Part 29

7.3K 373 38
                                    

Maaf typo bertebaran

"Makan bu." Ajak Ve sopan pada petugas uks itu.

"Monggo silahkan. Ibu bawa bekel kok." Jawab bu Meta sopan. Mereka pun akhirnya makan bertiga. Kinal sangat berterima kasih pada petugas uka itu. Kalau gak ada dia, mungkin sakit pinggang Kinal makin parah dan tubuh Kinal lebih ringkih dari sekarang. Mereka berdua memakan makanannya dengan lahap.

"Untung saya beli dua. Ternyata kalian doyan makan ya. Terlebih kamu Ve. Kamu cantik cantik makannya banyak ya." Kinal hampir saja tersedak jika ia tidak bisa mengontrol dirinya. Ve hanya mendengus kesal saat diledek soal yang satu itu.

"Diamah gendutnya ke pipi bu. Bukan badan." Ledek Kinal yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari yang bersangkutan. Kinal meringis melihat tatapan itu.

"Ampun Ve ampun. Abisin tuh makanannya." Bujuk Kinal yang akhirnya membuat Ve luluh dan menghabiskan makannya. Namun tiba tiba.

"Aw sakit Ve!" Ujar Kinal sambil memegang pinggang kirinya yang dicubit kencang oleh Ve.

"Biarin siapa suruh rese!" Kata Veranda ketus yang membuat bu Meta geleng geleng kepala.

"Kamu galak ya Ve ternyata. Untung Kinal kebal sama kamu." Kata bu Meta spontan yang membuat Kinal tersenyum kecut. Tidak tau harus membenarkan atau tidak.

"Kan Kinal tau saya dari kecil bu. Jadi, dia tau ngadepin saya mesti kayak gimana." Respon Veranda seadanya yang membuat Kinal bingung harus bereaksi apa.

"Bener kayak gitu Nal?" Tanya bu Meta menyelidik.

"Bener kok bu." Jawab Kinal sambil senyum yang dipaksakan.

"Kalau Kinal menurut kamu kayak gimana Ve?' Tanya sang petugas uks yang membuat VeNal tersenyum kecut. Terlihat raut wajah Ve yang setengah enggan menjawab pertanyaan itu. Karena firasatnya berkata Kinal yang saat ini bukanlah Kinal yang dulu lagi.

"Veranda." Panggil bu Meta yang membuat gadis primadona itu tersentak namun berusaha menyembunyikannya dari ibu Meta dan Kinal.

"Dia baik, anaknya humble, rame, dan penyayang." Kinal menghela nafas lega karena Ve menyebutkan karakter yang memang sejak kecil seperti itu. Namun ia sadar sekarang sikapnya itu membuat gadis primadona itu cemburu buta. Bahkan lebih parah dari yang dulu.

"Cocok ya kalian." Kata bu Meta yang membuat keduanya terdiam.

Kring kring.

Ponsel Ve berbunyi. Ternyata dari Dito, Ve mengernyit heran.

"Hallo?"
"................"
"Ini lagi makan."
"................"
"Sama Kinal dan bu Meta juga."
"................."
"Nanti gue kabarin lagi."
".................."
"Oke bye."

Klik! Kinal penasaran siapa yang menelepon Veranda disaat sedang bersamanya. Resiko cinta dalam diam. Dan resiko membohongi dirinya sendiri.

"Siapa?" Tanya Kinal dengan nada setenang mungkin.

"Dito. Dia nawarin aku pulang bareng dia." Jawab Veranda jujur. Ve menatap dalam mata Kinal. Menguji mental Kinal untuk kesekian kali.

"Yaudah bareng aja. Nanti aku kesana agak malam." Jawab Kinal yang membuat Ve menghela nafas.

"Kenapa?" Tanya Kinal bingung dengan respon Ve yang unmood lagi.

"Gapapa." Jawab Ve singkat. Kinal merasa Ve ingin pulang bersamanya. Hanya saja ia sudah janji pada dirinya sendiri untuk bersikap biasa aja pada Ve. Bersikap seperti persahabatan mereka dulu. Meskipun tidak yakin berhasil. Tiba tiba ponsel Kinal berbunyi. Ternyata chat dari Veranda. Ia menatap heran pada gadis primadona itu. Namun yang ditatap sibuk dengan ponselnya.

Apa Maumu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang