Part 35

6.5K 432 51
                                    

Welcome to my fanfiction. Maaf banget jadi late post gini. Kesibukkan sama mood kendala utama. Doakan skripsi lancar guys. Keep enjoy ^_^

"Lo baik baik aja Vin?" tanya Nadila yang sejak tadi khawatir melihat Viny yang saat ini lebih banyak diam. Dia sadar, kalau Kinal hanya butuh teman bukan yang lain. susah payah gadis manis itu menghapus airmatanya. Menguatkan dirinya yang tak kuat melihat ciuman dua perempuan yang (katanya) saling mencintai itu.

"Gue gapapa kok Nad. Emang gue kenapa?" kata Viny balik bertanya. Kelima sahabatnya memilih diam. Disatu sisi mereka tak rela Viny disakiti. Disisi lain, posisi Kinal sejatinya jauh lebih menyakitkan daripada sahabat mereka. Entah mereka harus bilang apa sekarang.

"Rasanya cinta searah kayak apasih?" tanya Viny yang seperti bertanya pada diri sendiri. Nadila menoleh iba pada sahabat sekaligus teman sebangkunya itu.

"Apa kak Kinal nyakitin lo lagi?" tanya Yona hati hati. Viny menggeleng kuat.

"Gue yang terlalu berharap tanpa gue sadari, kalau dia juga diposisi jauh lebih menyakitkan dari gue. Gue karuan kak Kinal cuma sayang gue. Dia? Hubungannya gak jelas sama cewek itu." Ujar Viny frustasi dan putus asa.

"Apa kak Kinal gak mencoba untuk mencintai orang lain?" tanya Shafa gambling.

"Cukup Viny deh yang jadi korban dia." Ujar Lidya frustasi.

"Kak Kinal udah tau soal surat kaleng itu?" tanya Uty hati hati. Dia takut Viny marah karena hal itu dibahas lagi.

"Sampai sekarang gatau. Dan gue harap jangan." Ucap Viny penuh penekanan.

"Kapan gitu gue pernah ngobrol sama kak Shania." Lanjut Viny.

"APA?!" ujar kelimanya kaget.

"Dia dengan entengnya bilang lebih mau kak Kinal jadian sama gue. Sedangkan gue tau kak Kinal gue cuma sebatas senior junior." Ujar Viny putus asa.

"Tapi keliatan tau dia gasuka dengan sikap kak Ve ke kak Kinal." Timpal Nadila.

"Masa sih?" tanya Viny bingung.

"Gue pernah mergokkin mereka berdua berantem. Dan dari situ, gue denger omongan kak Shania soal surat kaleng itu. Sempat ragu buat cerita ke lo. Tapi mau gamau, lo harus tau." Ujar Nadila akhirnya.

"Kira kira kak Shania cerita gak ya ke temen temennya kak Kinal?" tanya Uty penasaran.

"Mungkin belum atau gak sama sekali. Dan cuma dia yang tau sisi lain kak Ve." Lanjut Nadila.

"Vin, lo kayanya gaperlu takut deh. Selama kak Shania dipihak lo, lo bakal aman." Kata Shafa.

"Di sekolah ini cuma dua figure yang kuat disini, kak Ve dan kak Kinal. Ya temen temen mereka pada gak bisa apa apa kalau mereka berdua berantem atau gimana." Terang Uty panjang lebar.

Mereka berenam berencana memutar otak lagi. Terlebih Viny, nasib keluarganya kini ada padanya. Sikapnya pada Kinal juga gatau harus gimana setelah melihat hal itu. Seharusnya dia sudah memprediksi itu. Seharusnya.

"Engghhhh."

Veranda menggeliat dalam pelukkan Kinal setelah pergumulan panas tadi. Setengah panas karena kondisi mereka hanya pakaian saja yang berantakkan, tidak polos seperti kemarin kemarin. Ve terbangun setelah cukup lama tertidur disana. Ia mendongak keatas. Melihat Kinal yang masih pulas dalam tidurnya.

"Nal bangun." Panggil Veranda dengan suara bangun tidur. Cewek tomboy itu menggeliat setelah Ve membangunkannya. Kondisinya juga sama. Linglung.

"Jam berapa Ve?" tanya Kinal dengan suara khas bangun tidur. Ve lagi lagi memejamkan mata. Tak mungkin ia lepas kendali setelah tadi mereka nyaris melakukannya.

Apa Maumu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang