Part 1

23.7K 624 26
                                    

Di suatu pagi yang cerah, tidak biasanya seorang anak berambut sebahu, energik, namun agak misterius ini sudah tiba di sekolah. Membaca komik adalah hobinya. Kinal, siswi SMA Cendrawasih itu terlihat sibuk membaca komik terbaru. Ia lupa dengan sekitar ketika sibuk dengan dunianya sendiri. Sampai tepukkan seseorang menyadarkannya dari dunianya tersebut.
"Nal." Sentuh seseorang yang suaranya tak asing bagi Kinal.
"Eh Je kirain siapa." Sahut Kinal kaget. Ya, Jessica Vania Wijaya. Adalah sepupu dari seseorang yang begitu berharga baginya. Meskipun orang tersebut lebih sering membuatnya kecewa. Kecewa dalam diam.
"Tumben gak telat. Pasti gara-gara dibangunin kak Nadya ya?" Ledek Jeje.
"Yee enak aja. Bangun sendiri gue. Ya, semoga keterusan deh." Kilah Kinal.
"Amin. Btw tumben sendiri. Kirain Ayana Beby Ikhw sama Hanna udah dateng." Tanya Kinal bingung.
"Lo kepagian Kinal. Kalau gue kan emang hobby dateng pagi." Timpal Jeje.

Tak berapa lama, pandangan Kinal tertuju pada seorang gadis yang sedang asyik dengan dunianya. Ya, gadis itu sedang menggambar sketsa wajah seseorang. Sepertinya wajah artis luar. Ya, gadis yang sudah 3x ia temui sendirian di tempat itu. Karena Kinal jufa sudah 3x datang kepagian ke sekolah. Jeje pun mengikuti pandangan mata Kinal. Dia menghela nafas beratnya karena panik akan sesuatu.
"Jangan sampe sepupu gue ngamuk besar gara gara hal gak penting Nal." Bisik Jeje. Kinal tau apa maksudnya. Hatinya tiba tiba sesak dan dongkol. Kenapa Jeje membahas seseorang yang tidak ingin di dengarnya pagi ini. Sialan, batin Kinal.
"Je, ke kelas yuk. Suntuk gue." Sang sahabat hanya menghela nafas panjang saat Kinal pura pura tuli akan peringatannya. Sudah cukup letih ia menghadapi curhatan, amarah, dan apapun yang dilakukan Veranda terhadapnya. Ya, Veranda. Jeje bingung akan sikap sepupunya yang sangat labil. Sepupunya itu memang sangat menyayangi dan mencintai sahabatnya (Kinal). Namun ia terlalu takut menentang alam. Tapi, sikapnya yang kelewat intim membuatnya was was. Belum lagi Kinal pasti akan selalu menuruti kemauannya. Selama masih wajar. Jeje dibuat makin pusing dengan sikap Kinal yang selalu cuek tapi jika bersama Veranda selalu bertekuk lutut. Menurut yang tidak dibuat buat.
"Betapa beruntungnya lo Ve. Kinal seperti anak baik di depan lo." Guman Jeje monolog.

Sementara itu, sekumpulan wanita cantik, primadona, idaman semua cowok, sedang berkumpul di suatu sudut sambil ngobrol ngobrol cantik. Veranda, Naomi, Melody, Shania, Tya, Farin, Amanda, dan Sendy. 8 wanita cantik ini sedang asyik dengan obrolan sosialita mereka. Sesekali mereka melihat Kinal dan Beby yang asyik bermain basket di lapangan. Veranda menatap Kinal tanpa kedip. Mempesona, batin Veranda.
"Seandainya dia cowok, udah pasti gue gebet dia. Baik, humble, manis, senyumnya aduh gak tahan." Kata Melody terang terangan. Ve hanya menghela nafas meskipun ia membenarkan omongan itu.
"Tapi gitu gitu dia cewek paling kece di sekolah. Cowok sama cewek aja naksir dia. Tapi emang iyasih anaknya gak ngebosenin terus baik lagi." Timpal Manda.

Tiba tiba seorang cowok menghampiri mereka secara tiba tiba. Lebih tepatnya menghampiri Veranda. Delon, bintang sekolah yang selalu mengejar ngejar Veranda. Cowok itu tak peduli dengan predikat playgirl yang disandang Veranda. Yang terpenting cewek itu merespon dirinya.
"Hai Ve." Sapa Delon dengan sangat manis.
"Hai juga Del." Sapa balik Veranda dengan semanis mungkin. Namun sesekali matanya mengekori Kinal yang masih bermain basket bersama Beby.
"Ini bunga buat kamu. Semoga suka sama bunganya." Ujar Delon yang langsung memberikan bunga pada Veranda.
"Makasih bunganya ya Del. Bunganya bagus." Kata Veranda.
"Anytime Ve." Jawab Delon. Entah siapa yang memulai, tiba tiba bibir mereka saling bertautan. Delon sedikit melumat bibir Veranda. Ve memperdalam ciumannya namun hanya sebentar.

"Astaga gila lo ini sekolah Ve." Timpal Farin.
"Sumpah gue salut sama lo Ve. Gue aja gak berani segila itu. Untung gak ada guru yang lewat." Kata Shania.
"Del lain kali tau tempat kalau mau begituan." Kata Naomi sambil geleng geleng kepala.
"Hehehe ampun guys. Kebawa suasana tadi." Ujar Delon sambil mengangkat dua jari.

Tanpa mereka sadari sepasang mata melihat adegan itu dengan tatapan amarah dan luka. Nafasnya tersengal menahan amarah. Pemandangan yang memuakkan. Kinal memang beberapa kali melihat pemandangan itu. Dan sudah berkali kali juga ia menangis dalam diam. Menangis kenapa harus jatuh cinta pada sesamanya dan orang tersebut hanya bisa membuatnya terluka berkali kali. Syukur ia memendamnya. Hanya Jeje yang tau perasaannya pada Veranda. Saking kesalnya tiba tiba ia tak sengaja melempar bola mengenai kepala seseorang.

Apa Maumu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang