Typo bertebaran :v
"Hey kak Kinal......" sapa Uty membuat yang bersangkutan menoleh ke arah mereka.
"Hai Ty, Nad. Sini aja gabung." Ajak Kinal yang membuat Viny menoleh tak percaya. Nadila dan Uty hanya tersenyum sambil berjalan ragu ke arah mereka.
"Kalian........dari tadi di kelas?" Tanya Nadila hati hati. Karena ia sadar Kinal setahun di atas mereka.
"Belum lama kok. Adalah 20 menitan. Diluar rame?" Tanya Viny basa basi.
"Lumayan kok. Kak Kinal gak main basket sama kak Beby?" Tanya Nadila lagi.
"Ngusir nih?" Tanya Kinal datar dan tajam. Viny dan Uty memicingkan matanya pada gadis centil itu. Nadila meringis ketakutan.
"Gak gitu kak. Kan biasanya........kakak main sama kak Beby." Terang Nadila dengan nada takut. Kinal pun tertawa lepas melihat wajah pucat Nadila.
"Muka lo pucet banget sih. Gue cuma bercanda kok. Lagian gue gak ngabarin anak-anak dateng." Jawab Kinal jujur. Mereka bertiga hanya ber oh ria. Nadila langsung bernafas lega. Tiba tiba ponselnya berbunyi. Kedua bola mata Kinal hampir lepas saat membaca chat dari.........
Jsc_Veranda : kamu dimana? Aku mau ketemuan berdua penting. No penolakkan dan kabur kaburan. Bye.
Kinal mendadak cemas. Masalahnya saat pulang kemarin, dirinya bersama Jeje dan Beby tak sengaja melihat mobil Kemal yang terparkir di sebelah mobilnya. Belum lagi dirinya nanti malam jalan dengan cowok dingin itu. Hari yang akan menjadi hari yang membosankan sekaligus apes baginya.
"Kenapa kak?" Tanya Viny dengan raut wajah khawatir. Kinal menatap Viny kemudian sedikit tidak nyaman melihat raut khawatir Viny. Gadis manis itu tak boleh tau kalau ia membaca chat dari Veranda.
"Gak gapapa kok Vin. Aku minta maaf ya buat sikap Ve waktu di uks." Kata Kinal dengan nada tidak enak hati. Viny mengangguk sambil sigap menggenggam telapak tangan Nadila dengan erat. Ia takut Nadila keceplosan soal sesuatu yang tidak ingin Kinal tau. Nadila menoleh kaget namun diam mengerti saat Viny menatapnya tajam.
"Iya kak gapapa. Lupain aja." Kata Viny spontan. Ia benar benar malas membahas kejadian di uks. Melihat Ve begitu kasar pada Kinal membuat emosinya mendidih. Meskipun ia tau sorot mata Ve terdapat cinta yang begitu besar, ia tidak suka dengan cara Ve yang begitu dominan dan egois. Kenyataan yang lebih menyakitkan adalah Kinal juga mencintai Ve. Dilihat dari sikapnya yang membiarkan Ve bertindak semaunya. Meskipun sempat melakukan perlawanan. Membuat Kinal berbalik mencintainya bukan perkara mudah. Tetapi, selalu ada untuknya merupakan cara terbaik. Mencintai dalam diam.
"Semuanya gue duluan ya. Takut ada guru." Pamit Kinal sambil tersenyum manis kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga. Kini, ketiganya sibuk dengan pikiran mereka masing masing.
"Apa lo yakin Vin?" Tanya Nadila dengan nada ambigu. Viny menatap Nadila bingung.
"Maksudnya?" Tanya Viny tidak mengerti.
"Gue gak mau lo kenapa napa Vin. Lo harus inget berhadapan dengan siapa sekarang!" Kata Nadila dengan nada tinggi. Viny berdiri dan menatap tajam pada Nadila.
"Dia yang udah ngasih surat itu ke Lidya dan Shada. Kalau dia berani dan penguasa, dia harus head to head sama gue!" Kata Viny dengan nada tinggi dan datar. Uty yang terusik menoleh ke arah sahabatnya itu.
"Ada apaan lagi sih pake ribut pagi pagi." Ujar Uty dengan nada jengkel.
"Yona sempat bilang seandainya yang ngancem lewat surat kaleng itu kak Ve? Dan ternyata bener dia orangnya. Gue gak sengaja ngeliat kak Ve sama kak Shania berantem. Which is itu aneh buat gue. Kan mereka sahabatan." Kata Nadila frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Maumu?!
Fiksi PenggemarAku harus bagaimana agar kamu mengerti? Agar kamu merasa kalau aku benar-benar menyayangimu dan mencintaimu. Ini bukan hanya soal cinta, tapi juga kepastian! Devi Kinal Putri Bisakah kamu mengerti apa mauku tanpa diminta? Kamu bisa meneliti aku tapi...