Move On - 16. Ray's POV

1.3K 64 3
                                    

Jujur saja gue terkejut mendengar kabar kalau Christal masuk Rumah Sakit karena kecelakaan lalu lintas. Dan yang bikin gue lebih terkejut lagi adalah penabraknya itu abang kandung gue sendiri.

Gue gak habis pikir sama kejadian ini. Kemarin dia udah gak datang seminggu gara-gara kakinya terkilir saat menaiki tangga, trus dia kemarin nangis setelah beberapa hari masuk, dan sekarang dia masuk Rumah Sakit.

Apa salahnya, Tuhan? Dia gadis yang baik. Dia gak ada salah. Tuhan, jangan ambil nyawanya. Gue gak mau dia pergi, Tuhan. Gue belum siap. Gue cinta sama dia. Gue sayang sama dia.

Saat jam pelajaran selesai, gue akan mampir ke Rumah Sakit. Cuma untuk melihat keadaannya. Sumpah, gue kecewa banget tau keadaan Christal yang sedang koma.

Gue berharap masih ada waktu lagi untuk menyatakan perasaan pada Christal. Walau dia menyukai orang lain, gue berharap dia tau perasaan gue terhadapnya. Itu aja udah cukup.

Kring!

Bel pun berbunyi. Segera gue masukkan asal peralatan sekolah kedalam tas. Saat ingin beranjak dari kursi, seseorang memanggil gue.

"Apa?" Tanya gue.

"Jadi?" Tanyanya.

"Maksud lo?" Jujur, gue gak ngerti sama pertanyaannya.

"Tadi lo bilang mau pergi bareng kita," ucapnya.

Oh iya, gue lupa. Kayaknya gue harus batalin pergi sama mereka.

"Sorry, gue gak bisa pergi." Ucap gue.

"Emang kenapa? Tadi lo semangat mau ikutan pergi," ucap John.

"Ada urusan keluarga. Makanya gue gak bisa pergi. Lain kali aja ya," ucap gue.

"Oke deh," ucapnya dan berlalu pergi mendahului gue.

Gue pun ikutan pergi menuju tempat parkiran untuk mengambil motor. Tetapi, saat melewati kelas Christal gue mendengar percakapan tiga makhluk yang masih berada didalam kelas itu.

"Beli chocolate apa?" Tanya seorang cewek berambut pendek dan ikal.

"Dove?" Saran seorang cewek tomboy.

"Dia suka semua jenis chocolate. Yang penting banyak chocolate-nya," ucap seorang cewek yang gue tanyakan tentang keadaan Christal saat jam istirahat.

"Ya udah deh. Kita beli semuanya aja," ucap cewek tomboy itu lagi.

"Iya. Yang penting Christal senang. Cepat! Cepat! Nanti keburu sore," ucap cewek berambut pendek dan ikal itu.

Ternyata mereka mau menjenguk Christal sore ini. Gue harus cepat pergi, sebelum mereka datang. Mereka melangkah keluar dari kelas. Dengan sigap, gue beranjak dari tempat berdiri gue sekarang.

Gue berlari ketempat parkiran dan keluar dari perkarangan sekolah dengan kecepatan diatas rata-rata menuju Rumah Sakit.

*

"Sus, ruang Christal Faith dimana ya?" Tanya gue kepada salah satu Suster yang bekerja dibagian depan.

"Christal Faith. Dilantai tiga ruang Melati," jawab Suster itu.

"Terima kasih, Sus." Ucap gue dan beranjak dari sana menuju lift.

Jujur, gue sangat gugup sekarang. Gue yang notabene-nya gak dekat sama Christal, gak teman sekelas Christal, dan mungkin Christal gak kenal gue, tiba-tiba datang menjenguknya.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang