Part 34

6.4K 418 52
                                    

Hi guys!! Selamat tahun baru 2017. Maaf banget banget karena udah gak update berapa bulan. Dikarenakan file gue ilang 😢😢😢 mudah mudahan part yang ini cukup memuaskan buat kalian semua. Terus gue lagi ngurus tugas negara alias skripsi. Doakan semoga lulus dan gak lelet lagi ya 😎😎😎😎 enjoy!!!!!

Mereject panggilan Veranda dan kini ada David dan Soraya. Kinal pun pasrah dengan apa yang terjadi setelahnya.

"Tetap biasa aja Vin. Tolong." Pinta Kinal memohon.

"Iya kak." Jawab Viny patuh.

David dan Soraya menghampiri mereka berdua. Dalam hati, David merasa ada yang ganjil dengan mereka berdua. Sebagai mantan gay, David mengerti gelagat kaum yang mencoba menutupi orientasinya. Dan gelagat ViNal, David melihat mereka seperti hm......apa Kinal sepertiku dulu? Batin David. Lelaki itu akan mencari tau sendiri.

"Boleh gabung?" Tanya Soraya ramah.

"Silahkan kak." Jawab Viny kikuk.

Viny dan Kinal hanya saling menatap. Mereka berharap semoga hari mereka baik seperti biasanya. Viny memikirkan nasib keluarga dan teman temannya. Kinal memikirkan keluarga, teman, dan juga Veranda. Keduanya sama sama bernasib apes.

"Kalian udah lama?" Tanya David basa basi.

"Gak terlalu lama kok kak. Kalian?" Tanya Kinal lagi.

"Sama juga baru sampai mall. Sempit banget ya kita ketemu disini." Ujar David.

Kinal lupa. David tidak bisa disalahkan karena gatau apa apa. Soraya apalagi. Kalau dirinya yang berhadapan dengan Veranda tidak masalah. Cuma ada Viny disini. Keselamatan Viny adalah prioritasnya. Jika insiden di uks bisa membuat Viny tertekan bagaimana dengan sekarang? Lain Kinal, lain juga Viny. Kalau teror pertama dari Ve adalah surat kaleng, apakabar teror berikutnya? Mereka frustasi dengan alasan yang berbeda.

"Haha iya kak." Jawab Kinal singkat.

Kini mereka berempat melanjutkan dinner mereka. ViNal memutar otak agar tidak terlalu lama bersama David dan Soraya. Please otak bekerjalah sekarang juga!!

"Hm kak David, kak Soraya, aku sama Viny pamit dulu ya. Aku lupa kalau Viny ada ulangan." Pamit Kinal berbohong. Viny shock namun akhirnya mengerti. Good job kak, batin Viny.

"Yah kok kalian buru buru? Yaudah deh. Salam buat om Adrian, tante Marsha, Nadya, sama tante Melati ya."  Kata Soraya setengah tidak rela.

"Iya kak." Kata ViNal kompak.

David pun memandang kepergian mereka dengan penuh tanya. Kalau mereka sama seperti dirinya, mungkin David sebagai kakak yang juga menyayangi Kinal akan lebih merestui Kinal dengan Viny. Track record adiknya dalam percintaan membuatnya malu sendiri sebagai seorang kakak.

"Bahkan kalau Ve seperti gue, gue mikir buat nyatuin dia dengan Kinal." Batin David.

Seandainya David tau kenapa sang adik seperti itu, mungkin dia akan berpikir ulang untuk mengumpat kata kata tadi.

SHIT!!!

Berbagai umpatan sudah terlihat di apartemen gadis berparas bidadari itu. Cemburu sekaligus kesal terlihat disana. Veranda stres setengah mati saat tau Kinal bohong padanya. Dan lebih parahnya, pergi bersama Viny, gadis yang menjadi rivalnya sekarang.

"Rupanya surat kaleng gak ngebuat lo mundur ya." Monolog Ve geram.

"Kalau lo gak bisa dikasih tau baik baik, gue akan pakai cara kasar biar lo pergi dari Kinal." Monolog Ve geram lagi sambil menyeringai sinis.

Ve duduk diujung tempat tidurnya setelah beberapa kali mondar mandir dikamar apartemennya. Setelah dia memikirkan cara untuk menghabisi Viny, dia berpikir untuk membuat Kinal menyesal bermain perasaan dengannya. Karena dia tau, Kinal tidak selalu sepenurut itu. Bahkan dengan sahabatnya aja kadang suka membangkang.

Apa Maumu?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang