Part 12

8.8K 392 76
                                    

Warning :Have a mature content (again) jangan timpuk saya 😢😢

Ada videonya juga berkaitan sama cerita part ini. Let's go!!!

"Aku udah siapin ruangan buat kita." Bisik Hugo sensual di depan wajah Veranda. Gadis primadona itu hanya memberikan senyum sensual dan menggoda. Tanda ia menyetujui ajakkan Hugo. Cowok itu menggendong Veranda ala bridal dan pergi ke suatu tempat. Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap miris mereka berdua. Dia membayangkan bagaimana nasib orang terdekatnya tau ini.

Poor you Kinal, guman Athes miris.

"Papa ingin menjodohkan Veranda dengan seseorang." Hati Kinal kembali nyeri mendengar pernyataan ini. Rupanya ini yang membuat perasaannya semrawut dari tadi siang. Namun itulah konsekuensi yang harus dia terima karena cinta terlarang serta berbagai luka yang ia terima.

"Maaf pah bukannya Kinal lancang. Tapi apa Ve setuju dengan usul papa? Papa tau sendirikan Veranda keras kepalanya kayak apa. Bahkan aku aja gak bisa ngendaliin dia." Ujar Kinal lemah dan tidak sepenuhnya berbohong. Ya, Kinal memang selalu kalah atas gadis itu.

"Kinal benar pah, aku juga bingung ngadepin dia dengan cara apalagi. Nadya terlalu cuek anaknya. Dia kayak punya dunia sendiri. Dan emang ada jaminan dia punya cowok bakalan setia?" Tanya Farel spontan. Kinal kembali terkejut dengan pernyataan "kakak ipar". Apa maksudnya? Apa jangan jangan Farel sering melihat Veranda dengan cowok yang berbeda beda? Kinal hanya takut saat Farel melihat Veranda bersama seorang cowok dan juga dirinya. Raut wajah Kinal mendadak tegang dan tubuhnya bercucuran keringat.

"Lo kenapa Nal? Sakit?" Tanya David khawatir. Kinal mencari alasan lain agar David tidak bertanya lain.

"Agak kurang enak badan kak. Aku boleh balik duluan?" Pamit Kinal sopan. Reaksi tidak rela terlihat dari mereka berempat. Kinal makin tidak enak hati.

"Kenapa gak nginep dirumah aja sayang? Besok aja baliknya udah malam ini." Tawar Valencia pada Kinal. Karena bagaimanapun ini sudah malam dan mereka khawatir Kinal pulang malam ini.

"Iya Nal besok aja balik ke apart. Ini udah malam gila mana lo nyetir sendiri." Timpal Farel.

"Gapapa kok aku pelan pelan kok bawa mobilnya. Kinal gak ngebut kok." Kata Kinal meyakinkan keluarga Veranda. Jika ia nginap disini, ia tidak bertanggung jawab untuk suasana hatinyam

"Yaudah papa ijinin tapi seterusnya wajib nginep kalau kamu datang malam malam. Oh ya tadi kepotong, minggu depan rekan bisnis papa datang ke Jakarta sekaligus mau ketemu keluarga. Farel, David, Valen, kalian siap siap ya. Dan jangan bilang apapun pada Veranda. Terlebih kamu Kinal, papa minta tolong banget soal ini sama kamu oke?" Pinta Randika dengan nada memohon. Tanpa diminta pun, Kinal tidak ingin membahasnya dengan Ve. Karena dia tau apa yang terjadi setelahnya.

"Iya om Kinal janji gak akan cerita sama Ve. Semuanya, Kinal pamit dulu ya." Ujar Kinal.

"Hati hati ya sayang jangan ngebut mama takut." Kata Valencia dengan nada khawatir. Kinal pun memeluk erat sang mama yang dibalas lebih erat oleh Valencia.

"Sampai apartemen telpon papa ya. Kamu pulang ke apart kan ini?" Tanya Randika memastikan.

"Iya pah Kinal ke apartemen. Nanti Kinal telepon. Kak Farel, kak David, gue balik ya." Pamit Kinal.

"Hati hati ya Nal jangan ngebut." Kata Farel.

"Iya pelan pelan aja Nal nyetir mobilnya." Nasihat David. Kinal pun mengangguk mendengar petuah mereka berempat lalu pamit pulang. Kinal mencengkram erat setirnya saat pulang menuju apartemen. Tiba tiba, radio di mobilnya memutar lagu Vania Larissa yang berjudul Rahasia. Kinal menghayati lagu itu dalam diam.

Apa Maumu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang