"Ve mana?" Tanya Kinal bingung. Karena pikiran awalnya Carlos pasti menemani Veranda.
"Gue ke toilet juga kok tadi. Gue paham kenapa lo semarah itu. Tapi dia anaknya sensitif Nal. Mungkin lo akan maki maki gue setelah ini. Tapi please, lo minta maaf sama dia ya. Dia cuma gak mau lo cuekkin. Gue gamau ada pertengkaran lagi diantara kalian. Please ya Nal." Pinta Carlos memohon dengan wajah yang sangat tulus. Kinal terenyuh dengan permohonan Carlos. Belum lagi ia juga merutuki dirinya sendiri karena sifat emosionalnya yang parah.
"Iya tenang aja. Gue bakal minta maaf kok. Maaf juga udah buat lo serba salah disini." Kata Kinal dengan raut wajah menyesal.
"No problem. Gue udah sering liat hal begitu. Jadi santai aja." Kata Carlos tersenyum lebar. Harusnya Veranda bersyukur disayang oleh cowok sebijaksana Carlos, batin Kinal. Memang dia belum tau Carlos sepenuhnya. Namun sikap Carlos tadi memberi point plus untuk Kinal sebagai sahabat Veranda. Ya, sahabat. Veranda masih menangis ditempat tadi. Ia tidak menyangka Kinal bersikap kasar padanya. Tapi dia hanya ingin kepekaan Kinal. AKU HANYA INGIN KAMU PEKA NAL PEKA!!! Jerit Veranda dalam hati. Karena dimatanya, Kinal sangatlah acuh dan cukup dingin. Veranda menopang kedua tangannya yang nenutup kedua wajahnya, tangisannya sudah tidak dapat dibendung lagi.
"Aku minta maaf Ve." Veranda mengubah posisinya menegakkan tubuhnya menatap Kinal yang duduk dihadapannya. Menatap lurus dan datar mata hazel itu. Ia hanya diam dan mengacuhkan permintaan maaf Kinal. Cewek tomboy itu menghela nafas panjangnya.
"Aku emang lagi banyak pikiran aja Ve. Jadi emosiku naik turun. Maafin aku ya." Ujar Kinal bohong tidak berbohong. Ya, kelakuan Veranda seharian ini cukup membuatnya banyak pikiran. Kinal tau Veranda pasti mencurigainya semenjak kejadian di bioskop itu. Dan Kinal hanya ingin Veranda tidak bertanya tanya tentang prasangkanya.
"Carlos mana?" Tanya Ve dengan suara parau. Lagi lagi Kinal sebisa mungkin mengendalikan dirinya. Menyakitkan saat Ve menyebut nama cowok itu di depan matanya. Namun itulah resiko yang ia terima, karena ketidakjujurannya.
"Kok nanya aku?" Tanya Kinal pura pura bingung. Ia ingin mengetes Veranda saat ini.
"Dia ke toilet. Aku kira dia bareng kamu kesini." Jawab Veranda jujur. Kinal tau Veranda memang selalu jujur padanya. Namun tidak dengan dirinya. Terkadang Kinal berpikir dirinya juga sama egoisnya dengan Veranda. Egois dalam membuat kebohongan lebih tepatnya.
"Iya memang aku ketemu dia. Tapi dia katanya ambil mobil. Dia nelpon aku kalau udah standby. Nanti aku anter ke mobil dia oke?" Kata Kinal sambil menahan rasa sakitnya. Ia tau Veranda akan tetap memaksanya untuk pulang bersama meski kondisi Veranda sedang unmood. Namun kali ini ia ingin melarikan diri dari mereka berdua. Tiba tiba kedua tangan Veranda menggenggam erat tangan kanannya. Kinal tau apa artinya itu.
"Kita pulang ke apartemen aku ya? Aku nanti ijinin kak Nadya kalau kamu nginep di apartemen aku. Oke?" Pinta Veranda sambil tersenyum panis dan menggenggam tangan Kinal erat. Lagi lagi dewi fortuna tidak berpihak padanya. Kinal memejamkan matanya dan berkata.
"Iya Ve. Aku nginep ditempat kamu." Jawab Kinal pada akhirnya. Veranda tersenyum senang karena Kinal mengikuti kemauannya. Lalu ia menarik tangan Kinal untuk berdiri serta memeluknya erat. Kinal terkaget namun menikmati pelukkan itu. Sudah lama ia tidak memeluk Veranda seerat itu.
"I miss you Nay." Kata Veranda pelan dan lirih.
"I miss you too Veranda." Balas Kinal tak kalah pelan dan lirih.Mereka saling berpelukan dan berbagi kehangatan. Airmata Kinal tiba tiba menetes lagi tanpa permisi. Ia tak bisa membohongin hatinya. Veranda masih memenangkan hati dan pikirannya hingga detik ini. Namun sisinya yang lain memberontak ingin bahagia dan lelah sakit dalam diam. Bisakah ia mencoba menghapus semuanya? Kalau dengan cara mengabaikan Veranda merupakan cara terbaik, akan ia lakukan sampai semuanya tuntas. Ia lelah dilukai oleh seseorang yang ia cintai. Namun ia tak bisa menyalahkan Veranda. Kinal mencium lembut kening Veranda. Mengabaikan pandangan orang sekitar. Maafkan jika aku berubah. Semua demi persahabatan kita, batin Kinal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Maumu?!
Fiksi PenggemarAku harus bagaimana agar kamu mengerti? Agar kamu merasa kalau aku benar-benar menyayangimu dan mencintaimu. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga kepastian! Devi Kinal Putri Bisakah kamu mengerti apa mauku tanpa diminta? Kamu bisa meneliti aku tapi...