Part 4

8.8K 466 21
                                    

"Apa iya gara gara tadi? Ya Tuhan apa......apa perasaan ini berbalas?" Berkali kali Veranda menanyakan semuanya dalam hati. Kalau benar karena itu, Veranda tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. Dan tiba tiba ia teringat soal kejadian Viny dan Kinal. Insiden terjadi setelah ia berciuman sama Delon. Dan soal Kinal yang tiba tiba menghentikan ciumannya setelah dari uks. Veranda menjambak rambutnya mengerang kesal. Ia bersumpah akan menyakahkan dirinya sendiri kalau rasa ini berbalas. Karena Kinal sudah 2x terluka olehnya. Veranda pun bergegas cepat ke toilet.

"Ve mau kemana?" Tanya Carlos bingung. Ia benar benar dibuat bingung dengan sikap dua wanita yang bersahabat ini.

"Ke toilet." Jawabnya singkat. Carlos menghela nafasnya bingung. Baru tadi ia bahagia dengan respon sang pujaan hati. Di toilet, Kinal berkali kali mencuci mukanya karena matanya yang terlihat sangat sembab. Ia merutuki dirinya lagi karena tidak bisa menahan dirinya. Pasti Veranda akan bertanya macam macam padanya. Apalagi suaranya sempat parau tadi.

"Kuatkan aku tuhan. Cukup aku yang sakit jangan dia." Monolog Kinal dengan nada sedikit parau. Tanpa Kinal sadari, Veranda masuk ke dalam toilet dengan hati hati. Ia menutup pintu toilet tanpa suara. Ve berjalan mengendap ngendap dan melihat Kinal dari cermin wastafel sedang menutup mata dan mengatur nafasnya. Perlahan tangannya menyentuh punggung bidang Kinal. Cewek tomboy itu tersentak namun berusaha biasa aja. Lalu tangan Ve menaikkan sentuhannya hingga memegang pundak kiri Kinal. Perlahan Kinal membalikkan badannya dan berusaha senormal mungkin dengan Ve.

"Kok gak sama Carlos Ve?" Tanya Kinal setenang mungkin. Ve terus menatap intens Kinal tanpa berbicara sepatah kata pun. Kinal agak panik karena Ve pasti akan meneliti matanya. Kedua tangan Ve melingkar di leher Kinal begitupun kedua tangan Kinal yang melingkar dipinggar Ve.

"Mata kamu penuh rahasia ya. Aku aja yang sering baca novel detektif susah buat masuk ke dalam dunia kamu, menelusuri kesayanganku ini." Veranda mencari kata agar tidak langsung bertanya pada intinya. Karena jawaban Kinal sangat tidak memuaskannya. Kinal menatapnya tersenyum. Berusaha menutupi kerapuhannya tadi. Tangan kanan Veranda bergerak mengusap pipi kiri Kinal menghapus usapan ibu muda tadi.

"Aku rindu momen kita yang seperti ini. Momen yang dimana kita saling terbuka satu sama lain, saling memberi kehangatan, menyalurkan kasih sayang. Hanya kita berdua Nal." Kata Veranda dengan nada pelan namun intim. Beruntung di toilet yang sifatnya umum itu hanya ada mereka berdua. Hati Kinal meleleh mendengarnya. Ia pun juga merindukan momen itu bersama Veranda. Sangat rindu. Hanya saja, perasaan itulah yang membuat semuanya berbeda sekarang. Kinal secara tiba tiba mendaratkan ciuman lembut di keningnya. Menyalurkan segala kasih sayangnya disana. Veranda memejamkan matanya menikmati itu semua. Sudah lama Kinal tidak mencium keningnya seperti itu. Setelah dirasa cukup, Kinal melepaskan ciuman tadi yang membuat Veranda merasa tidak rela.

"Aku menghargai sahabat sahabatmu yang lain. Kalaupun menjauh bukan karena apa apa. Kamu punya dunia sendiri gitu juga aku Ve. Kalaupun menurut kamu berbeda, buat aku sama aja. Jangan ngerasa aku ninggalin kamu, ninggalin persahabatan kita, gak akan Ve. Berapapun sahabat yang aku punya, kamu tetap sahabat yang paling aku sayang, paling cantik, paling manja, dan paling pengertian. Makasih kamu udah jadi bagian dari masa kecil aku sampe sekarang, sahabat kesayanganku, Jessica Veranda Tanumiharja."

Entah kenapa hati Veranda sesak dan kecewa ketika Kinal menganggap dirinya sebagai sahabat. Tak bisakah kau sadar dengan semua sikapku Nal? Tak bisakah kamu liat kalau aku gak suka kamu dekat dengan yang lain kecuali 5 sahabat kamu? Apa usahaku terlihat kurang jelas dimata kamu? Atau mungkin, kamu kecewa karena perlakuanku yang selalu jahat sama kamu? Aku menyayangi kamu dan juga mencintai kamu Nal! Sangat! Semuanya hanya dikatakan Veranda dalam hati. Ia tau perasaan ini salah, berkali kali ia menghapusnya untuk menghilangkan perasaan itu dengan meladeni banyak cowok yang mendekatinya. Dan terkadang ia pun begitu untuk menguji hati Kinal padanya. Jadi, ada dua tujuan kenapa Veranda bersikap demikian. Veranda teringat pertana kali mereka bersenggama saat SMP. Dialah yang agresif meminta Kinal menjamahinya. Dan sekali lagi, ia begitu mencintai Kinal lebih dari sekedar sahabat. Ia tidak menyesal saat Kinal menjamah intim tubuhnya. Bisa dibilang, Kinal lah yang merenggut kehormatan dirinya, bukan banyak lelaki yang mengincarnya.

Apa Maumu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang