagi hari untuk Haneul.
"Dasar manja. Kau tidak lihat, di depan gedung apartemen ada halte? Kenapa tidak kesana saja?" Pria itu mulai bangkit berdiri. Memandang penampilan Haneul yang menurutnya tidak menggugah hasrat nya. Sehun mungkin singa kelaparan, tapi bersama gadis ini membuat nya kenyang.
"Aku tidak bisa. Aku harus mengurus beberapa trainee yang harus debut tahun ini."
Pria itu merajut langkah besar. Keluar dari apartemen bersama debuman keras yang menghalau laju Haneul untuk ikut mengekor keluar.
Mata Haneul terpejam kuat. Menarik nafas sabar agar tidak terus mengumpat pada kulkas yang tidak bermerk.
****
"Aku tidak tahu kalau dosen Nam bisa menghamili mahasiswi nya sendiri."
Helaan nafas berat mulai membuka jadwal pagi hari. Seakan menjadi pelajaran pertama mendengar ocehan teman-teman nya yang berbisik tentang dosen favorit nya.
Yah, meskipun fakta membuktikan 100 persen kebenaran nya, tapi tidak memungkiri jika Haneul akan merubah dosen terfavoritnya itu.
"Hey Haneul," panggil seorang gadis yang berada dua bangku di depan Haneul. "Kau masih mengidolakan dosen itu?"
"Aku tidak tahu." Balas Haneul ringan. Lemabaran buku mulai terbuka kembali, mata nya ikut menerawang deretan tulisan yang terpampang dibuku.
Namun atensi nya tertarik saat salah seorang teman sekelas nya malah membuat bahan lawakan tak bermutu dengan membawa nama Haneul di dalam nya. "Astaga, jangan-jangan kau mengidolakan nya karena kau ingin dihamili juga seperti Caroline Lee?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Of Love
RomanceSemua berat. Haruskah aku mencintai nya saat dia malah membenci orang-orang yang mencintai nya? Haruskah dia membenci kata cinta dan tidak pernah merasakan nya dengan ku? Meskipun kami menikah sekalipun?