"Maafkan jika caraku keterlaluan. Tapi aku gamau kamu pergi. Aku gamau." Ujar Veranda monolog lemah. Ia pun berjalan ke kamarnya dan membersihkan diri. Saat bercermin, matanya tak sengaja menatap lehernya yang banyak tanda merah. Ya, cumbuan Carlos memang membuatnya terbuai. Namun otaknya berpikir lain. Memikirkan Kinal yang duduk disebelahnya. Lihatkah dia adegan itu? Bagaimana perasaannya? Veranda memang berhasil membuatnya Kinal terluka. Namun ada satu hal yang tidak ia sadari. Kinal bisa saja menyerah jika memang harus menyerah. Karena jika cinta yang tertanam dihatinya hanya akan membuatnya sakit, untuk apa dipertahankan lagi. Setiap orang berhak bahagia, meski harus tertatih dengan cinta yang baru, bukan cinta yang diharapkan dalam angan.
Veranda terkejut ketika tak terdapat seseorang disampingnya. Ia terbangun. Kemana Kinal? Apa dia sudah pulang? Semoga beneran pulang, bukan pindah kamar, batin Veranda. Tangannya tak sengaja menyentuh secarik kertas yang berisi:
"Aku balik pagi ya takut telat. Cepat bangun." Note singkat Kinal mampu membuat senyumnya mengembang tulus. Tak sadar rona pipi kemerahan muncul disana. Ia pun mencium cukup lama kertas itu. Hatinya sungguh berbunga bunga. Pagi yang cerah. Saatnya bersiap siap. Hpnya berbunyi namun diabaikan. Karena pasti dari cowok cowok itu. Hp berbunyi untuk kedua kalinya. Veranda mengerang kesal dan mengambil hp nya. Mama? Langsung Veranda mengangkat telepon itu.
"Hallo mah?" Sapa Ve lembut di telepon itu.
"Kamu dimana?! Kenapa gak pulang?! Kenapa telepon mama gak diangkat?!" Veranda sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya karena teriakkan dan pertanyaan sang mana yang bertubi tubi. Resiko anak bungsu dan perempuan tunggal huft!!
"Di apartemen mah. Kan udah lama aku gak kesana." Jawab Ve dengan nada malas. Ia mengerti akan keposesifan mamanya. Namun ia juga butuh dipercaya karena ingin belajar mandiri.
"Sama Jeje atau Kinal?" Tanya sang mama lagi dengan nada tegas. Ya, mama Veranda hanya mengenal baik 2 gadis itu yang merupakan sepupu dan sahabat anak bungsunya. Meskipun mungkin ia sah sah aja jika Ve menginap bersama temannya yang lain selama perempuan. Ia akan mengutus David atau Farel jika Ve ingin ada laki laki yang menemani di apartemen.
"Kinal mama sayang." Jawab Veranda santai. Terdengar helaan nafas lega dari sana.
"Terus Kinal dimana sekarang?" Tanya mamanya lagi. Ve mendengus kesal. Anaknya ini sebenarnya dia apa Kinal sih? Huft.
"Ih anak mama aku apa Kinal sih? Udah pulang tuh anaknya." Jawab Ve dengan nada manja dan sedikit ngambek. Sang mama hanya tertawa mendengar respon ngambek putri bungsunya itu.
"Ada yang cemburu ya? Kan kalian bertiga sama sama putri kesayangan mama sayang. Jadi mama khawatirnya sama. Tumben Kinal cepat banget baliknya gak kepagian?" Terdengar nada bingung disana karena Kinal pagi buta pergi dari apartemen Ve.
"Katanya sih takut telat mah." Jawab Ve seadanya dan ragu. Karena Veranda sendiri merasa ganjil dengan sikap Kinal yang secara fisik bersamanya, namun entah dengan hati dan pikirannya. Kinalku berbeda, batin Veranda.
"Yaudah sekarang kamu siap siap gih. Kalau ketemu Kinal bilangin mama nyariin kangen gitu." Titah sang mama.
"Ish kenapa gak telepon sendiri malah nyuruh aku? Kan punya nomornya." Kata Veranda kesal. Sesayang apapun pada Kinal, Ve tetap cemburu saat sang mama mulai menanyakan kesayangannya itu. Huft mama.
"Kalian gak lagi berantem kan?" Ve sontak terdiam saat mamanya menanyakan hal itu. Apa ucapannya tadi salah? Ia hanya merengek manja bukan curhat yang sebenarnya. Andai saja mamanya tau kalau hubungannya sama Kinal sedang tidak baik. Tidak, mama gak boleh tau, batin Veranda.
"Gak kok mah. Kita baik baik aja. Yaudah aku siap siap dulu ya. Dah mama." Ve langsung memutus telepon sebelum sang mama bertanya lebih jauh. Gadis primadona itu bingung bagaimana cara menyampaikan pesan mamanya ke Kinal. Di sekolah aja menghindar. Ah ya, tadi Kinal mengirim note singkat untuknya. Apa chat aja ya? Ve memutuskan untuk mengirim pesan lewat chat pada Kinal. Kinal yang abis mandi tiba tiba panik saat mendapat banyak miscall dari Jeje. Tubuhnya menegang lagi. Jangam sampai Jeje yang mengabarinya kemarin saat ponselnya disita Veranda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Maumu?!
FanfictionAku harus bagaimana agar kamu mengerti? Agar kamu merasa kalau aku benar-benar menyayangimu dan mencintaimu. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga kepastian! Devi Kinal Putri Bisakah kamu mengerti apa mauku tanpa diminta? Kamu bisa meneliti aku tapi...