Chapter 1

5.1K 150 15
                                    

Christal's POV

Nama gue Christal Faith. Seorang gadis remaja yang baru berumur enam belas tahun. Dan gue juga baru masuk Senior High School. Gue gak terkenal di sekolah maupun di mana aja. Gimana enggak? Wajah gue yang pas-passan dan gue yang gak peduli sama penampilan gue ini tidak membuat orang tertarik pada gue.

Gue baru aja putus dengan pacar gue yang sudah menjalani hubungan selama enam bulan atau setengah tahun yang lalu. Itu pun kejadiannya udah seminggu yang lalu. Gue gak boleh nangis lagi. Karena gue gak mau dibilang cengeng sama teman-teman gue.

Lagian masih banyak cowok di luar sana nungguin gue. Nyatanya, sih, enggak ada yang nungguin gue di luar sana. Soalnya gue gak cantik dan menarik. Tapi, setidaknya gue gak kayak cewek murahan.

Gue juga gak terlalu pintar dalam pelajaran, musik, dan olahraga. Cuma sebatas kemampuan. Gue juga gak tau kemampuan gue apa. Udah ah, bahas ini pula.

Oh ya, soal pac-- maksudnya mantan pacar, ia orang yang pertama hadir saat gue masuk Senior High School. Awal kenal, sih, dari game. Aneh, kan? Haha, emang.

Teman-teman gue aja nertawain gue di awalnya. Mereka bilang, "Mana tahu pacar lo itu wajahnya kayak abang tukang bakso yang selalu ada di simpang perumahan gue. Kan malu."

Awalnya gue juga takut gitu, karena waktu gue minta fotonya, dia gak ngasih. Banyak alasan banget.

Dia bilang, "Gue jelek. Gak ganteng kayak saudara gue," dan banyak lagi. Emang seganteng apa, sih, saudaranya? Pernah gue liat aja belum.

Gue takut banget pacaran sama orang yang kayak gitu. Apalagi kita itu LDR-an (Long Distance Relationship). Anehnya, gue tetep aja ngelakuin hal itu, haha.

Kita cuma beda kota aja. Mungkin sampai di kota dia atau sebaliknya cuma butuh waktu lima jam kalau gak macet dan enam setengah jam kalau macet.

Tapi, seiring berjalannya waktu. Ia mulai nge-post fotonya di Instagram-nya dia. Ternyata dia ganteng. Sebenarnya gue gak percaya sama wajah gantengnya itu, soalnya kayak artis Korea gitu. Keren banget malahan.

Gue lihat followers-nya dia. Wah, banyak banget! Udah kayak artis aja, padahal baru beberapa hari yang lalu ia bikin Instagram-nya udah ribuan aja followers-nya.

Terus, gue lihat comments dari followers-nya dia. Biasalah cewek gak ada kerjaan gitu yang comment foto-foto dia. Salah satu comment itu membuat gue percaya, kalau dia emang nge-post foto aslinya.

Ya, ada perasaan senang gimana gitu. Punya pacar ganteng apalagi mirip artis Korea. Ya Tuhan, gue beruntung banget dulu. Pantes aja hati gue tetap bertahan. Tapi, dulu gue bertahan bukan karena gue gak tahu wajah dia gimana, emang asli dari hati gue kalau gue itu cinta banget sama dia.

Setelah mengetahui wajahnya, eh, malah begini ceritanya. Lebih baik gue gak tau wajahnya daripada gue diputusin. Lagian itu juga untuk masa depannya. Dia di asrama untuk menimba ilmu, bukan untuk bersenang-senang ataupun bermain-main.

Ia benar-benar ingin belajar. Saat gue masih pacaran sama dia, dia sering banget ingetin gue belajar. Kita chat-nya cuma malam doang. Soalnya kalau siang, kita sibuk sekolah. Dan gak punya waktu untuk sekedar ngasih kabar atau ngasih sapaan gitu.

Kita juga jarang banget chat pagi, soalnya sibuk belajar dan sibuk dengan sarapan. Dan juga harus bersiap-siap pergi ke sekolah. Terkadang gue duluan nyapa dia pagi-pagi kalau ada waktu, kalau enggak dia duluan. Ya, begitulah kehidupan gue enam bulan yang lalu.

Sekarang gue gak tahu hidup gue. Gue gak tahu harus mulai dari mana. Gue juga gak tahu mau ambil arah ke mana. Apa gue baik-baik aja untuk ke depannya? Apa gue bisa pergi dari kehidupannya? Atau gue yang gak bisa lupain dia? Entahlah. Gue juga bingung dengan pikiran gue sekarang.

Hati dan pikiran gue sedang berdebat. Pikiran gue selalu bilang, "Lupain aja. Masih banyak yang lain mau lo pikirin."

Tapi hati gue lain lagi, "Biarin aja dia disini. Lo gak perlu khawatir, soalnya dia gak bakalan hilang kalau lo nyimpannya disini."

Gue bingung. Apa gue harus move on, ya? Entahlah. Gue gak tau.

*

"Melamun aja lo terus. Kesambet nyamuk baru tahu lo!"

Suara besar milik seorang cewek ini mulai ribut di sekitar gue. Membuat gue sedikit kesal. Gimana enggak? Suaranya itu bikin telinga gue sakit.

"Ngapa gak kesambet buaya aja sekalian? Biar gue kenyang." Balas gue ketus membuat cewek itu tertawa gelak.

"Ketawa aja lo terus sampe mati!"

"Hahaha! Lo itu selalu aja lucu. Lo gak pernah, ya, gak buat lucu sehari," ucapnya di sela-sela tawanya.

Seira Deadren.

Itu namanya dia pemilik suara besar tadi. Tapi, kalau dia ketawa suaranya tambah besar lagi.

"Udah ah, ketawanya. Gak lucu kali," ucap gue dengan wajah datar.

Dia masih aja tertawa. Membuat semua orang yang di kelas terheran-heran dengan kelakuannya.

"Lo kenapa, Ra? Pagi baru, udah ngakak aja lo," celetuk Abel yang baru masuk kelas.

"Gak tahu tuh anak, bikin ribut aja," sahut gue yang membuatnya malah bertambah ketawa.

"Salah makan obat tuh," celetuk Vanie yang juga baru masuk ke kelas dan meletakkan tasnya di samping meja gue.

"Gue..gue.. hahaha," dia mau bicara, eh, malah ketawa lagi.

Aneh banget, deh, ni anak. Padahal cuma gitu doang gue bilang.

Seira mengambil napas yang panjang dan menghembuskannya dengan pelan.

Lalu ia berkata, "Lucu banget tau tadi. Bikin gue gak bisa berhenti ketawa."

Gue cuma memutar mata gue malas. Lalu, dilanjuti dengan bunyi bel yang berdering dengan sangat nyaring. Semua murid berhamburan masuk ke kelas dan mulai duduk di kursi masing-masing.

Gue masih berpikir tentang Harris. Gimana ya dia? Apa dia baik-baik aja disana? Gue harap dia bisa jaga kesehatan badannya.

Gue gak bisa lupain lo, Ris. Gue mohon, jaga diri lo sendiri buat gue. Gue di sini bakalan tegar menghadapi ini semua sendiri. Tapi, maaf gue harus move on dari lo.

Maaf.

____________________________________

*To Be Continued*

Ukyoukanade (15.02.16)

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang