2100++ words
Sehun menutup buku nya ketika netra kelam pria itu bergerak tak nyaman. Haneul membopong dua cangkir coklat panas akibat derai hujan muncul membasahi seluruh permukaan Seoul. Sang gadis mengernyit, dua pasang bola mata itu menangkap adanya buku yang tergenggam di tangan si pria.
Haneul menyerahkan salah satu coklat panas di meja ruang keluarga sekaligus meniup pelan cangkir panas di genggamannya. "Kau membaca buku apa?" gadis itu mulai menyapa Sehun yang tengah tersenyum.
"Cara membuat hati seorang istri senang." Gumaman Sehun mampu menimbulkan reaksi yang cukup memukau; Haneul tersedak saat meminum coklat panas. "Hey, pelan-pelan kalau meminum nya."
Dengan piawai, Sehun bangkit diri menuju tissue berada dan kembali mengambil langkah ke sofa. Setibanya di sebelah Haneul, pria itu memulai gerakan membersihkan bibir Haneul dari ujung bibir secara lembut dan perlahan. Oh, jangan tanyakan Haneul semerah apakah wajah Haneul sekarang.
"Yes!" Sehun berdecak kagum, membuka lembar halaman berikutnya seraya bertepuk tangan. Sungguh, ada apa dengannya? "Aku berhasil membuat wajah mu merah!" Sehun menunjuk baris kalimat yang menyatakan; lakukan metode 'tissue' pada istri kalian. Bersihkan bibir istri kalian secara perlahan dan akan di nyatakan berhasil jikalau pipi istri kalian berubah semerah kepiting rebus.
Haneul mendengus, menyandarkan punggung sambil menggerutu kesal.
Haneul memang dalam tahap mengajari Sehun bagaimana cara 'mencintai' seseorang. Tapi bukan begini caranya! Ya ampun, Haneul bermaksud melakukan metode ini secara alamiah, dengan melakukan perlakuan-perlakuan lembut yang di percaya mampu menumbuhkan benih cinta dari tahap ke tahap.
Bahkan sebelum Haneul melakukan tindakan, Sehun telah membuat ulah lebih dahulu dengan membaca buku yang sama sekali tidak terlalu penting untuk di baca.
Namun,
Melihat kegigihan si pria untuk berusaha membimbing dirinya sendiri untuk kembali mencintai seseorang justru membuat senyuman Haneul meretas. Baiklah, tidak ada alasan untuk Haneul mengelak dari kenyataan jika Sehun memang benar-benar luar biasa.
Pria itu menghafal dalam otak hal-hal apa saja yang dapat menyenangkan hati istrinya sendiri. Dan Haneul mempercayai Sehun sepenuh nya bahwa pria itu bisa menjadi seperti pria yang mabuk cinta, tetapi tidak terlalu overdosis.
"Sehun-ah,"
"Hmm?"
"Semoga berhasil."
Sehun mengerutkan kening, menutup buku dan beralih memutar tubuh ke arah Haneul. Pria itu menangkup pipi Haneul kemudian melayangkan kecupan di setiap kata. "Untuk apa––" satu kecupan mendarat. "Kau––" satu kecupan mendarat lagi di bibir Haneul sehingga gadis itu hanya tersenyum geli tanpa membalas apapun. "Mengatakan––" Sehun melayangkan satu kecupan yang menimbulkan erangan tertahan dari Haneul diiringi gelak tawa. "Semoga berhasil?"
Gadis itu balas menangkup pipi Sehun dan melayangkan kecupan gemas yang cukup lama sebelum akhirnya memutuskan sambungan bibir. "Semoga berhasil untuk mencintai ku."
Haneul meletakkan cangkir berpermukaan hangat ke atas meja, kemudian menggelayutkan tubuh sembari menyembunyikan wajah. Goresan senyum ataupun tawa malu tertoreh, membuat sang empu yang merasa geli di sekujur dadanya itu balas bergelayut lalu melayangkan jutaan kecupan di puncak kepala si gadis.
Sehun bahagia.
Dan Haneul pun bahagia.
Selebihnya, sekitar dua minggu Sehun melakukan 15 'kejutan' yang berhasil menimbulkan kejut jantung pada Haneul, mulai merasakan efek senang. Ia tersenyum, jika apa yang telah pria itu perbuat mampu membuat semburat-semburat kecil yang tidak terlalu kentara perlahan timbul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Of Love
RomanceSemua berat. Haruskah aku mencintai nya saat dia malah membenci orang-orang yang mencintai nya? Haruskah dia membenci kata cinta dan tidak pernah merasakan nya dengan ku? Meskipun kami menikah sekalipun?