Part 20

7K 351 27
                                    

"Mama curhat apa aja sama kamu?" Tanya Ve spontan yang membuat tubuh Kinal menegang. Otaknya seakan buntu mendadak akibat pertanyaan Ve yang tiba tiba itu.

"Devi Kinal Putri." Panggil Veranda dengan nada lembut namun terdengar dingin disana. Pertanda kesayangannya itu berada dipuncak kemarahan yang sebentar lagi akan meledak.

"Cuma nanya kabar aku dan soal aku jarang ke rumah. Terus nanya kabar ayah, bunda, sama kak Nadya juga. Gak lebih." Jawab Kinal separuh jujur. Veranda tersenyum ambigu. Jawaban Kinal tadi memang tidak bohong. Tapi Ve yakin Kinal banyak menyembunyikan sesuatu darinya. Terlebih tentang pertemuan keluarganya dengan keluarga Salim, Ve yakin Kinal mengetahuinya sebelum Kemal cerita kepadanya. Veranda membelai rambut Kinal lembut lalu menciuk kening Kinal untuk kesekian kali. Kinal benar benar tak bisa menebak emosi Ve sekarang. Ia memasrahkan dirinya pada sang pencipta.

"Kamu ketemuan dimana sama mama? Kok gak cerita sama aku?" Tanya Ve lirih sekaligus serak. Kinal memejamkan matanya. Memastikan apakah Kinal akan berkata jujur atau bohong pada kesayangannya ini? Tuhan beri aku petunjuk, doa Kinal dalam hati.

"Kinal? Sayang?" Panggil Veranda pelan dan lirih sambil menangkup wajah Kinal. Cewek tomboy itu menatap Ve dengan tatapan waspada. Tersirat raut takut dari wajah Kinal.

"Inget waktu kamu chat aku kalau mama kamu nyariin aku?" Tanya Kinal dengan nada pelan dan hati hati. Ve mengangguk cepat.

"Habis itu aku kerumah kamu ketemu mereka. Cuma gak nginep." Jawab Kinal lagi lagi dengan jujur yang tidak sepenuhnya. Veranda menatap dalam mata Kinal. Mencari kebohongan disana. Tidak ada, Kinal jujur padanya. Namun ia merasa ada hal ganjil lain yang Kinal sembunyikan. Entah apa itu.

"Aku percaya kamu Kinal." Ujar Ve dengan senyum setulus mungkin. Kinal pun mengangguk ragu dan sedikit bersalah. Jika kamu tidak menyakitiku, mungkin tidak akan seperti ini. Dan jika aku jujur padamu, belum tentu kamu menerima semuanya. Kinal membatin. Dia sejujurnya lebih khawatir dari keluarga Veranda mengenai kelakuan liar kesayangannya. Masalahnya, Veranda berubah juga karena ulahnya. Dia tau sahabatnya terkenal pencitraan. Makanya ia jarang mengungkapkan isi hatinya pada Ve. Bahkan makin parah semenjak masuk SMA.

Kinal tersadar dari lamunannya saat sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya lalu melumatnya lembut dan basah. Ia bingung sejak kapan Ve melakukan itu. Lumatan yang memabukkan dan menggairahkan dari Ve membuat Kinal terbawa suasana dan membalas lumatan itu tak kalah lembut. Mereka bermain lidah lagi. Mengabsen gigi lawan satu persatu. Menciptakan luncuran saliva disekitar bibir mereka.

"Hmmmmmm mmmmmmhhmmmm sssshhhhhh." Desahan dan erangan lirih terdengar disana. Keduanya hanyut terbawa nafsu yang mendominasi gairah mereka. Pelukkan Kinal pada pinggang Ve makin erat. Veranda memeluk erat leher Kinal lalu menekannya lembut untuk memperdalan ciuman mereka. Bunyi kecupan bibir mereka terdengar indah disana. Sesekali satu tangan Veranda meremas dan mengusap lembut rambut dan kepala Kinal.

"Hah hah hah." Keduanya melepaskan ciuman mereka setelah dirasa cukup. Nafas mereka sudah tersengal dan terdengar tidak beraturan. Keduanya menempelkan kening mereka satu sama lain. Dengan nafas lelah tentunya.

"Kayanya udah telat deh." Ujar Ve karena mereka berciuman cukup lama.

"Bolos aja yuk kemana gitu." Ajak Kinal yang membuat mata Ve membulat kaget. Sudah kama Kinal tidak mengajaknya bolos bareng. Seketika Ve mengangguk cepat mendengar ajakkan Kinal.

"Tapi kemana?" Tanya Ve bingung. Kinal berpikir sejenak lalu menemukan ide.

"Ngadem di mobilku aja." Ajak Kinal yang langsung disambut Ve antusias. Keduanya berjalan bergandengan ala sahabat menuju mobil Kinal yang terparkir di tempat khusus. Beruntung lorong benar benar sepi total karena jam sekarang adalah jam kelas. Mereka hanyut dalam genggaman tangan masing masing. Kinal sepertinya sedang berusaha membuat hubungan mereka seperti saat sebelum terjadi insiden perpisahan. Bahkan dulu pun mereka pernah berciuman tapi tidak seintim sekarang. Entah kenapa hanya itu yang membuat Kinal lemah tak berdaya. Ciuman Veranda sering membuatnya lupa diri. Kini, mereka duduk anteng di dalam mobil Pajero Sport terbaru milik Kinal. Lagi lagi keduanya terdiam. Dan Veranda mulai bosan dengan keadaan mereka yang ngobrol seperlunya saja.

Apa Maumu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang