"Yaudah thanks ya." Kata Kinal singkat.
"Iya sama sama. Gue duluan ya." Pamit cowok itu.
"Oke." Jawab Kinal dan Jeje bersamaan.
"Are you okay? Kalau gak lo ke uks aja. Biar gue ijinin." Kata Jeje dengan nada khawatir
"Aman kok. Thanks buat semuanya. Maaf udah bohong tadi." Kata Kinal menyesal.
"Iya sama sama kapten. Ayo kita cuci muka terus ke kelas." Ajak Jeje.
"Siap bos." Timpal Kinal tersenyum. Keduanya lalu ke toilet untuk mencuci muka dan lanjut ke kelas. Sesampainya di kelas.....
"Darimana kalian? Kenapa baru masuk?" Tanya pak Ridho, guru Bahasa Indonesia di sekolah itu.
"Tadi kita gak enak badan pak. Makanya kita ketiduran di perpus." Jawab Jeje bohong. Hanya dari perpustakaan itu memang benar.
"Baiklah lain kali jangan telat lagi. Silahkan duduk." Kata pak Ridho.
"Makasih pak." Jawab Jeje dan Kinal kompak.DEG!!!
Kinal tersentak. Bangku yang ditempati Beby kini diduduki oleh Veranda. Ia melirik ke arah Beby lalu Beby memberi isyarat "nanti gue jelasin"
"Ada masalah Kinal?" Tanya pak Ridho karena melihat Kinal tiba tiba mematung.
"Ng-gak ada pak." Jawab Kinal terbata. Veranda menatap datar pada Kinal. Ya, memang dirinya menyuruh Beby duduk bersama Melody. Karena dengan cara itu Veranda bisa mencegat Kinal agar tidak melarikan diri saat pulang sekolah.
"Saya kira kamu liat hantu." Kata pak Ridho asal. Satu kelas tertawa. Veranda mengerang kesal karena dibilang hantu. Kinal hanya tersenyum hambar. Kinal lalu duduk tanpa mempedulikan Ve. Dia terlihat memperhatikan pelajaran. Keduanya sama sama terdiam. Terlebih Kinal yang berusaha acuh terhadap teman sebangkunya. Ve mendelik kesal karena Kinal benar benar mengacuhkan dirinya. Teringat akan rencana tadi siang, kita liat siapa yang menang Nal? Kamu atau aku? Veranda benar benar membuat rencana konyol untuk siang nanti.Mata Veranda benar benar mengawasi Kinal. Dia tidak ingin Kinal melarikan diri siang ini. Titahnya pada seseorang yang menemui Kinal ternyata berhasil. Kinal terlihat merapikan barang barangnya dengan raut wajah dingin. Hari ini akan menjadi hari yang melelahkan sekaligus memuakkan baginya. Veranda, kamu sukses ngebuat aku tekanan batin seharian, gumam Kinal dalam hati.
"Udah belum?" Tanya Veranda datar. Kinal mengernyit heran. Harusnya dia yang marah kenapa malah Veranda yang marah?
"Mau kemana sih emang? Kalau gak penting gue mau pulang." Ujar Kinal tak kalah datar. Veranda mendelik tajam pada Kinal. Yang ditatap acuh tak peduli.
"Veranda udah siap?" Tanya seorang cowok yang menghampiri mereka. Kinal mengernyit heran. Carlos? Beda lagi? Tanya Kinal dalam hati.
"Udah Car. Eh gue ajak Kinal gapapa ya? Soalnya biar sekalian balik bareng." Kata Veranda setengah memaksa. Sebenarnya Carlos tidak rela karena hanya ingin pergi berdua dengan Ve. Tapi karena Ve meyakinkan kalau Kinal orang yang cuek dengan sekitar, Carlos pun mengerti.
"No problem gapapa. Ayo Nal." Ajak Carlos basa basi. Kinal hanya senyum terpaksa. Waktunya memainkan ekspresi lagi, batin Kinal. Kini mereka bertiga berjalan menuju parkiran mobil. Dari kejauhan, Jeje menatap Kinal penuh iba. Ia tidak tau apa yang dilakukan Ve untuk melukai Kinal lagi. Ia menggelengkan kepalanya.
"Semoga lo kuat Nal. Gue tau lo orang yang tabah." Kata Jeje monolog. Dia kemudian pulang menuju rumahnya.Di mobil, Veranda tampak asyik memeluk lengan kiri Carlos. Cowok itu begitu menikmati perlakuan intim Ve. Sesekali Carlos mencium puncak kepala Ve. Kinal hanya memperlihatkan ekspresi cuek namun sebenarnya sakit melihat kemesraan itu. Ia memilih memainkan ponselnya. Melihat media sosial yang lebih menarik ketimbang memandang kemesraan yang menjijikkan ini. Tidak sadar nafas Kinal perlahan memburu. Veranda tersenyum senang mendengar nafas Kinal yang tersengal itu.
"Kamu kenapa Nal?" Tanya Veranda basa basi. Sebenarnya ia tau jawabannya. Hanya saja ia ingin mengetes kejujuran Kinal.
"Ada bacaan yang bikin baper Ve." Jawab Kinal cuek. Veranda mendelik tajam. Bacaan? Haha bullshit! Kamu panas kan Nal? Itulah yang kurasakan di kantin Nal. Sakit kan Nal?! Batin Veranda dalam hati.
"Bacaan apa? Mau liat dong." Pancing Veranda. Ia tidak percaya begitu saja pada ucapan Kinal.
"Ada linknya di chat kamu. Cek aja." Jawab Kinal datar. Langsung Veranda dengan sigap membuka chatnya dengan Kinal. Terpaksa? Mungkin. Tapi ada baiknya jika ia membukanya. Mungkin akhir akhir ini mereka jarang chatan karena chat Kinal di hp ve tenggelam oleh banyak chat cowok cowok yang mengejarnya. Setelah chat Kinal terbuka, memang ada link tentang cerpen yang romantis namun baper. Ve mengernyit heran karena ff itu sudah lama ia baca. Veranda jadi ragu harus percaya atau tidak. Kinal pun mengalihkan pandangan ke arah lain. Ia tidak ingin Veranda meneliti dirinya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Maumu?!
Fiksi PenggemarAku harus bagaimana agar kamu mengerti? Agar kamu merasa kalau aku benar-benar menyayangimu dan mencintaimu. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga kepastian! Devi Kinal Putri Bisakah kamu mengerti apa mauku tanpa diminta? Kamu bisa meneliti aku tapi...