Christal menatap Ray lekat, tepat di manik matanya. Ia mencari titik kebohongan yang mungkin disimpan oleh Ray. Tapi, titik itu tidak terlihat.
Apa gue harus mempertahankan lo walau hati gue masih sama Harris? Kenapa disaat begini aku memikirkannya? Jangan berpikir itu. Disini ada Ray, Christal!
"Gu-gue akan berusaha membuat lo menjadi seseorang yang spesial dihati gue setelah Papa dan Mama," kata Christal serius.
Gue akan terus berusaha menjadi pacar yang baik buat lo, melalui semuanya bersama lo, pikir Ray dalam hati seakan membalas ucapan Christal barusan.
"Lo mau, kan?" Tanya Christal.
Ray langsung mengangguk. Christal terlihat senang. Senyumannya membuat Ray merasa tenang.
"Mau ice cream?" Tawar Ray yang langsung diangguk Christal.
Selama dalam perjalanan, mereka bergandengan tangan sambil tertawa. Entah apa yang membuat mereka tertawa bersama. Jika dilihat, mereka benar-benar pasangan romantis ala anak SMA.
Setiba di tujuan, mereka langsung memilih salah satu ice cream yang berada dalam box berisikan ice cream yang kemasannya tertutup salju ice box itu. Setelah mengambil dua, mereka membayarnya dan segera ke luar.
"Duduk bentar, yok!" Ajak Christal yang disetujui Ray.
Mereka duduk saling berhadapan di meja bundar yang sudah tersedia didepan toko itu. Christal sibuk dengan ice cream chocolate-nya, sedangkan Ray juga memakan ice creamnya sambil melihat ke arah Christal.
"Makannya yang benar, jangan kayak anak kecil." Kata Ray sambil membersihkan ice cream yang berlemotan di sekitar mulutnya.
"Biarin aja."
"Ray mau disuapin?" Tanya Christal menyodorkan tangannya yang mengenggam ice cream ke arah Ray.
Ray menggigit sebagian besar ice cream Christal membuat Christal ngambek.
"Ya Ray, jangan kebanyakan makannya. Inikan dari lo, percuma dong lo beli." Rengeknya.
Ray tertawa kecil, "Enggak apa-apa. Gue bisa beli semuanya untuk lo."
"Semuanya?!" Tanya Christal dengan mata berbinar-binar.
Ray mengangguk tersenyum.
"Enggak mau ah, nanti gue gendut gara-gara lo," kata Christal.
Ray menyubit pipi Christal karena Christal mengatakan itu dengan wajah yang sangat imut.
"Sakit Ray! Sakit!" Teriak Christal mencoba melepaskan cubitan Ray.
Alhasil wajah Christal merah dan ia mengelusnya agar sakit di pipinya itu mereda. Ray tidak peduli dengan rasa sakit yang dirasa Christal, karena menurutnya itu sebuah hukuman karena ia imut. Jadi siapa yang salah?
Cuaca yang awalnya cerah berubah menjadi mendung. Awan yang cerah menghilang dan timbullah awan gelap yang membawa beban yang berisikan sekumpulan air yang menghiasi langit.
"Chris, kita harus cepat pulang. Kalo gak keburu hujan," saran Ray.
Segera Christal berdiri dan menarik tangan Ray berlari dari toko itu. Beberapa toko sudah ramai dengan orang yang berteduh. Air hujan seakan tak memberikan mereka waktu untuk berlari sampai ke tujuan. Dan akhirnya mereka berdua basah kuyup.
Ray menarik tangan Christal ke tepi toko yang tidak ramai orang. Melihat Christal basah membuat Ray khawatir. Ray membongkar isi tasnya untuk mengambil jaket yang kebetulan dibawanya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
Teen FictionChristal Faith. Seorang gadis remaja yang jatuh cinta pada pacar pertamanya. Tetapi diputuskan karena ada sesuatu hal. Ia berusaha untuk melupakan (mantan) pacarnya itu, tetapi tidak bisa. Bagaimanakah kehidupan sehari-harinya? Apakah ada orang lain...