Move On - 9. The Library

1.6K 71 4
                                    

Christal mengawali paginya dengan mata yang sembab. Terlihat dari wajahnya kalau ia habis menangis semalam.

Dengan langkah yang sangat malas, Christal memain-mainkan pensilnya ke perpustakaan sekolahnya untuk mencari sesuatu yang menarik untuk dibaca.

Christal membuka pintu perpustakaan dengan pelan. Ia mendorong pintu yang sangat besar dan berat itu dengan susah payah. Setelah dibuka, ia memunculkan kepalanya disela-sela pintu terbuka itu. Dilihatnya sekeliling, terlihat sangat sepi tetapi tenang. Ia pun melangkahkan kakinya masuk kedalam perpustakaan itu.

"Sepi banget. Gak ada orang ya?" Gumamnya yang terus melangkah kesetiap sisinya.

Banyak buku tersusun rapi dirak buku yang sangat tinggi. Ia melihat kiri dan kanan sambil membaca judul-judul buku. Tidak terdapat buku yang sangat menarik. Ia pun terus melangkah sampai ke ujung jalur itu.

"Aw!" Teriaknya.

"Sstt," bisikan pengurus perpustakaan itu menyuruh orang diam.

"Lo enggak apa-apa?" Tanya seseorang.

Orang itu membantu Christal bangkit dari tempat jatuhnya.

"Ih, lo kalo mau baca jangan disini dong!" Bentak Christal dengan suara pelan.

"Maaf. Gue gak tau kalo ada yang mau dateng ke perpus ini," ucapnya.

"Yaelah elu. Kalo gak ada yang datang, jangan duduk disitu juga. Entar kalo setan yang lewat, gimana? Apes deh lo," ujar Christal.

Ia hanya tertawa pelan mendengar ucapan dari Christal. Christal pun bingung.

"Apa sih yang lucu?" Batinnya.

Christal pun cemberut. Ia memanyunkan bibirnya seperti mulut bebek.

"Hahaha," tawa orang itu tak dapat terbendung lagi.

"Sstt, diam!" Perintah pengurus perpustakaan itu lagi.

Ia pun berhenti tertawa, tapi itu masih ia coba. Karena ia tidak bisa menahan tawanya untuk sekarang.

"Udahan tawanya. Gak lucu deh," ketus Christal yang masih berdiri disana.

"Iya. Iya. Nih gue tahan," balasnya menutup mulut.

Christal memperhatikan cowok ini dari atas sampai kebawah. Dan ia tidak lupa pula melihat wajahnya secara detail.

"Kayaknya gue gak pernah deh ketemu lo," ujar Christal.

"Lo anak baru ya?" Tanyanya.

Cowok itu mengangguk. Ia melanjuti pekerjaannya dengan membaca buku yang sedari tadi dia baca.

"Kelas berapa lo?" Tanya Christal.

"Kelas sebelas," jawabnya.

Christal hanya ber-"oh" ria. Cowok itu sangat tampan, tinggi, dan tentu bidang datarnya sempurna. Tetapi, Christal tak berpikir sampai kesana. Ia hanya ingin mengenalnya diluar saja.

"Nama lo siapa, bang?" Tanya Christal memecahkan keheningan diantara mereka.

"Gak usah panggil abang, panggil nama aja." Ujarnya.

"Gimana gue mau manggil nama lo? Lo aja gak ngasih tau nama lo sendiri," ucap Christal.

"Leo."

"Ha?"

"Leo Carlos."

"Ha?"

Cowok itu merasa kesal. Ia menutup buku bacaannya tadi. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Christal. Christal yang merasakan itu diam seperti patung, badannya kaku gak bisa digerakkan. Semakin lama semakin dekat wajah mereka.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang