Warning have a mature content (++)
Lagi puasa tergantung iman masing masing ya. Dosa tanggung masing masing 😂😂😂😂
"Iya ingat kok." Kata Kinal selembut mungkin. Sekali lagi, mending cari aman daripada bermasalah kedepannya. Alias ia menyesali dirinya setakluk itu pada Veranda. Terkadang. Gadis primadona itu sukses membuat hatinya terombang ambing. Hingga detik ini.
"Terkutuklah diriku yang bodoh ini." Batin Kinal.
Ve memanfaatkan kelengahan Kinal untuk menaruh gelas yang berisi obat perangsang beserta alkohol disana. Tak lupa meletakkan botolnya dengan anggun. Kinal memandang intens minuman itu, sudah lama ia tidak menyentuhnya.
"Cheers?" Ajak Veranda sambil mengayunkan gelas ditangannya.
"Cheers." Sahut Kinal sambil merespon ajakkan Veranda.
Mereka pun meminum minuman itu bersamaan. Diam diam Ve melirik Kinal. Dengan lirikkan menggoda pastinya. Kinal pun terlihat santai meminum minumannya.
"Waktu sama Jeje minum itu juga?" Tanya Ve sambil meneguk minumannya lagi.
"Iya yang ini." Jawab Kinal dengan respon sadar.
"Kamu mau tambah?" Tanya Ve lagi.
"Hm boleh." Respon Kinal sambil mengernyit. Ia merasa sedikit pusing akibat meminum minuman dari Veranda. Ve menuang minuman untuk Kinal lagi. Ia bersikap elegan supaya Kinal tidak curiga. Lalu Ve menyerahkannya pada Kinal.
"Makasih Ve." Respon Kinal sambil meminum minumannya lagi. Kini dia minum dengan antusias dan lebih menggelora. Dan selebihnya, Kinal berkali kali menuang minumannya lagi. Membuat Ve tersenyum puas melihat Kinal yang sudah mulai dibawah kesadaran.
"Aku gak nyangka, kamu lebih handal dari aku soal ini. Tapi sayangnya.......kamu cuma boleh minum depan aku. Gak ada yang lain." Ujar Veranda datar sambil tersenyum sinis. Kinal makin tak merespon ucapan Veranda karena benar benar sudah dibawah pengaruh alkohol meski baru 98%. Veranda berpindah posisi menuju pangkuan Kinal. Mengeluarkan sebuah botol kecil yang terlihat seperti.......vapping? Ya, hal yang tidak diketahui Kinal adalah kebiasaan Veranda yang doyan vapping. Sebenarnya, Veranda juga ngerokok. Hanya saja ia ingin bervapping ria hari ini.
"Ve pengaaaap." Kata Kinal pelan sambil mendesah pelan. Veranda tersenyum puas melihat Kinal sesak nafas sambil menahan desahan (?) Gadis primadona itu menghirup vapping lagi lalu menarik kepala Kinal yang sebelumnya sedang mengadah. Ve menempelkan keningnya pada kening Kinal.
"Kamu bakal terbiasa sayang." Ucap Ve pelan sambil menatap nakal Kinal. Cewek tomboy itu menatap Veranda dengan tatapan tak bisa diartikan. Ia seperti tergoda dengan perlakuan Ve padanya.
"Aaaaahhh badanku panaaaas. Ve panaaas aaah." Kata Kinal sambil mendesah kegerahan. Ve ikut bergairah karena melihat Kinal seperti itu. Namun ia baru setengah mabuk. Jadi masih bisa mengendalikan Kinal.
"Coba kamu cium aku Nay. Siapa tau sembuh." Saran Ve sambil berbisik pelan di depan wajah Kinal. Cewek tomboy itu hanya menurut sambil mengatur nafas karena kegerahan. Veranda mendekatkan tubuhnya pada Kinal agar Kinal dapat merengkuhnya utuh. Kinal menatap Veranda dengan tatapan sayi dan mata merah. Wajah Kinal bergairah ketika melihat Veranda memainkan ekspresi senyum sinis sekaligus menggoda. Menggoda imannya.
Tidak tahan, Kinal langsung mencium bibir Veranda utuh. Melumat bibir Veranda utuh dan lembut. Ve tersenyum penuh kemenangan sambil mempererat pelukkan pada leher Kinal. Dia pun tak kalah nafsu mengimbangi ciunan Kinal.
"Mmmmmmmmmmmhhhhhhh mmmmmmmmmmhhhhh." Desahan dan erangan keduanya memenuhi ruang tengah apartemen Veranda. Keduanya saling memperdalam ciuman mereka. Melumat hingga bertukar saliva satu sama lain. Veranda menggigit bawah Kinal hingga bibir tebal itu terbuka dan Ve leluasa memanjakan rongga mulut kesayangannya. Lidah mereka saling memanjakan dan saling menggoda. Desahan makin menggila saat ciuman Kinal berpindah ke rahang hingga leher jenjang milik Veranda. Ve meremas rambut Kinal penuh kenikmatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Maumu?!
FanfictionAku harus bagaimana agar kamu mengerti? Agar kamu merasa kalau aku benar-benar menyayangimu dan mencintaimu. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga kepastian! Devi Kinal Putri Bisakah kamu mengerti apa mauku tanpa diminta? Kamu bisa meneliti aku tapi...