"Chris, kamu tidur?" Tanya Cherly saat masuk ke kamar Christal.
"Enggak, Ma. Cuma mejamin mata, kenapa?" Tanya Christal balik.
"Ada Ray di bawah. Samperin gih," pinta Cherly.
Christal bangkit dari tidurnya. "Kapan dia datang, Ma?"
"Baru sebentar. Nih, dia bilang kamu gak sengaja ninggalin kotak ini." Kata Cherly dan meletakkan kotak itu di atas meja belajar Christal.
Christal menjadi bingung. Sejak kapan dia meninggalkan sesuatu?
"Cuci muka sana! Wajah kamu banyak ileran," kata Cherly.
"Ih, Mama. Christal gak ileran lagi," ngambek Christal.
"Haha. Ya udah, cepat turun ke bawah! Temanin calon suami kamu," goda Cherly.
"Mama!" Teriak Christal karena malu dan wajahnya pun nge-blush.
Christal segera turun dari kasurnya menuju kamar mandi untuk mencuci wajah. Setelah itu, ia keluar dari kamar. Tetapi, ia ingat kotak yang diberikan oleh mamanya tadi.
Apa isinya?, batin Christal.
Christal membuka kotak itu. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui isi kotak tersebut. Christal menutup kembali kotak itu dan segera keluar kamar menuju lantai satu untuk menemui Ray dan meminta penjelasan.
Ray duduk santai ditempatnya sekarang. Mendengar suara langkah kaki dari tangga membuat Ray mengalihkan pandangannya ke arah sana. Melihat Christal berlari dengan wajah yang menurutnya lucu membuatnya tersenyum kecil.
"Ray! Apaan maksud lo ngasih gue cincin?!" Tanya Christal berbisik agar Cherly tidak mengetahuinya.
Ray tersenyum. Sudah pasti menurutnya Christal membuka isi kotak itu. Ray menyampingkan tubuhnya sedikit agar bisa berhadapan dengan Christal. Tangan Ray menyisir rambut Christal yang panjang itu membuat Christal membeku ditempat.
"Lo gak ngerti maksud gue ngasih itu?" Tanya Ray penasaran.
Christal diam, ia mencari jawabannya. Setelah beberapa detik, baru ia mengangguk.
"Udah lo lihat, kan, isi dalamnya?" Tanya Ray lagi.
Christal memandang manik mata Ray yang terlihat serius. Ia mengangguk.
"Apa isinya?" Ray sepertinya bertele-tele.
"Cincin."
Ray mengubah lagi posisi duduknya menjadi lebih kesamping, tepat didepan Christal. Ray menyentuh kedua pipi Christal dengan kedua tangannya, ia perhatikan baik-baik wajah gadisnya itu.
"Gue cinta sama lo. Gue sayang sama lo. Kalo gue minta lo selamanya disisi gue, apa lo mau? Apa lo mau mengisi hari gue yang sepi ini?" Ucap Ray.
Christal menurunkan tangan Ray dan ia membenarkan posisi duduknya karena tidak nyaman.
"Ehm," Christal berdeham untuk menormalkan suaranya.
Saat ia ingin bicara, ia melihat ke arah Ray yang tampaknya sangat serius tentang ini. Christal sepertinya juga harus serius menanggapinya.
"Kalo suatu hari gue berpaling dari lo, apa yang akan terjadi?" Tanya Christal setelah sekian lama berdiam diri mencari ide.
"Lo gak mungkin berpaling dari gue," ucap Ray dengan nada datar.
Christal refleks memandang Ray yang juga memandangnya. Christal menjadi merinding, biasanya Ray tak pernah seperti itu kepadanya.
"Kenapa lo berpikir seperti itu? Ya, mana tau, kan. Lagian masa depan itu bukan kita yang nentuin dan yang pasti, perasaan juga bakalan berubah seiring berjalannya waktu. Dan juga...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
Teen FictionChristal Faith. Seorang gadis remaja yang jatuh cinta pada pacar pertamanya. Tetapi diputuskan karena ada sesuatu hal. Ia berusaha untuk melupakan (mantan) pacarnya itu, tetapi tidak bisa. Bagaimanakah kehidupan sehari-harinya? Apakah ada orang lain...