Fly-Happy

4.6K 478 15
                                    

Tidak ada yang menggubris tiap melodi tertuang nan jauh diluar kamar. Membiarkan udara bersahutan menyambut datang nya pagi yang kian cerah. Sehun, ataupun Haneul membiarkan kebisingan yang jauh dari kamarnya mengalun.

Mata keduanya saling tertutup, terhalang oleh selimut juga kelambu penambah kesan manis. Tubuh mereka menyatu dalam balutan selimut hangat sembari menebarkan kisah cinta yang mulai timbul. Firasat teguh mereka menguatkan untuk saling mengeratkan pelukan meskipun mata masih meredup -tidak kuat untuk membuka.

Semenit berlalu, sang gadis lebih dulu meringis. Menggeliat kecil disertai uapan kantuk yang melekat. Haneul mengerjap sebentar sebelum akhirnya menoleh ke samping -memperhatikan rupa dari wujud ketampanan yang Tuhan berikan.

Gadis itu menyadari, tubuh nya sempat berontak untuk menolak pelukan tidur yang pria berkulit pucat ini berikan malam tadi. Namun semakin jengkalan yang ia ambil untuk menjauh sepersekian senti, keratan posesif dari pelukan Sehun tak dapat di hindari.

Haneul belum sempat menghirup udara sebanyak-banyaknya jam 6 pagi hari. Sedangkan Sehun mulai mengambil pasokan oksigen nya detik ini. Menghalau pun percuma, semakin berusaha, Haneul terus terperangkap dalam jeratan tertahan yang Sehun berikan.

"Kau menggunakan sampo apa, hm?" Bisik pria itu dengan suara berat ciri khas nya. Sedikit menghirup udara disela surai panjang Haneul yang terurak di bahu nya.

Degupan yang membludak terus mendesak nya menjadi tidak karuan. Gadis itu berdeham sekilas sebelum akhirnya melanjutkan rangkaian kata penahan kegugupan. "A-apa aku harus menyebutkannya?"

"Aku menyukai aroma mu." Lanjutnya, menanggalkan kecupan dalam di daun telinga gadis itu.

Sehun bangkit. Mengulas rambutnya ke atas yang berantakan. Kaki-kaki julang nya mengantarkan pria itu pada kamar mandi berisikan bath up, shower, washtafel, dan juga tempat pembuangan air. Tentu selera Sehun si pria perfeksionis.

Di atas ranjang, Haneul menghela nafas. Mengusap wajahnya frustasi seraya menggembungkan pipi tirus yang masih berpelak blush on. Pipi gadis itu kemerahan, membayangkan potongan kejadian tadi membuat perasaan nya terasa terombang-ambing.

Darah nya berlari hebat memutari nadi nya. Sempat tertegun mendapati kecupan manis di daun telinga yang terhias sebuah benda bernilai perak. Membiarkan pria bertubuh semampai memporak-porandakan perasaan terdalam gadis itu.

Gadis itu tersenyum malu, tetapi-detik berikutnya, bibir ranum kepunyaan Haneul mengeluarkan ringisan pilu. Jemari-jemari nya bergerak menarik kuat surai panjang yang tersampir. Tubuh nya bangkit dengan gemetar, berjalan dengan dinding sebagai tumpuan. Kaki-kaki nya bertumbuk bersama ubin menuju tas kecil penyimpan tabung silinder yang ia bawa.

Setelah mendapatkan tas yang ia maksud, gadis itu jatuh terduduk. Meraih tas dengan gerakan tergesa seraya mengacak isi terdalam tas tersebut.

Tabung silinder yang berisi tablet putih,

Penentu kehidupan panjangnya.

Haneul segera mendapatkan tabung silindernya, membuka cepat tutup tabung sembari menengok ke belakang -memastikan Sehun tidak akan keluar sebelum gadis itu meminum obat nya.

Tanpa ada nya aliran air yang mempercepat laju obat ke dalam sistem pencernaannya, setidaknya Haneul dapat bernafas lega. Mengetahui dirinya rentan jika sewaktu-waktu penyakit cepat menyerang tanpa obat yang menghadang, mungkin Haneul pastikan gadis itu sudah tergeletak tak sadarkan diri.

Tak berapa lama, decitan pintu membuyarkan suasana. Dengan Haneul yang jatuh terduduk seraya menunduk dalam disertai nafas terengah menimbulkan Sehun yang berlari panik ke arahnya.

Kind Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang