Move On - 15. Something

1.3K 60 10
                                    

"Gue cabut dulu ya. Bilang sama Christal, jangan lama-lama tidurnya." Pamit Jacob yang masih memfokuskan pandangannya kearah Christal.

"Ya, nanti gue sampain." Ucap Abel.

"Ok. Thanks," ucapnya dan berlalu pergi.

"Yuk masuk!" Ajak Abel.

Vanie pun masuk dan membuka pintu ruangan itu sedikit lebar. Setelah itu, ia meletakkan buahan tadi dimeja sebelah Christal. Ia duduk disamping Christal dan mengelus rambutnya pelan.

"Kapan lo buka mata?"

"Kapan lo bisa ketawa lagi bareng kita?"

"Van," tegur Abel.

"Christal jahat sama kita, Bel!" Ucapnya dengan nada kesal.

"Dia gak mau bangun dari tidurnya. Dia gak mau kembali ke kita lagi! Dia gak sayang sama kita lagi, Bel!" Teriak Vanie.

"Christal gak pernah gitu, Van." Ucap Abel menenangkan Vanie.

"Kalau enggak, ngapain dia bikin kita sakit? Kenapa dia harus bikin kita khawatir kayak gini? Kenapa, Bel? Kenapa?!" Tanya Vanie dengan suara yang lebih tinggi.

"Dia cuma butuh waktu buat sendiri disana, Van. Dia gak bakalan ninggalin kita disini kalau dia sayang kita," ucap Abel.

Padahal ia tahu kalau Christal gak bakalan sadar dalam waktu dekat. Ia menahan semua kesakitannya sendiri, mencoba untuk tidak menunjukkan kesedihannya pada siapa pun.

"Lo tenang aja, Van. Waktu akan menjawab semua. Gue yakin Christal bakalan sadar," ucap Abel memeluk Vanie.

Vanie sudah menangis dipelukan Abel. Ia tak bisa menahan semuanya. Ia tidak terima kenyataan dari Christal yang tak kunjung bangun dari tidurnya.

*

"Lo dari mana aja?" Tanya seorang cowok yang sedang duduk disofa ruang tamu yang tubuhnya masih terbalut seragam sekolahnya.

"Dari Rumah Sakit. Kenapa?" Tanya cowok itu kembali.

"Ngapain lo ke Rumah Sakit dengan pakaian formal gitu? Gak lucu kali," ucapnya mengejek cowok yang memakai baju jas kantornya.

"Gue baru pulang dari Kantor dan mampir bentar buat lihat orang yang gue tabrak kemarin di Rumah Sakit," jelasnya.

"Pintar juga lo bertanggung jawab," ucap cowok itu meledeknya.

Ia tahu apa yang diucapkannya itu tidak pantas untuk diucapkan. Tetapi, karena masa lalu yang kelam membuat mereka tidak begitu akur dan selalu membuat sebuah masalah diantara mereka.

"Gue harus bertanggung jawab karena gue yang melakukannya," ucapnya dan berlenggang pergi menuju kamarnya.

Cowok itu tersenyum smirk. Dan ikut melangkah ke kamarnya.

"Emang apa yang lo lakukan kepada orang itu sampai dia masuk rumah sakit?" Tanya cowok itu diambang pintu.

Jacob terlihat seperti menghela napasnya, karena ia tidak ingin mengingat hal itu lagi. Ia membuat nyawa gadis itu hampir melayang.

"Gue gak sengaja nabrak dia," jawabnya lesu.

"Emang siapa dia? Cowok atau cewek?" Tanya cowok itu kembali.

"Dia cewek. Kalau gak salah gue, dia satu sekolah sama lo. Dari seragam yang lo pake itu, dia juga make seragam itu saat gue nabrak dia." Jelas Jacob yang membuat rahang Ray mengeras.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang